Terik matahari siang menyorot bumi. Rey yang masih berada didalam ruangannya nampak berpikir-pikir. Dengan terus saja ia memutar-mutar kursi kebanggaannya itu, dan akhirnya...
Brakk...
Suara gebrakan meja itu terdengar sembari Rey terlonjak berdiri.
"Aku kan mau milih baju pengantin sama Ara! Astagfirulah Rey, sampek lupa!"
Rey bergegas merapikan barang-barangnya. Setelah acara cemburunya tadi, ia langsung berpamit pergi. Hingga lupa tujuan awalnya.
"Mau kemana ente?" suara itu mengintruksi Rey untuk menoleh, dan ia mendapati Ali. Rey hanya bergumam saja, Ali duduk dihadapan Rey.
Rey berdecak, "ane mau pergi, Li! Sono ah ente keluar! Atau mau jagain ruangan ane nih?"
Ali hanya menggeleng tak mau. Ia tetap belum beranjak, ia malahan menaik'kan alisnya, Rey yang hendak meninggalkan sahabatnya itu tiba-tiba dihentikan.
"Besok ente jadi nikah sama Ara?"
Rey berbalik, sejenak lalu ia mengangguk, "tentu! Ane permisi asalamualaikum?"
"Wa'alaikumsalam, tunggu Rey!"
Baru saja Rey keluar dari ruangan, Ali mengejarnya dan menahannya lagi. Rey hanya bergumam tanda bertanya 'apa?'.
"Kenapa cepet banget?"
"Ane buru-buru,Li!" Ali mengernyit heran, apa maksud Rey buru-buru. Apakah ia menikah besok karna buru-buru.
Ali berdecak, "Rey, menikahlah karna Allah! Jangan karna buru-buru!"
Kini giliran Rey yang dibuat bingung, "lah memang,"
"Lha terus?"
Rey berdecak, "saya kira ente nanya kenapa saya jalannya cepet banget," jawab Rey dengan menyengir.
"Nikahnya!"
Rey hanya tersenyum sebagai jawaban. Mungkin hanya dia dan Allah yang tahu alasan menikahi Ara secepat itu.
***
"Ara, kita ke cafe sebrang sono yuk?"
Ara mengangguk saja. Setelah dari kampus tadi bersama Rey, mereka memutuskan untuk ke cafe.
Disana pastinya Felly akan menghabiskan banyak es cendol. Sebegitu menggemarinya ia.
"Mas, es cendolnya tiga,"
Felly berucap dan si pelayan menulis pesanan Felly, Felly melirik kearah Ara yang menopang dagu sejenak. "Lo nggak nambah pesenan, Ra?"
"Aku kan belom juga pesen, masak udah nambah aja sih,"
Felly berdesis, "lah itu tadi gue pesenin satu buat lo!"
Ara hanya terkekeh saja, lalu ia membuka buku menu sejenak, "Em...mas saya sama nasi gorengnya dua ya,"
Si pelayan hanya mengangguk lalu pergi. Felly menatap Ara. "Dua-duanya buat lo?"
Ara mengangguk. Ia begitu mencintai nasi goreng. Seketika Felly terkekeh sejenak, "Kasian Dokter Rey, nanti pasti kalo udah nikah sama lo makannya nasi goreng mulu, saking sukanya lo sama nasi goreng,"
Ara tak menggubris, bola matanya ia lempar kesembarang arah. Dan ia menemukan Andi di belakang meja Felly.
Andi sedari tadi melihat kearahnya, entah mengapa Ara gugup dibuatnya. Tetapi suara seorang pelayan membuatnya menoleh, pesenannya sudah datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku Ya Kamu[Selesai]
Teen Fiction[SELESAI] "Aku mencintaimu karna Allah. Maka, biarlah hanya Allah saja yang akan memisahkan kita kelak. Dan, aku berharap Allah mempertemukan kita kembali di Jannah-Nya". --Jodohku Ya Kamu--- (SPIRITUAL-ROMANCE) *** HARAP TINGGALKAN JEJAK B...