Semilir angin berhembus lembut, menerbangkan dedaunan yang berjatuhan di tanah beraspal. Di sebuah sekolah ternama di Kota Bandung, terlihat seorang gadis cantik dengan pakaian khas seragam anak sekolah.
Blazer hitam dan rok kotak-kotak sebatas dengkul sangat pas ditubuh rampingnya. Ia berjalan memasuki gedung sekolah dengan langkah terayun cepat, membuat rambutnya yang panjang berkibar tertiup angin. Memperlihatkan telinga yang terpasang anting berbentuk bunga matahari.
Sapa demi sapaan dari teman sekelasnya ia balas dengan senyuman manis andalan. Hingga sebuah bola sepak bercorak putih dan hitam datang entah dari mana bergerak cepat kearah dirinya dan membuat gadis itu mengaduh hampir terjatuh.
"Aduh!"
"Maaf, Maaf kami tidak sengaja"
Gadis itu terdiam sesaat sambil memandang bola yang menggelinding di bawah kakinya.
"Bisa tolong lemparkan bolanya kesini!!"
Sambil mendengus dalam hati, ia memungut bola yang tadi (dengan tidak berperasaan) mengenai belakang tubuhnya lumayan kencang. Gadis itu segera membalikkan tubuhnya ke samping, tepat kearah lapangan sepak bola yang terbuka.
"Kemarikan bolanya!!"
Matanya menatap tajam dua orang remaja berpakaian olahraga berwarna putih dengan garis biru tua di kedua sisi lengannya yang sedang berteriak kencang kepadanya.
"Hei! Apa yang kamu tunggu!? Cepat lempar kemari!"
Lagi, salah satu dari mereka berteriak, sangat berbanding terbalik dengan teman satunya yang hanya memandang gadis itu datar.
"Okey!"
Ia tersenyum sangat manis, tetapi jika di perhatikan baik-baik senyuman itu terlihat tidak sampai pada matanya. Lalu dengan kekuatan yang melebihi seharusnya, gadis itu melempar bola dengan kekuatan penuh. Membuat kedua pemuda dan seseorang yang sejak tadi memperhatikan gadis itu dari lapangan terpengarah memperhatikan kemana arah bola yang dilempar oleh gadis itu.
Hingga bola itu melayang tinggi tetapi bukan kearah dua orang remaja yang menunggu, melainkan kearah pohon tinggi yang berada tepat di pinggir lapangan.
"YA! APA YANG KAMU LAKUKAN!?" salah satu remaja yang menyaksikan itu langsung berteriak kesal saat bola milik mereka tersangkut diantara batang pohon.
Tetapi teriakan itu tidak membuat sang gadis marah ia justru kembali tersenyum manis. Senyuman yang sengaja ia tunjukan untuk seorang pemuda yang sejak tadi memperhatikan dirinya dari pinggir lapangan. Dengan santai gadis itu berbalik dan kembali melangkahkan kakinya menjauh saat pemuda itu membalas senyumannya dengan tatapan tajam.
"YA!!"
Gadis itu bersenandung riang. Sama sekali tidak menghiraukan teriakan-teriakan kesal dari arah lapangan.
"Hei, kembali kesini!!"
"Sudah, sudah, hentikan biar bapak yang ambilkan bolanya"
"Tapi pak Hildan! Anak itu sudah membuat bola kita tersangkut di pohon"
"Tidak apa-apa, ini bolanya. Sudah kembali lanjutkan latihan kalian"
"Terima kasih pak"
Bibir gadis itu mendadak tertawa, saat ia mendengar suara Pak Hildan guru olahraga yang sejak tadi memperhatikan dirinya.
"Pak guru? Lucu sekali" gumam gadis itu pelan sambil terkikik geli.
"Anindira, tidak baik bersikap seperti itu kepada teman-temanmu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Delta7 Team
ActionBiro Investigasi Tim-A atau BIT-A adalah sebuah badan mata- mata swasta yang bertugas mencari informasi. Beberapa kasus pembunuhan terakhir yang mereka tangani, di duga berkaitan erat dengan kematian anggota tim Delta7. Tim terbaik dimana Jiang Q...