Chapter 51

440 23 8
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya..

Bacanya pelan-pelan

~•~

"Pak cepetan nyetirnya!!" teriak Putri sambil menggoncangkan jok depan.

"Iya non iya, dikit lagi sampe," jawab bapak satpam lalu sedetik kemudian menambah kecepatan mobilnya.

Putri menatap wajah Angga yang sudah berantakan dengan darah. Gadis itu menutup lubang darah dengan lengan hoodie miliknya yang kebesaran.

Air matanya terus menetes. Dia memeluk kepala Angga erat-erat. "Gue mohon jangan pergi," lirihnya terisak sambil terus menutup aliran darah yang berusaha menerobos keluar.

Tak lama mobil akhirnya masuk ke halaman depan rumah sakit dengan kecepatan agak tinggi. Mobil itu mengerem mendadak tepat di depan jalur gawat darurat. Orang-orang dan para suster yang berlalu lalang langsung menoleh ke arah mobil itu yang terparkir sembarangan.

Putri sontak langsung membuka jendela mobil dan berteriak, "Suster!! Darurat sus!! Cepetan tolongin Angga!!" panggil gadis itu dengan penuh tenaga.

Beberapa suster yang melihat pipi Putri yang terpeper darah, langsung melotot, dan berlari ke arah ranjang gawat darurat yang memang biasa disiapkan di luar pintu.

Kedua satpam langsung buru-buru membuka pintu mobil dan beralih ke jok belakang untuk menggotong Angga yang telah bersimbah darah, kontras dengan bajunya.

Bertepatan dengan beberapa suster yang menghampiri mobil mereka, kedua satpam telah berhasil membopoh Angga. Tak banyak bicara, Angga langsung direbahkan di atas ranjang UGD lalu beberapa suster langsung membawanya masuk dengan terburu-buru.

Putri menutup mulutnya takut, dia pun akhirnya berlari mengikuti suster membawa Angga pergi. Kedua satpam pun mengikuti gadis itu, sambil sesekali menyuruh orang-orang yang menghalangi mereka untuk minggir.

Ketika menuju koridor triase merah, beberapa orang-orang menatap mereka terkejut saat melihat banyak darah. Ada beberapa yang merasa ketakutan.

"Dokter!! Bantuin Angga!!" teriak Putri sambil menangis tersedu-sedu.

Dokter jaga IGD yang melihat pasien daruratnya langsung berlari menghampiri dengan cepat menerobos orang-orang yang mulai menutup jalan.

"Semuanya minggir!! Jangan liatin Angga!!" pekik gadis itu kesal karena jalannya mulai terhalang.

"Dokter! Ada pasien yang tertembak," tutur suster.

"Iya ayo cepet masuk ke ruangan UGD!! Jangan banyak omong, ayo cepet!!" pekik dokter itu lalu membantu para suster mendorong ranjang agar lebih cepat.

Beberapa detik kemudian mereka telah sampai di depan ruang UGD, para suster dan dokter masuk ke sana bersama Angga. Putri ingin mengikuti mereka tetapi langsung dihalangi pintu yang langsung tertutup. Gadis itu mengusap kepalanya ke belakang dengan frustasi lalu mundur dengan wajah yang kacau.

Putri berjalan gontai menuju kursi tunggu yang tak jauh dari sana, dia membanting dirinya lalu duduk dan mulai menangis.

Kedua satpam menatapnya kasihan, mereka menghampiri gadis itu dan menyodorkan kunci mobil Angga ke arahnya. "Udah non, jangan nangis, mas Angga-nya kan lagi ditangani dokter," katanya berusaha menenangkan.

MATSA [ Tamat ] 𝗿𝗲𝗸𝗼𝗺𝗲𝗻𝗱𝗮𝘀𝗶Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang