Part 30 (TAMAT)

11.8K 765 33
                                    

"Well, kalau hal itu, maaf, Brendon. Tapi aku belum siap. Kita gak mengenal, semengenal itu ... dan lagi ...." Wajah Brendon menyedih mendengarnya. "Bukan, aku bukan menolak, Brendon. Cuman ...."

"Kita bisa saling mengenal pas menikah, Intan ...." Brendon tetap bersikeras.

Intan menggeleng. "Kamu sadar, gak, sih, cincinnya kekecilan?" Brendon langsung kaget, ia mengambil cincin itu dan kemudian mengangkat jari Intan

Tak muat ....

"Padahal aku udah bilang buat kecilin ...."

"Kita gak bakal bisa menikah kalau begitu."

"Aku pesen cincin baru, oke?"

Intan menggeleng. "Enggak, aku tetap mau cincin yang ini." Brendon mengerutkan kening bingung. "Dan sebagai gantinya ... kita yang harus berubah buat cincin ini bisa masuk ke jari. Kalau kamu paham ...."

"Olahraga?!"

Intan mengangguk.

"Tapi aku menerima kita apa adanya ...."

"Ini bukan soal apa adanya atau apa, tapi obesitas bisa jadi hal buruk. Oke? Seenggaknya ideal berisi juga gak masalah." Intan tersenyum semringah. "Ini aku gemuk juga gak sengaja, stres mikirin keadaan, tapi pas makan ternyata sembuh stresnya, walau sebentar makanya makan terus. Tapi setelah ini ... stresnya kurasa ilang, dan aku gak perlu makan buat ngobatinnya. Aku rasa kamu juga begitu, yakan Brendon?"

Brendon terdiam ... ternganga.

"AYO MULAI LARI KELILING!"

Dan siapa sangka, dengan lincahnya Intan menarik tangan Brendon menuju keluar rumah, berlari bersama dengan gabutnya di jalanan berdua.

Brendon awalnya kaget, namun melihat wajah bahagia Intan ... ia tersenyum juga.

Yah ...ia yakin gadis itu jodohnya.

Walau berat sekali perjuangannya mendapatnya ....

Well, itu lebih baik. Jodoh boleh berat, badanmu pun boleh berat ... tetapi jangan sampai kelebihan, ya!

Karena sesuatu yang berlebihan itu tak baik.

THE END

JODOH, TUH, BERAT! [Brendon Series - D]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang