>>>Prince<<<
Jam sekolah pun telah habis. Aku menyusun buku-bukuku yang ada di atas meja dan memasukkannya kembali ke dalam loker di bagian paling belakang kelas.
"Gue duluan ya" kata Gina sambil berjalan ke luar.
Di saat kelas sudah sepi aku melihat Ellen duduk di kursinya. Lalu, ia mendatangiku, "Jadi gak?" tanya Ellen sambil menaikkan kedua alisnya.
"Ayo" ajakku singkat. Aku dan Ellen berjalan beriringan menuju parkiran. Ellen hanya menunduk pada saat itu. Saat di dalam mobil kami pun merasa canggung satu sama lain. Kulirik Ellen hanya terdiam. Aku memutar lagu agar tidak terlalu canggung lagi. Ellen pun bernyanyi dengan pelan lagu yang kuputar itu.
"Lo suka Mr. Big?" tanyaku kepada Ellen yang sedang bersenandung. Dia mengangguk.
"Coba tebak lagu ini" kataku sambil mengganti lagu selanjutnya.
"Wild world kan?" tebak Ellen. Aku mengangguk membalas tebakannya.
"Itu sih agak overplayed menurut gue" kata Ellen.
"Oh coba tebak lagu ini apa" kata Ellen sambil menyanyikan sebuah potongan lagu.
"Just take my heart?" tebakku. "Benar" ucap Ellen antusias.
"Lo suka lagu lama juga ya" ujarku kepada Ellen. "Iya, liriknya bagus-bagus" kata Ellen. Lagu yang terputar menemani segala kecanggungan di dalam mobil dan dengungan ac yang meniup sejuk tubuh kami. Ellen terus bersenandung pelan terhadap lagu yang kuputar. Pada saat di lampu merah, lagu Gun n Roses yang berjudul Paradise City terputar. Ellen tampaknya ikut bersenandung bersamaan dengan lagu Paradise City itu.
"Lo suka Gun n Roses ya?" tanya Ellen. Aku dengan refleks mengangguk. Yang aku sadari, aku berbohong pada saat itu. Aku tidak menyukai Gun n Roses. "Lo agak berjiwa rocker juga ya" ucap Ellen sambil tersenyum.
"Lo suka Gun n Roses juga?" tanyaku balik kepada Ellen.
"Hmmm, Gimana ya? Gue gak suka vibes lagunya" jawab Ellen.
"Lah gimana tu?" tanyaku lagi.
"Gue suka vibes lagu yang nostalgic ke hidup kita. Pokoknya yang liriknya kaya tulus gitu" jawab Ellen.
"Coba kasih contoh lagunya" mintaku kepada Ellen. Dia melamun memikirkan suatu lagu yang kuminta. "It might be you by Stephen Bishop" kata Ellen. Aku mengetik lagu itu di Youtube, lalu kusambungkan kabel USB Hp ku ke speaker mobil. Kuputar lagu itu dan kulirik Ellen bersenandung sepanjang perjalanan.
"Oh iya, scrunchie gue udah ketemu belum?" tanya Ellen.
Aku terdiam sejenak, lalu aku menggeleng "Lo obsessed banget ya sama scrunchie?" tanyaku kepada Ellen.
"Hmmmm, dibilang obsessed sih nggak tapi gue suka banget sama scrunchie. Gue cuma ada dua scrunchie, gara-gara hilang, jadi scrunchie gue tinggal satu. Scrunchie yang hilang itu, scrunchie gue yang paling bagus loh" ujar Ellen panjang. Aku hanya mengangguk mendengar ocehan Ellen yang cukup panjang itu.
But, what? Scrunchie yang hilang itu, scrunchie dia yang paling bagus? Gak salah? Warnanya norak banget dan katrok Ellen bilang bagus? Gak ngerti lagi gue sama jalan pikiran si Ellen.
Setelah beberapa saat, akhirnya kami sampai di Plaza Senayan dan kami masuk ke Kinokuniya untuk mencari buku yang akan kami resensi. Mungkin bagi pecinta buku, tempat ini adalah surga tetapi aku hampir tidak pernah ke toko buku kalau tidak membeli buku yang dipakai di sekolah. Ellen berjalan di belakangku sambil melihat-lihat susunan buku best seller.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Letter To Prince [Complete]
Roman d'amour(COMPLETED STORY) Warning : 16+ Cowok ganteng bisa sakit hati? Dear Prince I don't know how many times i write letters about you. I really miss every single thing about you now. Your perfect sharp nose, your perfect jawline that i forever adore. Kar...