.
.
.
.🎃
You should know that
I’m always on your side
Please remember
my answer is you
🎃
.
.
.
.🎃
Sudah satu minggu ini Doyoung mengurung dirinya di kamar. Taeyong yang mengetahui hal itupun merasa ikut khawatir, karena selama seminggu itu pula Doyoung menolak untuk makan.
Sudah berbagai cara Taeyong lakukan untuk membujuk tuan Kim, agar atasannya itu bertindak atas kondisi Doyoung yang menurutnya mulai memprihatinkan, Taeyong tidak bisa membiarkan Doyoung tersiksa seperti ini.
Hingga pada akhirnya tuan Kim membawa Sejeong untuk mengunjungi rumahnya. Berharap keadaan Doyoung akan lebih membaik setelah kedatangan Sejeong, tapi justru kedatangan Sejeong membuat keadaan Doyoung semakin memburuk. Doyoung bahkan mengumpat dan mengutuk dirinya bahwa dia tidak akan pernah melihat wanita itu lagi. Itu membuat Sejeong benar benar terluka dan hubungan kedua keluarga tersebut semakin memburuk.
Taeyong tidak tahan melihat kekacauan ini. Tuan Kim yang sudah kehabisan banyak akal pun benar benar diluar batas emosi. Tuan Kim tidak pernah mengira Doyoung akan bertindak seperti ini.
"Tuan, izinkan saya bertindak dan melakukan sesuatu"
Tuan Kim mengangguk dan mempercayakan semuanya kepada Taeyong, karena menurutnya Taeyong tidak akan pernah mengecewakannya.
🎃
Doyoung memandang kosong jendela kamarnya. Matanya sembab, tubuhnya terlihat begitu lemah, bibirnya sangat pucat.
Taeyong yang memperhatikannya dari kejauhan begitu terluka melihat keadaannya seperti itu. Itu bukan Doyoungnya, Kim Doyoung yang selalu tertawa terbahak bahak karena hal konyol kini benar benar sudah hilang.
Taeyong tidak bisa membiarkan kesayangannya menderita seperti itu. Dia bergegas pergi seolah ingin bertindak dan melakukan sesuatu. Atas berbagai pertimbangan, Taeyong benar benar akan bertindak sesuai dengan rencana yang sudah dia pikirkan.
🎃
Seorang maid mengetuk pelan pintu kamar Doyoung. Tanpa menunggu intruksi dari siapapun, maid itu memasuki kamar Doyoung dan menyimpan sebuah surat diatas nakas tepat disamping Doyoung yang kini masih menatap kosong jendela di kamarnya.
"Tuan, ada surat untuk anda"
Suara maid itu memancing atensi Doyoung untuk mengalihkan pandangannya pada nakas di sampingnya. Pandangan lirih itu perlahan tersenyum ketika iris hazelnya menangkap sebuah nama yang tertulis dalam kertas di sampingnya.
"Hyung, aku merindukanmu..
temui aku malam ini,
aku akan menunggumu...
-Jung Jaehyun"
Senyumannya semakin mengembang ketika dia selesai membaca surat itu. Seolah ia kembali mendapatkan energi. Tubuhnya kini bergerak dan bergegas mempersiapkan dirinya. Seolah tidak sabar untuk menemui orang yang sudah lama memenuhi pikirannya.