7. Slave and Master

454 58 5
                                    

"Tunggu sebentar apa maksudmu? bukankah sudah kubilang kalau taruhannya batal?" Lein ingin tertawa saat melihat wajah Sachi yang memerah seperti tomat.

"Tidak boleh, ras Abyssal sepertiku pasti akan selalu menepati sumpahnya dan jika aku melanggar...." Tiba-tiba tubuh Sachi bergetar, ia terlihat sangat ketakutan.

Lein langsung mengerti, sepertinya ada konsekuensi serius jika Sachi melanggar sumpahnya.

"Baru kali ini aku mendengar tentang ras Abyssal, tapi apa tidak ada cara lain?"

Lein ingin segera menolak, apa yang akan dikatakan orang lain jika ia membawa gadis kecil sebagai budak?

"Tidak.. lebih baik kita segera membuat kontrak..."

Sachi melepas sarung tangannya lalu menepuk tangannya tiga kali seolah sedang berdoa.

Lalu tidak lama kemudian lingkaran sihir berwarna merah darah mulai terbentuk diatas kepalanya.

'Sial, apa dia benar-benar serius?' Lein merinding, ini pertama kalinya ia melihat sihir tingkat tinggi.

"Lein, cepat berikan tanganmu."

"......"

'Sialan, setelah kontrak terbentuk aku pasti akan langsung membatalkannya.'

Karena sudah seperti ini, Lein terpaksa menuruti kemauan Sachi. Dengan perlahan ia mengulurkan tangan kanannya.

"Mulai hari ini, aku Sachi Sachika bersumpah untuk selalu menuruti perintah Lein dan akan mengikutinya seumur hidupku."

Sachi menggigit tangan Lein lalu meminum darahnya, lingkaran sihir baru juga mulai terbentuk di atas telapak tangan Lein.

Hingga beberapa saat kemudian wajah Lein terlihat kesakitan, ia bisa merasakan darahnya sedang dihisap habis oleh Sachi.

"Selesai." Sachi melepaskan gigitannya lalu mengelap bibir dan tangan Lein yang basah.

"Sachi... Kau menghisap habis energiku..." Lein terbaring lemah di lantai, energinya benar-benar habis.

"Perfect heal!" Sachi segera menyembuhkannya.

"Sial.. skill itu lagi, tapi baguslah mari kita batalkan kontraknya."

"Jangan, jika kau membatalkan kontraknya maka aku akan mati!" Sachi menutup mulut Lein.

"Apa kau serius?" Mata Lein melebar, ia tidak menyangka konsekuensinya akan menjadi lebih buruk dari yang ia duga.

"Mulai hari ini dan seterusnya aku akan selalu menjadi budakmu, Master." Sachi membungkuk dan senyuman tipis terbentuk di wajahnya.

Setelah memikirkannya matang-matang, menurut Sachi taruhan ini tidak terlalu buruk.

"Shihihihi, sekarang pak tua itu tidak akan mengoceh lagi padaku, bukankah aku sangat jenius?" Sachi memuji dirinya sendiri tanpa sepengetahuan Lein.

"Kalau begitu Sachi, sekarang apa yang akan kita lakukan?"

"Master, hari ini mari kita berkeliling kota!" Sachi berseru, sudah belasan tahun sejak terakhir kali ia meninggalkan menara.

"Umm, baiklah.. mari kita pergi."

Karena saat ini Lein juga tidak memiliki tujuan, lebih baik ia pergi bersama Sachi. Setelah bersiap, mereka berdua mulai berjalan menuju kota.

* * *

"Akhirnyaaaa!"


PlayGodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang