Happy reading ❤️
Enjoyyy
*
*5 bulan kemudian
"Huh ah huh ah"."Oo udah berani ngelangar perintah suami ya?".
Usia kandungan Zara yang tepat 5 bulan, akhir akhir ini Zara sangat mengidamkan rujak buah segar ditambah rujak itu harus pedas banget. Itu membuat Angga mewanti wanti Zara agar tidak terlalu berlebihan makan makanan pedas. Angga sangat tahu betul jika istrinya itu tidak bisa makan pedas sedikitpun. Dan kehamilan sekarang Zara sangat suka makanan pedas, jika makannya sedikit tak apa. Yang berlebihan itu berbahaya, Angga gak mau istrinya kenapa-napa karena makan pedas.
" Heheh pengen pap".
"Tapi kenapa sebanyak itu makannya Ra? Liat tu muka kamu udah merah karna kepedesan". Ucap Angga
"Iya aku tau, tapi mau gimana lagi pap, ini anak kamu yang pengen loh. Nanti kalo anak kita ileran kamu mau?". Sedikit meninggikan nada suaranya.
"Iya aku tau sayang tapi gak usah sebanyak itu makannya, kemarin kan kamu udah makan sepiring dan sekarang makan lagi. Kasian anak kita Ra". Ucap Angga masih sabar.
"Auk ah, kalo kamu gak mau aku makan kayak ginian mending kamu aja yang hamil gih". Zara ngambek meninggal kan Angga yang cengo.
"Eh sayang, sayang jangan ngambek gitu dong, bukan gitu maksud aku sayang". Ucap Angga Merayu Zara.
"Hiks...hiks a aku kayak gini kan juga gara gara kamu. Kalo gini kamu gak usah ambil jatah malem kamu aja. Biar aku aman". Ceplos Zara menangis.
"Sayang kok gitu, jangan dong". Menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Wah gak bisa di biarin nih. Gak tahan gue kalo gak nyentuh bini gue, apalagi sekarang lagi hamil. Lagi bohay bohaynya". Angga membatin.
"Zara sayangku, surgaku jangan marah ya. Gini aja deh sekarang kamu mau makan apa? Aku turutin sayang. Asal kamu gak makan pedes ya. Aku sayang sama kamu dan calon anak kita". Ucap Angga.
"Emm aku pengen makan mie ayam pentol ceker ya. Uuhh kayaknya enak banget". Ucap Zara nyengir.
"Ada yang lain gak mam, jangan yang itu ya. Yang manis manis aja. Itu kan pedes juga". Ucap Angga bernego.
"Yaudah gak usaha". Ucap Zara hendak beranjak pergi.
"Eitt iya sayang iya. Kita beli ya". Ucap Angga akhirnya mengalah.
"Yeayyy. Terimakasih suamiku, muach". Ucap Zara senang dan mencium Angga.
Angga yang dicium tak menyia-nyiakan kesempatan ia menahan tengkuk leher Zara dan memperdalam ciumannya. Dengan tangannya yang nakal Angga yang semula mengelus halus perut buncit Zara kini naik ke payudara Zara yang semakin membesar yang tak lain karna ulahnya juga.
"Emghh". Meremas bahu Angga mencoba melepaskan ciuman mereka.
Angga yang menyadari istrinya kehabisan oksigen segera melepas pagutan mereka. Angga menatap wajah Zara sayu, gairah nya gampang sekali naik saat ia mengetahui Zara hamil lagi. Mengelus bibir Zara yang bahas, tebal memerah dengan lembut.
"Aku kangen". Berbisik di telinga Zara sambil menghisapnya.
"Egh. Pap katanya mau beliin makanan". Ucap Zara menunduk, ia merasa tak enak dengan Angga yang menginginkan nya tapi ia sangat lapar sekarang ini.
"Hehe iya sayang maaf ya. Kamu sangat menggoda". Mencolek dagu Zara dan segera memesan makanan yang Zara inginkan di gofood.
"Besok anterin aku check up kandungan ya pap". Ucap Zara, Angga hanya mengangguk saja.
"Kamu jangan ke kantor dulu ya, aku pengen di temenin kamu soalnya". Ucap Zara manja.
"Iya sayang. Tapi entar tengok anak kita ya?". Mengedipkan matanya nakal.
"Iya iya". Gak ikhlas.
"Gak ikhlas banget sih mam. Gak jadi deh".
"Iya enggak. Ikhlas kok". Mengelus pipi Angga tersenyum.
Hampir setengah jam lamanya Zara dan Angga menunggu pesanannya. Tak lama yang datang bukan kurir makanan yang datang tapi kakak ipar Angga yang datang.
"Hallo adek gue yang bunting". Ucap Kyla.
"Ehh apaan Lo ngehina kerja keras suami gue?". Ucap Zara marah yang mengatainya bunting. Hasil kerja keras Angga itu.
"Aiss bisa aje Lo". Ucap Kyla sante tak membalas perkataan ngegas adiknya.
"Bawa anak orang juga sampe malam kayak gini". Ucap Zara lagi lalu mengambil Rey yang sedang sibuk dengan mainan baru dari aunty Kyla.
"Yaelah, gue gak bawa kemana-mana cuma ajak jalan di mall doang, gak gue apa apain kok". Cengir Kyla. Angga yang melihat hanya menggelengkan kepala.
Tokk..tokk
"Iya"."Ini makanannya pak".
"Ah ya. Terimakasih mas, ini uangnya".
"Iya sama mas".
"Beli apaan dah lo?".
"Kepo".
"Gue tanya Angga, bukan Lo".
"Biarin, wlek". Ucap Zara menjulurkan lidahnya.
"Makan kyl. Zara ngidam". Senyum Angga.
"Wahh apaan? Lo beli berapa?".
" Mie ayam pentol ceker. Beli dua".
"Gue mau dong. Gue laper, heheh".
"Iss ganggu aja Lo. Itu punya suami gue".
"Udah gak papa, udah di makan aja kyl".
"Yessh, terimakasih adek ipar".
"Kamu gak makan dong pap?". Ucap Zara
"Gak papa aku bisa makan yang lain". Tersenyum
"Ya udah makan sama aku aja ya. Kamu pasti laper. Gara gara dia nih". Ucap Zara sinis ke kakaknya.
"Yaudah deh sayang. Sini Rey sama papap dulu". Ucap Angga memangku Rey.
Angga hanya makan seadanya malam itu, sambil mengajak Reynand bermain Angga menerima suapan demi suapan dari tangan Zara.
"Kyl, Lo nginep disini?". Tanya Zara.
"Iya gue ngi....".
"PASSS BANGET. Nitip Rey ya? Gue mau sama Zara ena ena, udah lama adik gue gak ketemu lorongnya". Ucap Angga vulgar.
"ANGGAAA".
*
*
*
Hallo semua, Aku up lagi ceritanya, semoga suka ❤️Jangan lupa kasi bintang dan comment nya juga ya.
Follow aku juga
IG :@windadwi6
Twitter: windaddIlavyou ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT LOVE[SELESAI]
Fiksi RemajaDia lelakiku, belahan jiwaku, lelaki yang sangat aku cintai. Aku tak tahu bagaimana diriku tanpanya ~ Adhisty Zara Sundari Kusumawardhani. Dia wanitaku, separuh napasku, wanita yang sangat aku cintai. wanita yang selalu menjadi bahagiaku ~ Angga Ald...