29 - learn to be a big brother

541 59 13
                                    

ini masih flashback yaa.

***

tok tok

June dan Jinan yang sedang bersiap-siap untuk tidur pun saling melirik hingga akhirnya June bangun untuk membukakan pintu kamar mereka. "Kenapa Gon?"

"Mau bobo sama Appa," Jawab Byounggon sambil merentangkan tangannya- ingin di gendong. June pun mencium pipinya pelan dan segera menggendong Byounggon masuk ke dalam kamar.

"Gon kenapa sayang?"

"Mau bobo sama Papa. Sama Appa juga."

"Sini." Jinan menepuk sisi sebelah kiri kasurnya. Byounggon yang sudah dibaringkan oleh June segera mendekat kearah Jinan dan memeluknya dari samping.

June membaringkan dirinya menghadap ke Jinan dan Byounggon dengan menopang kepalanya. "Kamu tidur aja Jun. Besok berangkat pagi kan?" Tanya Jinan sambil mengelus punggung Byounggon.

"Iya bentar, kan aku mau liatin kalian dulu." Jinan hanya mendengus geli mendengar jawaban June.

Byounggon hampir terlelap sampai akhirnya dia menyadari pemandangan di depannya. "Perut Papa makin besar."

Jinan tertawa. "Iya sayang. Kan ada adeknya Byounggon."

"Tapi Gon ndak bisa peluk Papa kayak dulu lagi."

"Loh, terus ini apa namanya kalo bukan dipeluk?" Byounggon terdiam. Tapi masih merengut kesal.

"Gon ndak bisa minta endong Papa lagi."

"Iya, kan sebentar doang Bang. Kasian nanti adeknya sakit kalo Papa gendong Abang," Sahut June. Byounggon pun melepas pelukannya pada Jinan dan memeluk leher June.

Jinan dan June saling melirik, mengerti kalau anak pertamanya tidak suka akan adanya seorang adik nanti. June tau sekali kalau Jinan sedih, maka June segera memeluk balik Byounggon dan memberikan pengertian padanya.

"Nanti kalo adik bayi lahir, Abang bisa ajak main loh. Nanti main mobilan bareng-bareng," Ucap June.

Byounggon menggeleng. "Gak mau, nanti rusak."

"Ya enggak dong. Nanti Abang ajarin adeknya gimana cara rawat mobil-mobilan punya Abang. Nanti kan adeknya pasti ngerti."

"Nanti kalo adek nya gak nurut gimana?"

"Masa gak nurut sih sama Kakaknya?"

"Jadi, pasti nurut?" June mengangguk. Melirik Jinan yang masih menatap mereka.

"Yang pasti, Abang harus pelan-pelan kasih tau adeknya biar nurut." Byounggon mengangguk paham. Matanya mulai layu- tanda mengantuk.

Jinan mengelus punggung Byounggon dan menariknya pelan untuk dibaringkan diantara mereka berdua. Rupanya sudah tertidur. Jinan tersenyum gemas lalu mencium pipi anaknya.

"Jangan sedih ya Nan. Nanti kita kasih tau pelan-pelan. Kayaknya juga dia udah mulai ngerti, oke?" Ucap June sambil mengelus kepala Jinan. Jinan mengangguk lalu menarik selimut untuk mereka bertiga.

"Goodnight Appa."

"Goodnight sayang."










***





***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


❤️

Family ; junhwan [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang