Namaku Raimah Aidah, aku terlahir dari rahim seorang ibu yang begitu cantik dan masih sangat muda. Ibuku memiliki masa lalu yang begitu kejam yang tidak dapat kuterima, aku tercipta dari masa lalu yang kejam itu.
Masa lalu yang dimiliki oleh Ibuku menjadi mimpi buruk yang kuhadapi saat ini, aku memiliki julukan yang begitu menyakitkan yang tercipta karena kesalahan Ibu. "Pelacur turunan" begitulah orang-orang memandangku.
Terlahir sebagai anak seorang mantan pelacur membuat kehidupanku begitu berantakan, cemohan demi cemohan sudah menjadi irama yang selalu memenuhi indera pendengaran setiap harinya. Aku tidak dapat menikmati masa remaja, menghabiskan waktu seorang diri sudah menjadi rutinitas keseharianku.
Kring kring kring...
Lamunanku buyar ketika mendengar bel pulang sekolah, Aku masih duduk berdiam diri di kursi paling pojok belakang dekat jendela. Terlihat semua siswa sibuk lalu-lalang untuk segera meninggalkan pekarangan sekolah, pemandangan yang selalu kunantikan, itu artinya aku akan segera menikmati duniaku sendiri yang penuh dengan kesunyian.
Seorang siswa perempuan berjalan menuju ke arahku, dia adalah Anna teman sekaligus sahabat satu-satunya yang kumiliki. Hanya Anna yang tidak pernah menganggap aku sebagai pelacur turunan, bahkan dia satu-satunya orang yang menerima masa lalu Ibuku, seharusnya aku yang seperti itu tapi Anna mengatakan bukan hanya aku, dia, tapi semua orang yang ada di dunia ini seharusnya mengerti.
"Oi, ngelamun aja, mau pulang bareng nggak?" aku hanya menggelengkan kepala lalu kembali menatap jendela, di luar sudah mulai sepi hanya tinggal beberapa siswa saja.
"Yaudah, gue pulang duluan yah, jangan kelamaan disini, kalau ada apa-apa cerita aja sama gue, gue akan jadi pendengar yang baik buat lo." Aku menatapnya datar tanpa ekspresi, berharap agar suaranya yang begitu cerewet tidak mengganggu duniaku.
"Iyya, iyya gue pulang dulu yah." Anna mengecup pipiku sebelum dia benar-benar pergi menghilang dari pandanganku.
Hal yang benar-benar menjijikan bagiku, tapi bagi Anna hal yang seperti itu sudah sangat lumrah, semua perempuan ketika bertemu ataupun berpisah maka mereka akan saling cipika-cipiki terkecuali aku. Anna memang jauh berbeda denganku, dia gadis yang berparas cantik dan sangat pandai bergaul, sedangkan aku lebih memilih berteman dengan sepi.
Pandanganku menyusuri halaman sekolah, sudah benar-benar sepi. Pertengkaran semalam kembali memenuhi ingatanku, ibu benar-benar kejam kepadaku, dia bukan hanya Ibu pelacur, tetapi juga ibu yang durhaka. Semalam untuk pertama kalinya, ibu dengan lantangnya memukuliku.
Pukulannya disertai dengan amukan caci makian, dia tidak lagi menyebut namaku, tetapi menggantikannya dengan nama hewan. Mengingat kejadian itu membuat dadaku semakin sesak, sebelum bulir-bulir air mata berhasil terjatuh. Aku segera membuka tas sekolah, mencari sesuatu dengan tangan yang semakin gemetar.
Tanganku menyusuri celah paling terdalam dari tas sekolah, hingga berhasil menemukan sebuah pisau silet. Senyum berhasil terukir kembali di wajah, seolah benda ini sudah menjadi penangkal air mata agar tidak terjatuh. Kuarahkan pisau silet itu ke kulit pahaku, sentuhannya membuat hatiku begitu tenang.
Pandanganku kembali menyusuri halaman sekitar, memastikan bahwa tidak akan ada yang mengganggu duniaku. Setelah benar-benar yakin dengan keadaan, aku kembali melanjutkan aktivitasku, hingga merasa puas dengan semuanya.
Hatiku semakin tenang, pikiranku kembali jernih, darah segar yang berada di paha segera kubersihkan menggunakan kain hitam yang selalu menemani kegiatan kotor ini. Setelah semuanya bersih, kuhirup kain hitam itu berkali-kali. Aromanya semakin membuat hatiku tenang.
Aku menghela napas, sembari merenggangkan otot-otot tubuh. Aku bersandar ke badan kursi, mencoba serileks mungkin. Kegiatan tadi membuatku sedikit lelah, aku memejamkan mata berteman dengan sepi benar-benar menyenangkan bagiku. Ruangan ini akan kujadikan sebagai tempat pelarianku, dengan demikian ibu tidak akan pernah lagi merusak dunia keduaku.
***
Jangan lupa vote dan komennya yah teman-teman, penulis akan berusaha update cerita ini secepatnya.
YOU ARE READING
Mereka Memanggilku Pelacur Turunan
Teen FictionTerlahir dari rahim seorang Ibu mantan pelacur, membuat kehidupan seorang remaja bernama Raimah berantakan, ia membenci takdirnya sama seperti ia membenci Ibunya. Hampir semua laki-laki menjulukinya sebagai "Pelacur Turunan", perjalanannya yang begi...