Pt.2 - orang gila

39 5 2
                                    

Tragedi yang tak akan kulupakan
Menuntunku untuk melupakan

00O00

Mataku melotot saat lelaki itu semakin mendekat kepadaku, dan itu membuatku reflek mendorongnya dengan sangat keras.

Lelaki itu merintih kesakitan karena kepalanya terbentur pintu mobil. Ia melihat kearahku dengan tatapan kaget. Mungkin ia tidak dapat mempercayai mengapa kekuatan seorang wanita sepertiku sangat besar.

"Ah sorry, I didn't mean to"

"Lo siapa?" tanya lelaki itu.

Aku mengernyitkan dahi, pura pura tidak mengerti. mereka orang indonesia ternyata. Lo siapa? kamu kira kita sekarang lagi di bekasi?

Aku melihatnya dari atas sampai bawah, dan aku berasumsi bahwa dia mungkin berumur 24 tahunan. 

"Lo kenal dia kak?" tanya lelaki berambut hitam itu.

"Gak tau! tadi dia tiba-tiba masuk ke mobil pas gue nungguin lo. Tadi gue udah nanyak sih, mungkin dia salah masuk mobil" Ucap lelaki berambut cokelat yang berada di bangku pengemudi.

Aku yang mendengar ucapan lelaki itu seketika tersadar. Jadi yang dijemput itu bukan aku, tapi cowok disebelahku. Sial! aku salah masuk mobil. 

Bego! Malu-maluin aja kamu Annastasia!

Pertama, pura-pura tidak tahu saja terlebih dahulu. Harga dirimu sangat berharga Annastasia.

"Lo urus aja deh kak, gue capek" Lelaki yang ada disampingku itu menyandarkan kepalanya di bangku mobil lalu memejamkan matanya.

Benar-benar tidak sopan! Jadi maksudnya, usir saja dia, aku mau tidur? Memang aku yang salah masuk mobilnya sembarangan tapi emang dia nggak liat aku yang basah kuyup dan kedinginan ini. Dasar tidak punya hati!

Drrttt! Drrrttt!

Aku meraih Hpku yang bergetar dikantong jaketku.

Daddy💸 is calling

Waktu yang tepat! Ayah aku mencintaimu!

"Hello dad? What's the matter? " Tanyaku.

....

Aku menghela nafas "Oh is that so? So where is he now?"

...

"one hour?! dad are you kidding me?!" suara ku mulai memelan

"I'm sorry honey, but I'm in meeting now" itulah kata-kata terakhir ayahku sebelum dia menutup sambungan telponnya secara sepihak. 

"no no, dad! please.."

tut.. tut..

"Fuck!" ucapku pelan

Ayah, sekarang aku sangat membencimu. 

Aku tertawa. Menepuk-nepuk pahaku. Persetan dengan harga diri, aku kini sudah tidak punya urat malu. Aku akan keluar dari mobil ini dan bertindak seakan-akan tidak terjadi apa-apa.

"Hahaha, there might be a misunderstanding here. I'm sorry, I'm coming out now " Ucapku, kemudian dengan terburu-buru aku membuka pintu mobil.

ANNASTASIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang