- 4: Terpaksa -

5.9K 211 2
                                    

Daisy pov.

Aku sudah benar - benar muak dengan semua ini, hahhhh andai saja papa ga kerja di perusahaan 'Dirgantara Group' pasti aku ga dijodohin sama Kenzo.

Kenapa harus aku, ada masalah apa sih sebenernya, ada hubungan rahasia apa antar papa sama papa Adrian.

Kan zaman sekarang udah ga zaman tuh namanya jodoh - jodohan aku paling benci hal itu.

Aku tau kalau orang tua pasti kasih yang terbaik buat anak - anaknya. Tapi bisakah anak juga berpendapat dan memberi saran kepada orang tua.

Ga adil banget sih, papa Adrian juga udah nyiapin semua jadwal dan fasilitasnya lagi. Hahhh rasanya ga enak banget kalau nolak pas udah terlanjur kayak gini.

"Daisy." Panggil Kenzo tiba-tiba masuk ke kamar

"Kenapa sih?!" Tanyaku jengkel

"Kita emang harus menikah Daisy, aku tau kamu bisa dibilang benci kepadaku. Tapi aku tertarik sama kamu dan papa juga udah jadwalin dan siapin semuanya untuk pernikahan kita." Ujar Kenzo sambil mendekat lalu memegang tanganku

"Setelah nikah, kita boleh kok pisah rumah kalau kamu mau. Aku ga mau paksa kamu untuk selalu mesra sama aku." Lanjut Kenzo sambil memohon

"Baiklah, tapi jangan sampai rencana kita ini diketahui papa atau pun Daniel." Ujar Daisy

"Ok." Jawab Kenzo singkat

Kami pun menghampiri papa dan papa Adrian yang berada di ruang tamu dengan perasaan kecewa.

"Pa, Daisy bakal nikah sama Kenzo." Ujarku

"Hahhhhh kau serius?!" Ujar papa bingung

"Jika nak Daisy mau ya sudah pak, baiklah 3 minggu lagi adalah hari pernikahan kalian bersiap²lah calon pengantin baru^^." Ujar papa Adrian

Selama 3 minggu aku dan Kenzo sudah memilih cincin pernikahan, pakaian pernikahan, tema tempat resepsi, dan tentang foto pre-wedding.

2 minggu sebelum pernikahan, kami melaksanakan foto pre-wedding, tempatnya ada di jembatan dan pantai dengan dress code yang berbeda.

.....

3 minggu pun berlalu begitu cepat, dan hari ini adalah hari pernikahan kami. Di ruang ganti aku hanya bisa melamun menatap lantai granit berwarna putih.

"Daisy, bersiaplah ok." Ujar Kenzo sambil menpuk pundakku pelan

"Ok." Jawabku singkat

"Ini akan sangat menyengsarangkan." -batin daisy

....

"Apakah anda bersedia menerima Daisy Handaru sebagai istri anda?"

"Ya, saya bersedia."

"Apakah anda bersedia menerima Kenzo Dirgantara sebagai suami anda?"

"Ya, saya bersedia."

Kami pun mengakhiri pemberkatan dengan sebuah ciuman hidup yang baru sebagai suami istri.

Malam harinya jam 6, dimulailah resepsi pernikahan kita yang terpaksa ini. Disana serasa memakai topeng, aku harus pura - pura senang dan tersenyum sepanjang acara.

Aku juga berpura - pura menerima ucapan selamat dan cepet dapat momongan dengan senyum, tawa, dan bahagia.

Akhirnya resepsi pernikahan itu berakhir, selesai honeymoon aku sudah bisa pisah rumah dengan Kenzo, pikirku sih begitu.

3 hari kemudian, papa Adrian menyuruhku untuk honeymoon dengan Kenzo di pulau Jeju selama 4 hari 3 malam. Kami pun berangkat hanya berdua saja dan dibeli uang saku oleh papa Adrian.

Sampainya di sana, aku pun melihat kamarnya dan ternyata dipesenin kasur kingsize dong sama papa Adrian.

"Duhhhh, kalau gini harus bikin pembatas pas tidur." -batin daisy

"Kau pasti ga mau tidur disebelahku." Ujar Kenzo sambil melihatku

"Tentu saja. Aku akan beri pembatas supaya kau tidak bisa dekat - dekat dan memelukku secara tidak sadar nantinya." Ujarku kesal sambil melihat kasur itu

"Baiklah, asal kamu nyaman." Ujar Kenzo lalu menduduki kasur hotel itu

Hari ini kami dinner di ruangan eskulusif di hotel yang sudah dipesan oleh papa Adrian.

"Selamat menikmati." Ujar seorang pelayan yang sudah selesai menaruh pesanan kami di meja

....

"Daisy." Ujar Kenzo

"Hmm?" Sautku sambil berusaha memotong daging

"Sini aku potongin aja daripada kamu ga makan - makan." Ujar Kenzo sambil menukarkan piringnya dengan punyaku

"Makasih..." ujarku tidak bersemangat

"Daisy, aku membawakan sesuatu untukmu." Ujar Kenzo sambil menunjukkan sebuah bouquet bunga mawar

"Ini buat kamu." Lanjut Kenzo sambil memberikan bouquet bunga itu kepadaku

"Aku ga mau menyimpan sampah sebesar ini." Ujarku sambil menolaknya

"Ahhhh aku lupa kalau kamu ga suka bunga." Ujar Kenzo menyesal

"Iya tentu saja, itu hanya membuat sampah dirumah nanti." Ujarku serius

"Baiklah, jadi dengan rencana kita kamu bener - bener mau pisah rumah sama aku?" Tanya Kenzo

"Iya aku sudah yakin dengan keputusanku. Kalau boleh juga kita juga ga usah nikah atau ga cerai aja." Ujarku berani

"Tapi aku ga mau kamu tinggal sendirian tanpa pengawasanku." Ujar Kenzo khawatir

"Gapapa, kan aku bisa jaga diri." Ujarku pede

"Hahhhh kumohon jangan la-" ujar Kenzo

"Ga, tekatku sudah bulat." Ujar Daisy lalu menyudahi makan malamnya

Lalu kami kembali ke kamar, Kenzo sudah membuamg bouquet sampah itu setelah makan malam.

Selama di kamar kami sama sekali tidak berbicara, dan seperti yang aku mau tadi aku sudah mmebuat pembatas tempat tidur kami.

"Selamat malam." Ujar Kenzo sambil melihat aku terus - menerus

Aku tidak menjawab dan perhalan - lahan pergi ke alam mimpi.

Selama hari - hari berikutnya, kami jarang sekali membuka mulut kami untuk berbicara. Lalu hari ke 4, aku bisa pulang dengan perasaan lega.

Dengan otomatisnya, papa Adrian mengangkat Kenzo menjadi CEO perusahaan 'Dirgantara group' menggantikan papa Adrian.

"Hmmm, aku akan kembali saat papa mau berkunjung ke sini atau Daniel atau siapapun. Kamu bisa kan bikin alibi?" Ujarku serius

"Ya, aku sudah membeli tempatnya, aku beritahu lokasinya di chat." Ujar Kenzo

"Ya sudah, aku berangkat ya bye." Ujarku sambil pergi ke arah taksi
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
See you in the next chapter:)
*jangan lupa beri vote dan komen ya~

My Perfect Husband ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang