bertemu

20 2 0
                                    

Aku ingat saat kita pertama bertemu, di gardu desa. Kau seorang penduduk baru dengan gaya mu yang unik, aku suka itu. Aku melihatmu dengan tatapan tajam penuh tanya. Dan kau duduk di bangku kayu itu dengan santai, kau tau? Itu singgasanaku.

Tak lama setelahnya, suara bergemuruh dari atas. Rintik pertama menetes tepat di puncak kepala ku. Aku tetap diam berdiri di dekat tiang listrik berjarak 5 meter dari gardu. Tetes yang lain ikut menyusul. Aku tetap berdiri, bodoh kan.

Aku melihat ia berlari ke arah ku, Kenapa? Apa Ia ingin menolongku? Sudah ku duga, aku kehilangan kesadaran.

Brukkkkk

Perlahan aku membuka mata ku. Tempat nya asing, aku dimana? aku takut pada saat itu. Lalu seorang wanita cantik berjalan ke arah ku sambil membawa nampan, Ia semakin dekat, dekat. Sontak aku menarik selimut ke wajahku  yang tadi hanya menutupi setengah badanku. "Aaaaaa, tolong tante, jangan culik aku, bawa aku pulang," spontan ku keluarkan teriakanku. 

"Hahaha, siapa yang ingin menculik gadis manis seperti mu," jawabnya dari luar selimut. Ia mengelus kepalaku lalu ku geleng kan kepalaku, aku tidak mau. Dengan lembut ia membuka selimutku, dengan sigap aku segera memeluk kaki ku. 

Entah kenapa wanita itu malah tertawa, tidak ada yang lucu tau. Dengan polos aku memberanikan diri melonjak dari kasur lalu berlutut pada wanita itu.

"Bunda, dia kenapa? Bundaku manusia, kenapa kau sembah-sembah," seseorang dengan suara kecilnya yang khas. Wanita itu segera merendahkan tubuhnya agar sejajar dengan tubuh mungilku.

 "Sudah nak, tante bukan penculik lihat muka tante, apa terlihat seperti penculik?" ucapnya sembari mengangkat kepala kecilku. Aku terdiam sejenak, lalu menggelengkan kepala. Ia tersenyum gemas melihat tingkahku. "Tante aku ingin pulang, ayah pasti marah jika aku tidak cepat-cepat pulang," kembali ku tundukan wajahku.

"Iya, nanti tante antar pulang, sekarang ganti baju lalu makan dulu, tante sudah buatkan bubur ayam," jawabnya sambil mengacak-ngacak rambutku.

Ternyata tante itu baik sekali, aku dibuatkan bubur ayam terenak. Aku suka. Aku juga diantar pulang olehnya. Dan ajaibnya, ayahku tidak memarahiku, sungguh sihir apa yang Ia punya. 

.......................................

halo! cerita ini di buat hanya sebagai dokumentasi saja. jika menyukainya bisa mendukung dengan pencet vote. jika tidak, bisa berkomentar untuk memberi masukan. terimakasih!

                                                                                          


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

bertemu denganmu, lagi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang