Maaf typo bertebaran
Happy reading teman-teman🤗🤗
Jangan lupa VOTMEN ya•——◇——•
satu detik saja mampu mendobrak hatiku, bagaimana setiap harinya?
•——◇——•
Suatu pagi yang cerah, matahari yang malu-malu menampakkan sinarnya diangkasa sudah terbit dengan terangnya.
Yuna dan sahabatnya, Lidya Frala. Mereka sedang mengerjakan tugas di perpustakaan, mereka berdua disana sudah 2 jam lebih. Tugas kelompok 2 orang yang membuat mereka mengerjakannya disana.
"yuna, lo udah siap?" tanya Lidya yang sedang membereskan alat tulisnya.
Yuna mengangguk, "tapi kayaknya gue ada yang kurang, Dya." sahutnya.
Lidya mengernyit tak paham. "kurang gimana?" timpal Lidya sambil menoleh kearah Yuna yang lagi mengerjakan tugasnya.
Yuna menghela napas kasar, "bahan strukturnya ada yang kurang, jadinya harus gue buat ulang."
Lidya mengangguk paham ucapan Yuna. "ini udah jam istirahat, kita ngantin apa ke kelas dulu?" tanya Lidya yang melihat jam tangannya menunjukkan angka 10.
"ke kelas aja dulu naruh ini, abis itu kita ngantin nyusul Thania sama Hana." jawab Yuna.
Merekapun keluar dari perpustakaan menuju kelas. Sambil menuju kelas, Yuna melihat suasana sekolah yang cukup riuh. Yuna tersenyum tipis melihat keriuhan yang terjadi. Sedangkan Lidya, ia hanya melihat kelas-kelas sepanjang menuju kelasnya.
Sesampai dikelas mereka langsung melangkahkan kaki menuju kantin yang hanya lurus dari pintu kelas mereka. Ketika sampai dikantin mereka menghampiri kedua sahabatnya yang sudah memesan makanan dan juga minuman.
"ya ampun, baru sekarang kalian nongolnya. emang ngapain sih kalian berdua?" tanya Hana sedikit kesal dan disusul oleh Yuna yang tertawa pelan.
"haha sorry sorry, kami berdua tadi abis dari perpustakaan, biasa Bu Yanti kasih tugas kelompok yang banyak banget," ucap Yuna sambil mendaratkan punggungnya di kursi kantin.
Mereka berempat duduk dipojok kantin sebelah kanan. Tempat biasa mereka duduk dari awal pertemuan MOS.
"yuna, lo kayak biasa, kan?" tanya Lidya. setelah itu, Lidya berdiri ingin memesan makanan buat Yuna dan dirinya.
Namun, tiba-tiba ada yang mencekal tangannya. Dan itu adalah Yuna. Lidya menoleh kearah Yuna sambil mengernyit.
"kenapa?" tanya Lidya yang heran mengapa Yuna mencegah dirinya.
Yuna melepas cekalannya dan sedikit menghela napasnya. "biar gue aja yang mesen, lo tunggu disini." kata Yuna yang setelah itu langsung berdiri dan berjalan menuju tempat jualan yang biasanya ia beli.
Lidya tersenyum tipis melihat Yuna yang sangat baik. sama seperti dulu saat mereka masih usia delapan tahun. Dimana Lidya yang menginginkan arum manis diseberang jalan, tapi Yuna yang membelikannya. Orang baik memang tidak memandang keadaan:).
tak lama kemudian, Yuna kembali dengan nampan dibawanya. Hana dan Thania mereka sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Yuna meletakkan nampan lalu duduk disamping Lidya. Mereka langsung melahap makanan sebelum istirahat habis.
KAMU SEDANG MEMBACA
JO-YUNA✔
Teen Fiction"lo mau ga jadi pacar gue?" tanya Jovan pada Yuna dengan jantung yang tak bisa diam sedari tadi tak lama kemudian, setelah Yuna memikirkan jawabannya. ia pun menjawab "mau" ucap Yuna sambil menganggukkan kepalanya. walau dalam hati ada secercah ras...