crumbling.

11 1 0
                                        

Menara Astronomi bagaikan rumah ketiga Cho Haseul. Ini sudah bukan menjadi rahasia bagi sebagian besar penghuni asrama Hufflepuff. Mereka semua tau, hanya saja pandai untuk saling merahasiakan satu sama lain. Sudah bukan jamannya bahwa yang bisa bermain akal-akalan hanya siswa Slytherin, mereka pun mampu. Jaman sudah berubah, semua bak untaian benang pintal rumit.

Prakara yang membuatnya sering menghabiskan jam malamnya di tempat ini masih sama.

Rupanya ada hal yang jauh lebih menyakitkan dari crucio dan mematikan dari avada kedavra.

Haseul tertawa, membiarkan angin berhembus pada wajahnya. Satu tahun. Setahun sudah berlalu sejak kejadian dimana Seungyoun menginjak-injak harga diri Sangyeon. Setahun sejak pria Gryffindor itu menghindar—bahkan tak mau melihat wajahnya. Dan setahun sejak Seungwoo mengucap janji bahwa dia akan berusaha mengubah sifat protektif Seungyoun.

Kalau saja time turner itu benar nyata, dia ingin berkesempatan untuk memiliki. Apapun konsekuesinya, daripada harus begini.

Tak lama, derit pintu di belakangnya mengudara. Membuat sang gadis menoleh serta-merta akan eksistensi selain dirinya. Namun hal pertama yang diujar begitu menemukan siapa yang ada disana bukan sambutan, atau, sapaan halus.

"Mau apa kau? Pergi. Ini tempatku."

"Cho Haseul."

Sangyeon memanggil namanya lembut. Membuat gadis itu semakin kesal. Ketenangan yang dia dambakan di menara astronomi, berikut dengan bintang yang menenangkan batin di atas sana seolah buyar seketika. "You're not welcomed here," cetusnya.

"Haseul, dengarkan aku dulu. Will you?"

"Pergi. Atau perlu kupanggilan Seungyoun lagi ke sini untuk mengusirmu?"

"Cho Haseul!"

"Lee Sangyeon!"

Percayalah. Di tahap ini, suara mereka pasti akan kedengaran oleh siapapun yang ada lewat di ujung tangga. Peduli setan, Sangyeon tidak mau tau lagi kalau ternyata poin asramanya dikurangi. Begitu pula dengan Haseul, dia hanya ingin pemuda Gryffindor itu menghilang dari pandangannya.

Dari balik kepala Haseul, Sangyeon menangkap secerca cahaya bagai kilat menyindari malam. Matanya mengerjab kaget, sementara Haseul mengalihkan pandang untuk menatap langsung asal bunyi luar biasa kencang dari belakangnya.

Saat yang sama, nampak pelindung Hogwarts yang katanya sangat kuat itu pecah. Suara kepak sayap, teriakan melengking berikut tawa membuatnya bergidik ngeri.

Ini mimpi buruk.

Mereka baru saja menyaksikan yang namanya mimpi paling buruk dan paling ditakuti oleh murid di sekolah. Di atas sana, para death eaters mengudara, mengucap berbagai mantra sihir mengerikan yang ia sangka takkan pernah dia dengar. Berikut dengan segala makhluk lain yang memihak pada sisi gelap sunia sihir.

"Haseul! Cho Haseul!"

Pemuda itu menarik tangannya sekuat mungkin. Badan Haseul sampai-sampi ikut terguncang mendengarnya. Ia takut, sangat takut. "Cho Haseul maaf, tapi lebih baik kalau kita tidak di sini jadi, aku—"

Belum sempat kalimatnya selesai, bahkan Haseul masih mematung.
Tapi Sangyeon sudah mengangkatnya cepat-cepat, tongkat di tangan kanan sebagai perlindungan sudah siap sedia.

Nyawa mereka bisa habis kapan saja, kalian tau. Ini bukan pelajaran, bukan juga simulasi. Apalagi mimpi. Apapun yang terjadi sekarang membuat mereka harus mempertaruhkan nyawa. Sangyeon pun, tak ingin ada yang membahayakan gadis itu. Dia tak sehebat itu merapal mantra, tapi dia tau, melindungi Haseul adalah hal terutama dan paling utama yang perlu dilakukan.

Ia bahkan berani mempertaruhkan nyawanya untuk sang gadis. Persetanan tentang janjinya dengan Seungyoun.

"Aku bisa sendiri! Turunkan aku, Lee Sangyeon!"

Tapi Sangyeon tak peduli. Ada Seungyoun atau tidak, gadisnya akan dia lindungi. Siapapun yang berani mendekat akan dia habisi. Camkan itu.

"Berjanjilah dulu, apapun yang terjadi, kau harus memaafkanku."

"Iya! Kau ku ma—protego!"

Namun dinding di sebelahnya sudah lebih dahulu roboh.

Dan yang Haseul ingat sesaat setelahnya hanyalah tawa bangga dari kaum berbaju seba gelap, dan wajah Sangyeon yang terkapar dengan sedikit darah di sebelah ya.

"Lihat! Lihat! Bukankah ini gadis Cho darah campuran itu? HAHAHAHAHAHA. Jackpot! Akan kubawa untuk pajangan di rumah!"

..

Lalu kegelapan.

phantasmagoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang