"Sasuke!"
Mendengar panggilan yang tak asing di telinganya membuat lelaki itu menoleh dan senyumnya merekah seketika melihat wanita bersurai merah muda yang berlari menghampirinya.
"Hm..." Gumam lelaki itu setelah mendapati terjangan sang istri ke pelukannya. "Kau baik-baik saja, syukurlah." Ucapnya sembari mengelus surai merah muda milik sang istri di bawah dagunya.
"Aku takut. Kukira aku tidak akan pernah bertemu denganmu lagi." Balas Sakura yang mengeratkan pelukannya pada sang suami.
Setelah cukup lama membalas pelukan sang istri, Sasuke melepas pelukannya dan menatap perut istrinya yang masih datar. Lelaki itu berjongkok kemudian memegang pinggang sang istri dan mendaratkan ciuman yang cukup lama di perutnya.
"Adik geli Papa, hentikan!" Sakura terkikik dan sedikit mendorong kepala suaminya supaya menjauh. "Kenapa kau yakin sekali kalau adik Sarada ada di sini?"
Sasuke bangkit dan menautkan jemari tangannya pada wanita itu. "Kita ini orangtua. Aku sudah memiliki pengalaman dari kehamilanmu yang pertama."
Sakura kembali tertawa dan balas menggenggam pegangan tangan Sasuke. Dia sama sekali tidak ingat mengenai kehamilannya dulu, untuknya, mungkin ini seperti kelahiran anak pertama bersama sang suami.
Genggaman lelaki itu perlahan terlepas. "Sakura... Tolong jaga mereka ya."
"Iya. Kita akan menjaganya bersama-sama bukan? Kau dan Aku."
Sasuke tidak menjawab. Lelaki itu hanya berbalik dan berjalan lurus memunggungi Sakura.
"Sasuke, kau mau ke mana?"
"Hei Sasuke!" Panggilnya lagi sembari berjalan mengekori lelaki itu.
"Berhenti Sasuke! Kau mau ke mana?" Sakura menghentikan langkahnya. Diabaikan oleh sang suami membuat matanya berkaca dan menangis saat itu juga.
Mendengar tangisan Sakura membuat lelaki itu juga menghentikan langkahnya. Ia menengadahkan kepala dan menatap langit yang berwarna putih. "Aku akan pergi."
"Pergi ke mana?" Timpal wanita itu langsung dengan meninggikan suaranya.
Sasuke berbalik ke arah sang istri dan tangannya menunjuk sesuatu di belakang wanita itu.
Emerald Sakura mengikuti arah telunjuk Sasuke dan berbalik ke belakang. Mencari sesuatu objek yang ditunjuk suaminya.
Tetapi tidak ada. Tak ada apapun di belakang sana, hanya putih, dan semua tempat ini memang berlatarkan putih entah di mana.
"Aku bersyukur sempat bertemu denganmu dan Sarada."
"Apa maksud-"
Tangan Sakura tiba-tiba bergetar ketika dia berbalik dan tidak menemukan sosok suaminya di tempat sebelumnya. "Sasuke!" Panggilnya sembari mengedarkan pandangannya ke setiap penjuru.
"Sasuke! Kau di mana?" Panggilnya lagi mencari sosok lelaki yang beberapa detik yang lalu berdiri di depannya.
Sakura berlarian mengitari tempat berlatar putih ini sembari memanggil-manggil nama sang suami. Cukup lama sehingga ia lelah dan tubuhnya ambruk ke tanah. "Sasuke, kau di mana?" Panggilnya lagi sebelum semuanya berakhir gelap.
Sasuke.
***
Sakura membuka matanya perlahan. Ia sedikit mengerjap ketika mengatur cahaya yang masuk ke retina matanya. Sakura sedang berada di tempat yang ia kenal, ruangan bercat putih dengan aroma cairan desinfektan yang munguar di rongga hidungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost A Part Of You
Romansa"Sakura?" "Ya?" Sepasang onyx gelap itu membulat ketika seorang wanita bersurai merah muda membalikan tubuhnya dan tersenyum ke arahnya. "Maaf, anda memanggil saya?" Sakura bertanya kemudian melihat sekelilingnya dan tersadar kalau bunga kebanggaan...