1. Awal

115 17 4
                                    

Soraru berhenti didepan bangunan berukuran sedang dengan papan bertuliskan panti asuhan didepannya.

Iris biru gelapnya menelusuri bagian depan bangunan tersebut. Bangunan itu memiliki dua lantai dengan cat berwarna putih. Didepannya terdapat halaman luas yang berisi sebuah pohon besar dan beberapa pot bunga.

Merasa sudah cukup dengan pengamatannya, soraru melangkahkan kakinya memasuki area panti asuhan tersebut.

Dia bisa melihat kedalam ruangan lewat kaca transparan yang dipasang di samping pintu. Rak mainan berwarna-warni dengan sebuah boneka beruang berwarna coklat diatasnya. Juga, ada karpet berwarna pelangi yang berisi huruf abjad di sana.

Tok tok tok...

"permisi..." soraru mengetuk pintu didepannya perlahan. Kepalanya kembali mengintip lewat jendela sambil menunggu seseorang menanggapi kedatangannya.

Tok tok tok!

Soraru mengeraskan ketukannya. Apa-apaan ini, apa tidak ada orang? Soraru bertanya dalam hati.

"permisi!" soraru berteriak. Dia mulai tidak suka dengan tempat ini.

"tunggu sebentar!" akhirnya, respon yang ia tunggu datang juga. Soraru menghela napas lega. Setidaknya, dia tidak perlu membuang tenaga untuk pergi ke panti asuhan lain.

Krieet...

Pintu terbuka, memperlihatkan wanita paruh baya yang sepertinya adalah pengurus panti ini.

"ada perlu apa, ya?" wanita itu tersenyum ramah. Anak SMP? Ah, bukan, dia pasti anak SMA, batin wanita tersebut.

"saya ingin mengadopsi anak..."

Wanita itu terkejut. Disisi lain soraru mengeluarkan ekspresi pasrah. Dia sudah sering dikira anak sekolahan oleh orang lain. Padahal, sekarang dia sudah kepala tiga.

Soraru menunjukkan KTP miliknya. "saya sudah mengajukan surat Permohonannya. Dan saya yakin saya bisa membesarkan anak seorang diri" soraru tersenyum lebar.

"ah, baiklah, silahkan masuk" wanita itu tersenyum canggung.

A/N: proses ngadopsi anak itu ribet huhuhu... Jadi disini kupersingkat aja٩꒰。•◡•。꒱۶

▅▃▂▁❤▁▂▃▅

Setengah jam sudah berlalu sejak soraru sampai di tempat ini. Soraru sudah melihat dan mengobrol dengan beberapa anak.

Ada dua anak yang menarik perhatiannya. Pertama, anak laki-laki berkacamata dengan rambut merah tua. Dan kedua, anak laki-laki berambut putih dengan sifat sebelas dua belas dengan temannya, mafumafu.

Soraru menghela napas. Ini lebih melelahkan daripada perkiraannya.

Soraru melangkahkan kakinya ke halaman belakang panti asuhan. Di Sana, dia melihat seorang anak perempuan yang duduk dibawah pohon.

"hei, apa yang kau lakukan disini?"

Anak itu tersentak saat mendengar suara soraru. Dia menolehkan wajahnya, menunjukkan wajah mungil dengan manik biru tua miliknya.

Anak itu memiringkan kepalanya sambil menunjuk dirinya. Bertanya apakah soraru bertanya kepadanya secara tidak langsung.

Soraru duduk disebelah anak itu. "iya, aku bertanya padamu" soraru tersenyum tipis.

Anak itu lalu menunjukkan sebuah buku cerita bergambar pada soraru. "membaca buku, ya. Kenapa tidak membacanya bersama teman-teman?"

"mereka tidak suka membaca" anak itu menjawab pertanyaan soraru dengan suara pelan.

Soraru menganggukkan kepalanya, merasa puas dengan jawaban anak tersebut. 'kukira dia dijauhi tapi ternyata cuma karena beda hobi'

"siapa namamu?"

"(name)"

"(name) senang tinggal disini?"

"un... Semuanya baik dan ramah" (name) tersenyum lebar.

'uwaaa, apa-apaan ini, kenapa anak ini sangat imut' soraru merasa hatinya meleleh.

"(name), bagaimana kalau kau ikut denganku? Sebagai putriku, tentu saja"

▅▃▂▁ TBC ▁▂▃▅

Umm, hai?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Precious | father! Soraru × daughter! ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang