2.0

2.3K 297 7
                                    

Mark memeluk Donghyuck yang sedang memasak dari belakang, mengecup singkat pipinya. Membuat yang diberi kecupan berdecak kesal karena tetesan air jatuh dari rambut Mark yang baru selesai keramas, mengganggunya. Menghasilkan sensasi geli karena kedinginan. Terkekeh melihat ekspresi yang lebih muda, Mark memutuskan mengambil alih piring yang sedang dipegang suaminya lalu membawanya untuk diletakkan di meja makan dengan Donghyuck lalu mengikuti langkah Mark, bersiap menikmati makan malam mereka ketika tiba-tiba terdengar tangisan putri mereka.

"Duduk aja." Suara Mark langsung menginterupsi langkah Donghyuck yang akan bergegas menuju ke kamar putrinya.

"Tapi anakku nangis."

"Duduk dulu." Potongnya cepat. Donghyuck mau tidak mau mengikuti perintah Mark. Heran ketika pria itu justru meninggalkannya duduk sendiri dan akhirnya memilih untuk mulai makan. Sejurus kemudian terdengar suara langkah kaki pria yang menggendong putrinya sambil tertawa ringan. Donghyuck menolehkan kepalanya dan mendapati Mark yang sedang menciumi bayi dalam gendongannya.

"Anak Papa mau apa? Hmm? Mau minum susu? Oke boleh. Tunggu ya. Biar ayah makan dulu. Habis itu princess boleh minum susu trus tidur lagi. Tapi nanti tidurnya sama Papa ya." Godanya ke arah bayi yang masih sibuk menangis karena tidak mendapatkan asupan makanannya.

"Mas gak makan dulu?" Tawar Donghyuck ke arah pria yang masih sibuk menenangkan tangis kencang bayinya. Mengalihkan perhatiannya, Mark menggeleng perlahan.

"Kamu duluan aja. Habis itu baru Mas ya."

"Gak capek? Kan baru pulang."

"Gapapa. Udah kamu duluan aja." Bantahnya sambil terus berusaha menenangkan putrinya. Donghyuck yang tidak tega, memutuskan untuk menyuapi suaminya. Juga menikmati pemandangan suaminya yang tertawa bahagia dengan tangis putrinya.

"Gak usah dicuci Dek. Biar ntar Mas aja. Nih gendong anakmu dulu." Pinta Mark begitu Donghyuck sudah selesai menyuapinya dan akan membereskan sisa makan malam mereka. Donghyuck menaikkan alisnya heran, dibalas dengan anggukan Mark kepadanya. Malas berdebat, Donghyuck mencuci tangannya lalu mengambil alih bayi di gendongan Mark. Pria itu lalu beranjak ke kamar mereka dan membiarkan sang papa mencuci piring. Merebahkan dirinya ke ranjang dengan putri di gendongannya yang masih menangis, Donghyuck tertawa sambil membuka kemeja yang dikenakannya, membiarkan bayinya menyusu dengan tenang.

"Pelan-pelan dong cantik." Ujar Donghyuck sambil mengusap pipi bayinya yang memerah setelah tersedak karena terlalu bersemangat menikmati minumannya. Donghyuck tersenyum melihat bayi di gendongannya mulai menutup matanya perlahan, terlihat jelas kekenyangan dan mulai mengantuk. "Duh ayah ditinggal bobok sama Ahreum ya."

"Ahreum siapa?" Terlalu sibuk menggodai putrinya, Donghyuck tidak sadar dengan kehadiran suaminya yang sudah selesai mencuci piring. Menutup perlahan pintu kamarnya, Mark lalu mendekat ke arah suaminya yang terkikik geli.

"Anakku. Lee Ahreum." Mark terkekeh lalu ikut merebahkan tubuhnya di samping sang suami. Bibirnya lalu menciumi pipi gembil bayi yang serupa dengan ayahnya itu.

"Anakku maksudnya?" Tanyanya singkat, ganti menggoda pria yang menatapnya kesal karena ciumannya berakhir membangunkan putri mereka.

"Bangun lagi kan. Hihhhhh." Rutuknya yang disambut ciuman Mark di pipi kanannya. Lengkap dengan tangan pria itu sigap menepuk-nepuk pelan pantat Ahreum, hingga membuat bayi mungil itu kembali tertidur nyenyak.

***

The Way I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang