Di pinggir kota yang sangat besar , jauh dari tingkat nyaman dan aman , dibalik bilik rumah beratap genting yang beruntuhan , di bawah terik sinar surya yang menghangatkan , dibalik tawa yang berselimut duka , beralas tanah dan tikar untuk sekekedar menidurkan badan.
melihat kalender yang tak berganti tahun , menjadi bosan , banyak tuntutan , putar sana putar sini ternyata masih sama , menatap keluar seakan tak percaya bahwa dunia ini nyata , menghela nafas seolah membuktikan bahwa raga ini masih ada , memejamkan mata untuk sekedar memohon doa dan menikmati takdir yang ada , yasudah lah jalani saja mungkin ini hanya sebuah cerita seakan tak percaya.
senja berganti dan gelap gulita pun menyelimuti , senandung nada yang kerap kali terdengar di lantunkan menjadi pertanda bahwa hari ini sudah malam
suara jangkrik dan hembusan daun kelor di balik bilik rajutan kayu terdengar merdu , seakan tubuh ini tak mau bangkit dari asal nya , memaksa tangan ini meraih celah pintu untuk membangunkan diri.
bapa " bangunnnnnnn (melihat arloji tua di lengan kanan) tapi kalo itu kamu sanggup" berjalan meninggalkan mawangos yang tertidur di alas tikar.
langkah kaki yang dulu gagah terdengar , kini terbata-bata , pundak yang dulu tegap saat melangkah kini bongkok menahan tua nya.
ibu "tidak usah kau dengar ucapan bapak mu tadi (bisikan suara alm ibu yang terdengar menyayat)
tubuh ini ku paksa bangkit , dan duduk di depan rumah dengan bangku kayu buatan bapa yang sudah rapuh , suara motor dari jauh yang sudah kuduga ia adalah izulos rekan ku yang tau dengan kondisi ku saat ini.
izulos " hmmmmmmm (menghela nafas dan mematikan motor nya dan mengampiri mawangos) percuma terlalu banyak yang kau fikiri , semua itu tidak akan ada ujung nya"
mulut ini sebenar nya ingin mengatakan yang sejujurnya tapi tak sanggup.
izulos "sekedar untuk mnghangatkan tubuh mu (memberikan satu gelas jahe merah)".
mawangos "terimakasih"
izulos "terkadang pilihan itu sulit , seperti lawan mu itu" (sambil meminum air jahe ).
mawangos "maksud mu dia(sambil melihat penuh tanya)".
izulos "yaaaa , siapa lagii , dia yang sampai saat ini memegang prinsip untuk tidak memercayai skiil tole" (bediri memandang bulan dan memegang gelas air jahe).
izulos "tapi malah ternyata dia lebih parah kondisi nya di banding dengan mu , sangat lucu" (duduk kembali dan membakar rokok).
mawangos "lalu saya harus bagaimana" (meminum air jahe).
izulos "apakah ini sebuah pertanyaan lengkap dengan jawaban nya juga"( menghisap roko).
sulit berkata dengan keadaan ku yang sebenarnya , orang lain tau apa.
berhenti bernafas mengembalikan logika positif dengan perkataan nya tadi.
mawangos "saya kira anda telah tau apa yang saya rasa saat ini" (menatap ke arah lampu jalan).
izulos "itu hanya kendala mau atau tidak mau saja , menurut saya (menatap mawangos serius).
mawangos "saya tidak yakin bisa"
izulos "ternyata ada laki-laki pengecut di hadapan saya (meniupkan asap roko ke wajah mawang).
mawangos "mudah sekali anda menilai seseorang , tanpa tau latar belakang nya (menoleh sekejap dan bangun memegang penyangga atap yang sudah di makan rayap).
izulos "yaaaa jelas saya tau (berdiri dan memegang pundak mawangos).
mawangos "baguslah kalo memang sudah tau , saya harap anda mengerti" (menoleh sekejap dan menghela nafas).
YOU ARE READING
la historia de ojol
General Fictionkekeliruan membuat arah tujuan tak sejalan dengan pemikiran , tak bisa menyesuaikan jaman , menerima keadaan yang seharusnya terjawabkan .