Sepatu Robek

8 2 0
                                    

Disuatu desa ada satu keluarga yang berisi ayah dan satu anak. Mereka tinggal di gubuk rumah yang gelap hanya ada satu lampu penerang saja dan di siang hari setidaknya ada matahari sebagai penerang rumah mereka. Toni adalah anak dari Pak Budi yang bekerja sebagai pemulung yang tinggal disana. Setiap hari pak Budi mencari uang demi menghidupi anak sematang wayang yang ditinggal ibunya meninggal 3 tahun lalu akibat sakit yang dialaminya.

Toni berumur 10 tahun kelas 5 yang bersekolah di salah satu sekolah dasar di desa tersebut sehari-hari melakukan aktivitas sekolahnya dan setelah pulang sekolah ia membantu ayahnya mengumpulkan sampah yang bisa jual demi membantu keuangan keluarga kecil mereka.

Di pagi hari disaat Toni bersiap untuk sekolah dan sedang memakai satu-satunya sepatu sekolah yang ia gunakan dari kelas 1, Pak Budi melihat sepatu anaknya yang sudah robek dan tak layak pakai merasa sedih dengan keadaan ini tetapi anaknya tetap semangat walau dengan pakaian sekolah yang warnanya sudah tidak putih lagi lebih kekuning-kuningan, celana yang sedikit kekecilan, dan sepatu yang sudah robek. Toni selalu berpamitan dan mengucapkan salam sesaat sebelum berangkat sekolah. Dia anak yang baik, selalu bersemangat, dan patuh kepada orangtua.

Pak Budi ingin membelikan sepatu baru untuk anaknya dan ia bertekad bahwa hari ini ia harus mendapatkan sepatu baru untuk anaknya. Pak Budi bersemangat mencari uang pagi hari ini.

Di siang menjelang sore hari, Pak budi pergi ke toko sepatu untuk membelikan sepatu baru untuk anaknya. Ia rela tidak makan untuk hari ini demi tidak mengurangi uang yang ia kumpulkan ditambah uang simpanan dari hasil kerja keras nya. Dan ternyata uang yang ia kumpulkan masih kurang untuk membeli sepatu baru. Pak budi mencoba melakukan tawar menawar dan pada akhirnya si pemilik toko sepatu menawarkan sepatu bekas untuk Pak Budi karna hanya sepatu bekas yang sesuai dengan uang yang Pak Budi kumpulkan. Tanpa berpikir panjang Pak Budi mau membeli sepatu bekas tersebut setidaknya sepatu tersebut masih layak pakai dan tidak robek.

Hari sudah sore dengan rasa bahagia, Pak Budi pun pulang membawa sepatu yang beli untuk diberi ke anaknya. Sesampai dirumah ada 2 orang berseragam Layaknya guru berdiri didepan rumahnya sambil mengetuk pintu rumah. Setiba disana Pak Budi bertanya ada apa kepada 2 orang tersebut dan ternyata orang tersebut adalah guru dari sekolahnya
Toni, mereka memberi tahu bahwa Toni sekarang lagi dirumah sakit karena sepulang sekolah ia tetabrak mobil yang didekat sekolahnya. Mendengar kabar tersebut, Pak budi pun kaget dan khawatir dengan keadaan anaknya. Ia meminta 2 orang tersebuy untuk diantarkan ke rumah sakit tempat anaknya dirawat dan 2 orang tersebut langsung mengantarkan Pak Budi kesana. Setiba disana dengan membawa sepatu yang ia beli barusan, ia diberi tahu oleh dokter disana bahwa Toni sudah tidak bernyawa lagi karna mengalami pendarahan di otak. Mendengar kabar tersebut Pak Toni hanya terduduk dan menangis sambil memegang sepatu yang ia beli barusan. Ia tidak menyangka dengan meninggalnya Toni karena ia cuma memiliki Toni yang ia rawat demi menjadi anak yang sukses tetapi itu semua kandas. Ia telah kehilangan sosok orang yang paling ia sayangi dan orang tersebut sekarang sudah tidak ada lagi.

TAMAT.

"Selalu bersyukur dengan keadaan yang sekarang, karena diluar sana masih banyak orang yang berada dibawah kita"

CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang