3 April 2020
Sebelum membaca terapkan untuk diri kalian menghargai penulis ya! Dengan cara memencet tombol bintang di pojok bawah. Sikap kalian yang seperti itu akan membuat penulis menjadi semangat dalam berkarya lagi:))
Selamat membaca ♥️
.
.
.
Setelah lama terjebak dalam kemacetan. Akhirnya, Citra pun sampai di sekolah tempatnya mengajar dengan selamat.
Citra turun dari jok motor belakang hati-hati. Motor itu berhenti tepat disamping sekolah yang berukuran besar.
"Berapa pak?" tanya Citra pada bapak ojek yang telah mengantarkan dirinya.
"10 ribu neng," balas bapak tersebut dengan ramah.
"Bentar ya pak," seru Citra mengambil dompetnya yang berada didalam tas jinjingnya.
Bapak itu menganggukkan kepalanya. "Iya neng."
Setelah mengambil uang, Citra pun segera memberikan kepada bapak tersebut. "Nih pak, matur nuwun." Citra tersenyum manis sembari berterima kasih kepada bapak tersebut yang telah mengantarkan dirinya.
"Sami-sami neng," balas bapak itu dan kemudian berlalu meninggalkan Citra.
Citra menghela nafas panjang dengan pelan. Dia merasa jantungnya mulai berdetak kencang saat melihat taman kanak-kanak ini. Entah karena apa, Citra merasakan sesuatu yang tak pernah dia rasakan sebelumnya.
Dengan penuh keyakinan Citra berjalan masuk kedalam menuju ke ruang kantor. Sesekali Citra menyapa anak kecil yang sedang bermain disana dengan senyuman. Rasanya tidak sabar bertemu dan bermain dengan mereka semua.
"Assalamualaikum, permisi," salam Citra terlebih dahulu sebelum masuk kedalam ruang kantor tersebut.
"Waalaikumsalam," balas seorang wanita yang berada di ruang tersebut.
"Oh, kamu Citra sini masuk dulu." Seorang wanita menyuruh Citra untuk masuk kedalam.
Citra mengangguk dan tersenyum canggung. Dia menutup kembali pintu dan berjalan kearah wanita yang merupakan Kepala Sekolah di taman kanak-kanak tersebut.
"Selamat pagi bu Gita," seru Citra menyapa dengan ramah.
Gita mengangguk. "Selamat pagi, silahkan duduk dulu," perintah Gita kepada Citra.
Mendengar perintah dari Gita. Citra segera mendudukkan dirinya di kursi depan meja Gita. "Baik bu."
Citra tersenyum hangat ketika melihat Gita yang memberikan senyum kepadanya. Terlihat wajah Gita yang sudah tua, kulit keriput terlihat di seluruh wajahnya. Namun, tetap terlihat begitu wibawa dalam berbicara.
"Apa kamu yang bernama Renata Kusuma Citra?" tanya Gita dengan kedua tangan yang saling menggenggam diatas meja. Dan terlihat seperti ingin mengintrogasi Citra.
Citra mengangguk dan tersenyum tipis. "Iya bu, saya Citra yang akan menggantikan sepupu saya. Kak Andini," balas Citra menahan kegugupannya.
Terlihat Gita yang mengambil sesuatu di dalam lacinya. Gita mengeluarkan map biru dan menaruhnya diatas meja.
Citra menatapnya dengan perasaan was-was. Pikirannya berkecamuk apakah dirinya akan ditolak, pikir Citra memainkan jari-jarinya.
Melihat raut wajah Gita yang datar dan tanpa ekspresi. Citra mengeratkan kedua tangannya yang saling menggenggam erat. Citra berharap akan diterima kerja sebagai guru paud di sekolah ini.
"Kenapa kamu ingin menjadi guru Paud daripada guru Sekolah Dasar? Bukankah kamu ini lulusan Sarjana PGSD?" tanya Gita dengan tatapan yang begitu menakutkan. Hingga membuat Citra menegang seketika.
Citra yang mendengar itu hanya bisa mengangguk pelan dan berpikir jawaban apa yang akan dia katakan pada wanita tua didepannya ini.
Citra mendongakkan kepalanya dan menatap Gita penuh ketulusan. "Karena mencari pekerjaan itu tidaklah mudah. Setiap pekerjaan itu harus mulai dari nol, bersusah dulu baru kita dapat merasakan sebuah kesuksesan. Dan perihal saya ingin menjadi guru Paud disini, bukan karena gaji ataupun lainnya. Gaji menjadi guru Paud memang sedikit tapi saya gak masalah tentang hal itu. Saya berharap dengan bekerja saya bisa mendapatkan pengalaman hidup dan menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya," jelas Citra yang sangat menari hati Gita. Citra memang wanita yang sangat pandai dalam merangkai kata-kata.
Mendengar penjelasan Citra yang menyentuh hati. Hal itu sontak membuat Gita tersenyum senang. Gita menatap wajah Citra yang memancarkan aura perhatian dan kasih sayang pada semua orang. "Kamu sangat pintar sekali dalam berbicara. Saya suka dengan karakter kamu yang tegas dan pintar dalam bercakap. Kamu memang sosok wanita yang berpendidikan tinggi, ramah, dan perhatian. Tak salah jika saya menerima kamu," ucap Gita yang membuat Citra senang sekali. Citra bersyukur jika dirinya diterima dengan baik di sekolah ini.
"Iya bu, terima kasih atas pujiannya. Itu sudah hal biasa ketika masih kuliah untuk pandai berbicara." Citra tersenyum malu saat mendengar pujian yang diucapkan oleh Gita secara gamblang.
Pandai berbicara sudah hal biasa bagi Citra karena sejak berkuliah dirinya digencar dalam berbicara dengan anak-anak kecil. Dan Citra juga merupakan mahasiswi aktif dalam organisasi seperti jurnalis.
Gita berdiri dari kursi kehormatannya dan diikuti oleh Citra. Gita mengulurkan tangannya kearah Citra. "Selamat kamu diterima disini dan mari saya antar kamu ke kelas yang akan kamu tempati selama mengajar disini. Semoga kamu betah," ungkap Gita berharap jika Citra akan betah disini.
"Terima kasih bu," seru Citra tersenyum bahagia.
"Sama-sama!"
"Ayo, ibu antar ke ruangan kamu," ajak Gita yang diangguki oleh Citra.
Citra tersenyum lebar kala melihat anak-anak kecil berhamburan masuk kedalam kelas. Citra memamasuki kelas ditemani oleh Gita yang berada didepannya.
Citra tersenyum manis menyapa anak-anak kecil yang duduk dengan rapi di kursi masing-masing. Citra mengamati sekeliling ruang kelas itu. Banyak sekali hiasan dinding yang menempel pada tembok-tembok dinding. Tampak cantik dengan karya tangan anak-anak paud. Pasti sangat seru bermain dengan mereka semua.
"Selamat pagi anak-anak!" sapa Gita dengan lantangnya. Citra kira jika Gita itu tampak tua saja tetapi suaranya pun masih sangat kencang.
"Pagi bu!" jawab anak-anak dengan serempak.
"Ibu membawa guru baru untuk kalian semua, apa kalian senang?" tanya Gita yang menoleh sekilas kearah Citra.
Terlihat semua anak-anak mengangguk-angguk kecil. "Iya bu, saya sangat senang," ucap semua anak-anak bersorak riang. Melihat kehadirannya diterima, Citra tersenyum hangat pada anak-anak itu.
"Baiklah, silahkan perkenalkan dirimu!" Gita menyuruh Citra untuk memperkenalkan dirinya didepan anak-anak terlebih dahulu.
Citra mengangguk lalu maju selangkah untuk memperkenalkan dirinya. "Hai semuanya, nama ibu adalah Renata Kusuma Citra, kalian bisa memanggil ibu dengan Bu Citra. Mengerti anak-anak?" Citra melambaikan tangannya untuk menyapa mereka semua.
"Iya bu Citla," balas semua anak-anak yang tampak riang.
Citra hanya tersenyum mendengar suara anak-anak yang terdengar cadel. Rasanya manis sekali!
"Baiklah, kalau begitu bu Citra silahkan bekerja. Semoga hari ini lancar, saya permisi dulu," pamit Bu Gita yang diangguki oleh Citra.
"Iya bu, terima kasih sudah mengantarkan saya," ujar Citra berterima kasih pada Gita atas bantuannya.
.
.
.
Hai hai kembali lagi dengan cerita ini!! Bagaimana kangen gak smaa cerita ini? Jangan lupa vote dan komen! Jangan lupa follow juga ya!! See youuu
KAMU SEDANG MEMBACA
Janji Suci [KARYA KARSA & KBM]
Teen Fiction"Hai Anak manis," suara lembut menggema ditelinga lelaki kecil yang sedang duduk di bangku taman kanak-kanak. Lelaki yang dipanggil itu menoleh dan menatap seorang wanita cantik berdiri disampingnya. "Bu Gulu Citla," balas lelaki kecil itu dengan n...