part 23

2.8K 132 8
                                    

Hello gaes 👋 and how are you guys? Semoga selalu dalam keadaan bahagia yaaa... buat kalian yang belum vote silahkan divote ya...

1...

2...

3...

udah? Yuk baca ceritanya! Happy reading all!

Raya terus menggeleng dan menangis meski sudah berada di pelukan sang ibu mertua.

"Mah,mas Rafly gapapa kan?" Suara parau Raya kembali terdengar.

"Iya sayang,kamu yang sabar. Dia kuat,dia pasti bertahan untuk kamu" Rini mengusap punggung Raya yang masih naik turun.

Semua menatap Raya sendu. Raya tak henti-hentinya menangis dari semalam.

"Ray,kamu pulang dulu sayang. Kamu juga belum makan" ujar indah pada Raya yang melamun.

"Gak. Aku gak bakal pulang" Raya kembali menangis melihat ke kaca pintu yang memperlihatkan Rafly dengan banyak selang di tubuhnya.

"Kamu harus tegar nak. Rafly kuat kok,kamu juga harus kuat" Indah memeluk Raya.

Tak lama dokter keluar dan Raya langsung berdiri.

"Dok saya bisa masuk ke dalam?" Tanya Raya seraya menyeka air matanya.

"Silahkan,tapi tidak diperkenankan untuk berlama-lama" jawab dokter.

Tak membuang waktu lagi Raya masuk ke dalam ruangan untuk menemui Rafly.

Tangan Raya menggenggam jemari Rafly yang sudah terasa dingin.

"Rafly,bangun...aku takut" Raya menciummi punggung tangan Rafly.

"Kamu mau apa kalau udah sehat? Hmm jawab dong" Raya terus menanyai Rafly yang tak merespons.

"Aku pasti kesepian kalo kamu gak bangun ihh,ayo dong bangun" Indah dan Rini menangis melihat anak mereka begitu tak berdaya.

"Aku bakal turutin semua permintaan kamu kalo kamu mau bangun" kata Raya penuh harap.

Raya mengusap rambut Rafly.
Pipi Rafly terasa begitu dingin.
Raya terkesiap ketika mendengar suara nyaring dari benda kotak yang juga menunjukkan garis lurus.

Suster langsung bergerak cepat dan ada yang memanggil dokter.
Raya yang masih di dalam segera disuruh keluar oleh suster di sana.

Tangis Raya pecah kembali. Gumaman keluar dari bibir Raya yang gemetar.
Selang berapa waktu dokter keluar dari sana.

"Dok gimana keadaan pasien dok?" Tanya Raya.

"Kami telah berusaha semampu kami,tapi Tuhan berkehendak lain" semua orang langsung tertunduk lesu.

"Rafly" lirih Raya.

Raya jatuh terduduk dan menangis sejadi-jadinya.
Meneriakkan nama Rafly berharap Rafly bisa kembali ke pelukannya.

"Innalillahi wa innailaihi rojiun" ucap semua orang kecuali Raya yang langsung menangis histeris.

***

"Sadar sayang...ya Allah" badan Raya dipeluk dan pipinya ditepuk-tepuk pelan.

Mata Raya yang sembab terbuka perlahan. Raya yang masih sesenggukkan memegang kepalanya yang pusing.

Raya yang seperti ingat sesuatu langsung memeluk Rafly dengan erat seolah tak ingin lagi lepas.

"Kok aku di kamar?" Tanya Raya dengan suara parau.

Raya Dan RaflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang