"Pagi, bunda."
Junho menyapa bunda Eunsang —Lee Shin Hye. Ia baru saja sampai ke rumah Eunsang, ia mengendarai mobil miliknya dengan kecepatan tinggi, hampir saja ia dikejar-kejar oleh polisi.
"Loh? Junho bukannya masuk rumah sakit?"
"Enggak jadi, bun. Sakitnya Junho pending dulu, hehehehe."
"Heh?"
"Eunsang nya ada gak, bun?"
"Ada di kamar. Kalau bunda boleh tau, Eunsang kenapa ya, jun? Pulang ke rumah tadi, muka nya ditekuk gitu."
"Kalau bunda tau Eunsang ngambek karena gue kerjain, habis gue sama bunda." -cjh.
"Eumm... Anu, bun.. bunda janji gak akan marah sama Junho ya?"
"Enggak kok, ngapain bunda marah sama kamu. Jelasin aja, jun."
"Eunsang ngambek karena Junho kerjain. Bunda tau kan kalau ini April mop? Junho berniat buat ngerjain Eunsang dengan bilang kalau Junho masuk rumah sakit, Junho batuk berdarah, mimisan, dan berakhir dengan adegan kalau Junho... meninggal."
Shin-hye menatap Junho sambil menarik nafasnya. Ia tak tahu lagi dengan Junho ini, sering banget jahil sama Eunsang. Tapi jahil nya kali ini, cukup keterlaluan. Kematian seseorang bukanlah lelucon, bung.
"Sekarang kamu naik ke atas. Jangan pernah panggil saya bunda lagi kalau kamu belum berhasil bikin anak saya senang."
"Siap, bun! Junho janji, Junho bakalan bawa Eunsang turun ke bawah dengan wajah sumringahnya."
Shin-hye hanya mengangguk tanpa menatap Junho dan fokus kepada majalah nya, ia berduduk santai di sofa ruang tamu. Junho melihat sesuatu dipojok dapur dekat ruang tamu. Kandang hewan yang berukuran sedang, dengan tempat makan hewan disebelah nya.
"Bunda, kalau Junho boleh tanya, itu kandang hewan sama tempat makan hewan siapa? Bunda pelihara hewan?"
"Belum, Eunsang minta dibelikan kucing sama papa nya. Kata papa, dia mau beli hari ini, tapi papa harus lembur sampai besok pagi."
Junho hanya membulatkan bibirnya, lalu mengangguk-angguk. Ia melangkah dan menaiki tangga untuk menuju kamar Eunsang yang berada di lantai 2.
Junho sekarang sudah berada di depan kamar Eunsang. Ia ingin mengetuk pintu Eunsang, tetapi sebelum itu, ia menarik nafasnya terlebih dulu.
"Sayang, bukain dong pintunya. Ini Junho,"
"Gak! Pergi aja sana, aku males lihat wajahmu."
Berharap dibukakan pintu, Junho justru diusir oleh sang kekasih.
"Marah ya sama aku? Maaf ya, sang. Janji deh gak akan begitu lagi, ini yang terakhir."
"Tetep gak mau! Eunsang bilang pergi ya pergi!"
Tetap diusir oleh Eunsang, namun Junho tak mudah pergi begitu saja. Ia terus berusaha.
"Macaron 3 kotak, es krim vanilla, sama ku bikinin dalgona coffee deh, gimana? Maafin aku dong, sang."
"Gak."
"Sang, ayolah... Bukain pintunya, aku mau masuk. Marahan nya di pending bisa gak?"
"Gak."
"Blackcard ku kamu pegang sebulan."
"Gak."
"Aku berhenti ngerokok, aku udah ganti pakai permen loh, sang."
"Aku seneng, tapi aku tetep gak mau bukain pintu."
"Aku traktir makan di restaurant bintang lima?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Candu [Junsang+Hwangmini+Wonkyu]
Losowe❛❛Senyuman itu tetap sama. Ya, selalu sama ketika menatapnya dan merasakannya. Hangat, dan Candu.❞ Warn(!) • bxb area • non-baku