Chapter 7

25 10 7
                                    

Setelah Marsha sampai dirumah ia langsung lari ke kamarnya tanpa memperhatikan sekitar. Tak seperti biasa dia seperti ini, keadaan ini lah yang membuat keluarga nya khawatir.

Hazel yang melihat perubahan mood sepupunya itu merasa sangat aneh. Hazel tak tega melihat Marsha dengan keadaan seperti ini, Hazel ingin Marsha kembali seperti dulu, Marsha yang ceria, Marsha yang selalu membuatnya kesal, Marsha yang jail, Marsha yang cerewet, dan Marsha yang selalu tersenyum.

Hazel melihat sepupunya yang menangis dari pintu kamarnya yang sedikit terbuka. Marsha terlihat sangat frustasi tak ada harapan. Mungkin kali ini Marsha butuh ketenangan, jadi Hazel membiarkan Marsha sendiri dulu. Dan dia menelpon Tania untuk mencoba menenangkan hati dan pikiran Marsha.

Hazel dan Tania membawa sepiring nasi dengan sup ayam ditambah lauk perkedel kesukaan Marsha. Kali ini Marsha duduk di balkon dengan tatapan kosong, dan ketika sadar ada yang mendekati nya ia mulai bertanya dengan suara serak mungkin karena habis menangis cukup lama dan rasa sakit yang mendalam.

“Kenapa sih dia ngga pernah nyapa gue?”

“Kenapa dia ngga pernah bales senyum gue?”

“Kenapa dia cuek banget sama gue?”

“Bahkan ketika gue udah coba care sama dia, tapi gue malah dikacangin”

“Apa dia benci gue?”

“Oh iya bego lu Sha, ga bakal juga seorang Chandra cowok famous di SMA Pandawa yang fans nya seribu umat suka sama Lo, ga usah ngarep”

“Lo bego Sha”

Dan Marsha mulai meneteskan air mata nya lagi dan tetap terus berucap

“Lo cuman ke ge'eran doang”

“Dia liatin Lo... dia liat story Lo cepet... dia bales chat Lo cepet, ialah bego kan chat nya penting”

Tania sudah tak tega melihat sahabat kecilnya menangis seperti itu. Tania langsung memeluk sahabatnya dan pecahlah tangisan Marsha yang kedua kalinya.

“Sasha dengerin gue, Lo harus kuat sha, Lo jangan begini, Lo masih belum hadepin fans berat nya Chandra yang sejuta umat itu apalagi yang cabe” ucap Hazel

‘‘Lo harus bangkit Sha, ngga ada salahnya Lo suka sama kak Chandra, tapi jangan kayak gini Sha” Tania menenangkan Marsha yang masih terisak

“Gue kan udah bilang sama Lo, jangan berharap lebih deh sama Chandra meski Lo dibaperin atau apapun itu” kata Hazel mengingat kan

“Bangkit Sha, gue yakin mama, ayah, adek Lo, temen Lo, dan gue pun akan selalu ada buat lo” tambah Hazel

“Iya Sha, kita semua pasti ada kok buat Lo” Marsha mengusap air mata nya dan mulai tersenyum

“Coba deh Lo belajar cuek kayak Karin” ucap Hazel

“Helloo!! Bang Hazel Pratama Saputra, sejak kapan Karin cuek, ha?” Ucap Marsha yang kini telah cukup membaik moodnya.

“Lo suka sama Karin ya bang?” tambah Marsha menggoda Hazel disertai cengengesan di akhir kalimat

“Dahlah kak, ngaku aja Lo” sahut Tania

“Ck, emang salah gue apa coba, cuman ngasih saran doank, mana gue tau kalo Karin ngga cuek, kan diluar keliatanya cuek” Hazel membela diri

“Ngales kan Lo bang” kata Marsha memukul pelan pundak sepupunya itu

“Dah Sono nribun, keburu telat entar” ucap Hazel agar dia segera terbebas dari introgasi

“SASHAAAAAA!!!! ADA TEMEN KAMUU!!!! CEPAT TURUUN!!!” Teriak Mama

MYSTERIOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang