Setelah mengetahui siapa dalang di balik kesakitan Yura, membuat Jimin merasa kecewa. Entah mengapa tiba tiba saja Jimin merasakan rasa bersalah, entah itu karna Dia yang mengetahui bahwa Yura adalah adiknya Yoongi, atau memang di dalam dirinya merasa kehilangan.
Merasa kehilangan akan sosok yang tidak pernah marah walau setiap hari Jimin berbuat kasar, tidak pernah menuntut ini dan itu. Bahkan disaat dirinya dengan seenaknya membawa wanita lain kerumah, wanita itu hanya berusaha sabar. Sabar menghadapai sikapnya yang sungguh keterlaluan, dan bahkan sulit untuk dimaafkan.
Jimin tahu betul jika anak yang ada dikandungan Yura itu adalah darah dagingnya sendiri. Jimin hanya terlalu naif untuk mengakui jika janin yang dikandung Yura adalah anaknya. Sebab dirinya selalu mengumbar jika Yura adalah anak mantan pembantu dirumahnya, yang hanya dikasihani oleh keluarganya lalu dikuliahkan.
Jadi terlalu aneh jika terdengar kabar bahwa Yura mengandung anaknya Jimin. Bukan hanya naif, Jimin juga terlalu dibutakan oleh perasaan cintanya untuk wanita yang kini juga tengah mengandung, Kang Seulgi.
Perasaan yang ditentang membuatnya menjadi sosok pria bajingan untuk Yura, dirinya selalu menyalahkan Yura atas semua yang terjadi. Seandainya Yura tidak datang di hidupnya, mungkin dirinya sudah bahagia bersama Seulgi, begitu fikirnya.
Pola fikir begitu yang membuatnya seakan buta dengan semua kebaikan, perhatian dan cinta Yura untuknya.
"Haruskah aku menemui Yura dan melihat keadaanya?" gumamnya seorang diri, sambil berdiri di balkon kamarnya.
Jimin menimbang apakah Dia harus bertemu dengan Yura atau tidak, dirinya juga berfikir jauh apakah perbuatan Seulgi harus Dia kasi tahu pada Yoongi. Jimin takut jika Yoongi akan berfikir jika perbuatan Seulgi ada kaitannya dengan dirinya, dan semakin memperburuk suasana persahabatan mereka.
Jimin beranjak dari balkon kamarnya, entah kenapa langkah kakinya membawanya ke sebuah kamar yang tak lain kamar dulu yang ditempati Yura. Jimin perlahan memutar knop pintu yang sudah kurang lebih 2 bulan ini tertutup, ini pertama kalinya bagi Jimin masih ke dalam kamar Yura.
Bahkan sejak kedatangannya ke Amerika, dirinya belum pernah sekalipun masuk ke kamar Yura. Jimin menghidupkan saklar lampu, dan mendapati pemandangan yang selalu di dapati pada setiap kamar. Ada lemari, ranjang, dan juga meja rias yang sudah terletak dimana semestinya.
Jimin perlahan melangkahkan kakinya ke arah sisi ranjang, meneliti ranjang yang mungkin biasa digunakan Yura untuk tidur. Tanpa disadari setetes cairan bening itu mengalir, entah apa penyebabnya. Ada sebuah kotak kecil yang terletak di atas nakas tepat disamping ranjang yang menarik perhatian Jimin.
Jimin meraih kotak itu dan membukanya, setetes cairan itu kembali jatuh saat dirinya menemukan sebuah testpack yang bergaris dua dan sebuah hasil cetakan foto USG. Bukan hanya itu Jimin juga menemukan sebuah surat, yang mungkin dibuat sendiri oleh Yura.
'Maafkan Ibu harus merahasiakan kehadiranmu dari Ayah nak, Ibu hanya tidak mau Ayahmu menjadi seseorang yang dipandang jahat oleh anaknya sendiri. Ibu tahu pasti Ayah tak menginginkan kehadiran kamu di perut Ibu, Ibu hanya ingin kamu tidak merasakan penderitaan yang Ibu alami selama ini. Ayo sayang, mari kita saling membantu untuk selalu kuat'
'Jika nanti kau adalah laki laki, Ibu akan selalu mengajarkan arti dan rasa bertanggung jawab padamu'
'Lalu apabila kau adalah perempuan, Ibu akan selalu mengajarkan padamu tentang kesabaran'
'Ibu menyayangimu, walau Ibu tahu setelah ini jalan kita tidak akan mudah'
Secarik kertas itu nyatanya mampu membuat seorang Park Jimin menangis. Dengan segera Jimin keluar dari kamar Yura dan sudah mantap memilih untuk menemui Yura dirumah sakit.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You My Husband
RomanceKisah Choi Yura yang dinikahkan dengan Park Jimin karna suatu insiden yang menimpa Ayah Yura serta Ayah Jimin. Pernikahan keduanya tidak pernah di inginkan Jimin dan juga Ibu Jimin, lain hal dengan Ayah Jimin. Justru Ayah Jiminlah yang sangat berse...