"Assalamualaikum".
"Waalaikum Salam ehh den udah pulang".
"Iya bi arka pulang sama temen-temen, adek adek yang lain dimana bi?".
"Lagi tidur den tadi mereka rewel".
Ini bi icah, dia udah kaya pengganti almarhum ibu di sini gue gak berani nganggap dia ART karna dia terlalu baik sama keluarga kecil gue.
Gue ketemu dia di persimpangan jalan kenari, sebenernya waktu pertama kali gue ketemu dia, dia kaya orang gila dia bingung mau kemana, bi icah bilang dia di usir udah satu minggu dari kontrakan nya, jadi dia juga udah seminggu hidup dengan kerasnya di jalanan kota.
Kalian pasti paham apa yang di maksud "KERASNYA JALANAN KOTA".
"Gak biasanya adek adek rewel bi'".
"BIBI ADUHHH ABIM KANGEN BIBI". Teriak abim sambil meluk bi icah erat
"Sama den bibi juga kangen, ngimana kedaan aden-aden sehat kan?".
"Sehat dong bi, liat aja muka mas bima segar bugar gitu kan bi". Tunjuk abim sambil cekikikan
"Wah iya mas bima seger mukanya, ada apa ni?". Kata bi icah sambil masang muka jail
"Apa sih bi orang biasa aja, cuman ya seneng aja gitu liat bibi sehat sehat setelah berapa hari ya gak ketemu kita kita".
"Bi, bintang sama bulan mana?". Kata nava nanya.
"Lagi pada tidur".
"Katanya tadi mereka rewel". Ujar gara
"Kaya nya mereka mau sakit den, kan biasanya gitu bulan sama bintang dulu yang rewel nanti giliran langit sama bumi".
"Dan lo diem aja". Tegur nava
"Laper anying". Kata udan gak nyelo
"Ya Allah bibi lupa, ayo makan bibi masak tumis kentang, telor merah, pindang, sambel terasi terus udang crispy sama kangkung". Kata bi icah
"Ya Allah bibi make di sebutin kan udan makin laper". Kata udan sambil lari ke dapur
"WOY INI RUMAH GUE!". kata arka nge gas
"Sabar ya ka, Lo tau kan konsekuensi kalau temenan sama kita dalam posisi perut lapar". Ujar abim
"Sama aja Lo juga gitu".
"Yaudah sih ayo ke dapur, gue tergiur sama sambel dan pindang nih". Kata nava sambil masang muka laper dan tangan di perut.
MEJA MAKAN
"Sini bi makan sekalian sama kita-kita". Ajak bima
"Sok aja den, bibi mau nge licin dulu". Kata bi icah
"Tapi bibi udah makan belum?". Tanya arka
"Udah atuh bibi makan sama kangkung, asin sepat, jengkol, sambel, sama udang juga".
"ADUH BI MANA ASIN NYA ABIM MAU".
"UDAN JUGA MAU ATUH BI AH ASIN".
Mereka nge gas
"Kalian suka asin?". Tanya bi icah
"Suka atuh bi ih masa gak suka". Kata arka
"Kirain bibi gak suka, jadi bibi gak pernah bikinin kalian asin". Kata bi icah
"Besok deh bibi bikinin, besok kalian main ke sini kan? ".
"IYA BI KE SINI, KITA BESOK NGINEP YOI GAK GENGS? ". Ujar udan
"Iya bi, janji besok masak asin". Kata bima meyakinkan
"Iya den janji, sok makan dulu terus mandi sholat maghrib jangan lupa ya, bibi pamit ke belakang dulu".
"Iya bi makasih".
"Sama-sama".
"Apa apaan lu pada nginep disini? Kagak kagak yang ada adek adek gue gak tidur di gangguin kalian". Kata arka protes
"Rindu aing sama piyik piyik di rumah ini". Kata nava
"Biarin atuh kak, 3 hari doang". Abim
"APAAN 3 HARI?! ". Arka syok
"Lebay lu". Kata udan
"Bukan lebay dan nanti adek gue di ajak main mulu sama kalian, kasin pada cape".
"Ya gak seharian penuh main kan ka, lebay ah lu mah". Ujar bima
"Yaudah sih kak gpp sekalian kita belajar menjadi ayah siap siaga". Kata abim
"Pikiran lu anjir ayah siap siaga di kasih kecoa mainan aja masih suka nangis". Kata udah ngeledek
"YA GAK BUKA KARTU JUGA GOBLOK". Kata nava nge gas
"YAH MASIH TAKUT KECOA!". Kata arka
"LU JUGA SAMA TAKUT LABA LABA". kata abim
"Si anjir buka kartu".
"Eh baju kita-kita masih lo simpen kan?".
"G gua bakar".
"Bercandanya jelek". Kata nava
"Prikiw". Sambung bima
"Serius ka, baju kita masih ada gak?". Tanya abim
"Ada bim, kan lu lu pada yang nyimpen di lemari adek gue biar wangi bayi". Kata arka
"OH IYA LUPA". kata mereka bareng
"Sholat di masjid depan aja yu, sekalian jajan deket sana". Ajak udan
"Ayok lah".
"Pinjem sarung ka".
"Siap!".
Gimana?
KAMU SEDANG MEMBACA
GARA ARKASA NEGARA
RandomSesosok lelaki tangguh, yang di tinggal kan ibunya tanpa ada kata pamit. Sesosok lelaki hebat, yang di paksa oleh dunia untuk menjadi tulang punggung keluarga. Sesosok lelaki yang mampu menjadikannya seorang ayah, ibu, dan kakak dalam satu jiwa. Dia...