0'1

41 5 8
                                    

"Eh ada murid baru ges"

Senja yang mendengar ucapan Melza pun mengikuti arah pandang mata Melza. Ya tepat di sebelah nya memang ada murid baru.

Entah siapa. Dia menunduk, menyembunyikan wajahnya.

"Kayaknya murid sogokan deh" celetuk Wulan.

"Jangan gitu, siapa tau kan dia bukan murid sogokan" ujar Salwa.

Senja hanya mendengar kan temannya berbicara tentang murid baru. Padahal sebenarnya ia ingin memberhentikan ucapan-ucapan mereka. Karena merasa tidak enak dengan murid baru itu.

"Tapi kan klo misalnya bukan murid sogokan, udah di kenalin kali dari tadi. Meskipun kita jamkos" ujar Wulan tidak mau kalah.

Senja yang tak tahan dengan itu pun berdiri dari kursinya. Menghampiri murid baru itu.

"Nama?" tanya Senja pada murid itu.

Namun murid itu masih saja menyembunyikan wajahnya. Sembari menunduk. Ia tidak mengeluarkan suaranya untuk menjawab pertanyaan Senja.

"Gua mau masukin nama lu ke absen buat tugas piket atau kelompok"

Murid itu mengangkat wajahnya. Ia sepertinya baru saja bangun dari tidur nya. Terlihat sekali wajahnya sangat berantakan saat ini.

"Tadi lu nanya apa?" tanya murid itu sembari menggosok-gosok matanya yang tak kunjung membuka dan menerima cahaya.

"Nama lu" jawab Senja.

"Fajar"

"Ok. Salken Senja. Buat grup kelas, gua minta no lu. Ntar gua masukkin" ujar Senja.

"Gua gak bawa hape" ujar Fajar yang kini sudah mulai menatap Senja. Dengan tangan yang di lipat di depan dada. Sembari menyenderkan punggungnya di kursi.

"Yauda" Senja pun pergi menuju kursinya. Ia mengambil salah satu buku. Dan menyobekkan kertas nya.

Lalu ia pun menuliskan nomor handphone di kertas itu. Setelah selesai, ia berbalik lagi kepada Fajar.

"Nih. Ntar chat gua klo mau masuk grup kelas" ujar Senja sembari menyimpan kertas itu di meja Fajar.

"Klo gak masuk?" 

"Ya lu gak akan tau informasi apa-apa. Klo gak berniat masuk yauda. Silahkan nanya ke yang lain buat cari informasi. Asalkan jangan kek gua. Gua gak suka mengulang kata dua kali"

Setelah itu Senja kembali ke tempat duduknya. Ia lagi-lagi hanya dapat mendengarkan temannya berbicara. Ia tidak niat untuk mengatakan apapun.

Lain lagi dengan Fajar. Fajar menatap perempuan itu tidak menyangka. Lalu berbalik lagi menatap kertas yang diberikan Senja.

Ia pun mengambil kertas itu dengan lamat.

"Senja"

...

"Tadi lu ngomong apa si murid baru?"  tanya Wulan sembari menulis jawaban.

Mereka kini tengah berada di rumah Salwa. Yang tak lain adalah mengerjakan tugas kelompok.

"Cuman nanya nama" jawab Senja tanpa melihat ke arah Wulan.

"Kok nanya nama doang ampe lama?" tanya Melza yang mulai penasaran.

Senja pun mengangkat kepalanya. Melihat temannya satu persatu dengan tatapan bingung. Mengapa mereka semua sangat ingin tahu?

"Peduli kalian apa?" tanya Senja sembari menulis kembali jawabannya.

Fajar Berakhir SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang