Hello!
Maaf ya baru sempet update, kemarin sibuk UTS:)Jangan lupa vote dan komen❣️
Happy reading semua♥️
***
Setelah kejadian tadi baik Iqbaal maupun Steffi tak ada yang membuka suara. Steffi sibuk memainkan ponselnya, begitu juga dengan Iqbaal.
Sekitar 15 menit baru Steffi angkat suara. "Udah malem, mending kamu pulang," usir Steffi, tak memandang Iqbaal sama sekali.
Iqbaal menoleh ke arah Steffi, lelaki itu sudah memasukkan ponselnya ke dalam saku hoodie. Menatap Steffi dengan perasaan bersalahnya.
"Puy," panggil Iqbaal.
"Aku mau tidur, ntar kalau mau pulang bilang aja sama bik Nira. Biar dia yang kunci," ucapnya seraya berdiri dari sofa.
Iqbaal menahan pergelangan tangan Steffi. "Sorry, I'm jealous."
Gadis itu menoleh, tak menjawab. Menatap wajah Iqbaal yang dipenuhi rasa bersalah. Tak ada jawaban dari Steffi membuat Iqbaal gusar, ia mengusap wajahnya kasar. Hal itu tak luput dari pandangan Steffi.
"Aku mau tidur." Kata itu bukanlah kata yang diharapkan oleh Iqbaal.
"Bee, forgive me." Iqbaal meminta maaf dengan tulus pada Steffi.
Wajahnya menyiratkan penyesalan. Menyesal karena tadi ia terbawa emosi dan sempat membentak gadisnya. Bahkan, saat gadisnya meminta agar ia meredam emosinya, ia tak mendengarkan. Alhasil, ia malah menyulut balik emosi gadisnya.
Melihat wajah frustasi Iqbaal membuat gadis itu iba. Ia duduk kembali, lalu menangkup wajah Iqbaal dengan kedua tangannya. Menyuruh Iqbaal untuk menatapnya.
"I'll forgive you. Tapi janji, lain kali dengerin dulu penjelasan aku." Steffi berujar dengan lembut.
"Yeah, I'll promise," balas Iqbaal mengacungkan jari kelingkingnya yang kemudian dibalas oleh Steffi.
Iqbaal tersenyum lega, akhirnya pacarnya mau memaafkannya. Dengan perasaan bahagia, Iqbaal memeluk Steffi erat.
"I love you, Epuy."
"I love--"
Belum sempat membalas ucapan Iqbaal, suara pintu rumah terdengar seperti ada yang membuka membuka. Ternyata benar, di sana sudah ada Septi—mama Steffi dengan barang belanjaan. Langsung saja mereka melepaskan pelukannya.
"Eh, ada Iqbaal," ujar Septi saat melihat putrinya dan pacarnya sedang berpelukan tadi di sofa ruang tamu, "eh maaf Tante ganggu ya," goda Septi cengengesan.
"Oh, nggak kok Tan," balas Iqbaal kikuk.
"Ish, Mama," rajuk Steffi pada Septi.
"Udah ah, Mama mau ke dalem. Tante tinggal dulu ya Le," ucap Septi pada putrinya dan Iqbaal.
"Udah gih, sana pulang," ucap Steffi.
"Kok ngusir sih," rajuk Iqbaal.
Steffi memutar bola mata, lihatlah pacarnya sudah mulai merajuk kembali pada dirinya.
"Udah malem, Baale."
"Peluk," pintanya dengan nada manja.
"Nggak."
"Yaudah aku gamau pulang."
"Ish, yaudah sini, peluk." Steffi merentangkan kedua tangannya, lalu selanjutnya Iqbaal memeluk tubuh mungil gadisnya.
Setelah kurang lebih lima menit, Iqbaal melepaskan pelukannya. "Aku pulang dulu, abis ini kamu langsung tidur."
"Iya, udah sana. Udah malem, besok sekolah," oceh Steffi.
"Iya bawel." Iqbaal menyubit kedua pipi Steffi pelan, lalu mengecup kening gadisnya sebelum pergi dari rumah Steffi.
***
Drrtt..
Ponsel Steffi bergetar, menandakan ada pesan masuk dari seseorang. Segera saja ia mengeceknya.
Baale💕
Bee, aku otw jemput kamu.
See u♥️Steffi yang menerima pesan tersebut hanya bisa senyum-senyum tidak jelas, membuat sang Mama kebingungan dengan sikap anaknya.
"Steffi, kamu gak kesambet kan, nak?" tanya Septi.
Steffi mendelik. "Mama doain aku kesambet?"
"Lah, kamu makan roti kok sambil senyum-senyum, ya Mama kan jadi takut," ujar Septi bergidik ngeri.
"Ish, Mama tuh kalau ngomong sembarangan banget deh," sungut Steffi kesal.
"Ada apa sih, pagi-pagi udah ribut aja?" tanya Seno, Papa Steffi yang baru sampai di ruang makan.
"Ini Pa, masa' Mama doain aku kesambet," adu Steffi pada Seno dengan cemberut.
Seno mengelus rambut anak perempuannya pelan. "Kamu tuh, tiap hari kerjaannya ribut mulu sama Mama."
Steffi tambah merenggut kesal. "Papa kok belain Mama. Ish Steffi kesel titik."
"Loh Papa kan—" belum sempat Seno melanjutkan ucapannya ada seseorang yang datang ke ruang makan mereka.
"Pagi om, tante," ucap seseorang itu sambil menyalami Septi dan Seno.
"Pagi Iqbaal," balas Septi dan Seno.
"Kok yang disapa cuma Mama sama Papa sih," gumam Steffi, tapi masih bisa didengar dengan baik oleh Iqbaal.
"Pagi sayang," ucap Iqbaal pada Steffi. Kemudian ia mengacak pelan rambut Steffi.
"Ish, Baale! Rambut aku rusak nanti." Iqbaal terkekeh mendengar ucapan kekasihnya.
"Iqbaal udah sarapan?" tanya Septi pada kekasih anaknya.
"Udah kok tante, tadi sebelum jemput Steffi Iqbaal sarapan dulu," jelas Iqbaal dengan tersenyum.
"Yaudah, ayok berangkat," ucap Steffi pada Iqbaal, "Ma, Pa, Steffi pamit ya." Kali ini Steffi berpamitan dengan kedua orangtuanya.
"Om, tante, Iqbaal juga pamit ya," pamit Iqbaal pada Seno dan Septi.
"Iya, kalian hati-hati ya," ucap Septi menasihati.
"Siap tante."
***
TBC!
12 April 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
My Spoiled Boyfriend | IDR | On Hold
Fanfiction"Iqbaal makan sendiri dong." Steffi berujar dengan kesal. "Nggak mau, tangan aku kan lagi sakit," ucap Iqbaal dengan nada manjanya. Steffi berdecak kesal. Lalu dengan terpaksa ia menyuapi kekasihnya, lagi. Sedikit kasar memang karena ia sengaja meme...