Dara sedang berkumpul dengan keluarga Elang, canda tawa juga mereka lontarkan yang membuat senyum Dara merekah. Lyana yang terus menerus memuji Dara dan menjelek - jelekkan Elang membuat Senja dan Daren tertawa."ma, kayanya kak Dara itu kakak aku deh, kak Elang gak punya hobi yang sama kaya Lyana,"
Senja tertawa kecil. "Masa? Kenapa kamu miripnya sama kak Elang?"
Dara tersenyum melihat Lyana yang mengerucutkan bibirnya. "Aku gak mirip kak Elang, aku mirip mama!"
Daren mengacak - ngacak rambut putrinya. "Iya kamu mirip mama kamu,"
Elang menatap Dara yang terus tersenyum, rasanya Dara sangat manis. Tapi bunyi ponsel Dara berhasil membuat Elang sadar dari lamunannya.
"Iya Bun?"
"..."
"Dara di rumah temen,"
"..."
"Iya, ponsel Dara mati bun,"
"..."
"Iya, secepatnya Dara pulang,"
Dara menghela nafasnya. Senja melihat Dara dengan bertanya - tanya. "Kenapa? Bundamu menyuruhmu pulang, Dara?"
"I-iya Tante, gimana ya? Dara pulang dulu ya? Takut bundanya marah,"
Elang langsung bangkit dan mengambil kunci motor juga jaketnya. "Ayo, gue antar,"
Dara mengangguk, kemudian ia menghampiri Daren dan Senja mengecup punggung tangannya. "Tante, om, Dara pamit dulu ya? Maaf udah ngerepotin disini,"
Senja tersenyum. "Enggak, kamu tenang aja ya? Yaudah hati - hati ya? Salamkan untuk kedua orangtuamu,"
"Iya Tante, Assalamu'alaikum,"
"Wa'alaikum salam, Elang bawa motornya hati - hati!"
"Iya ma!"
Sepertinya Elang dan Dara. Senja dan Daren menatap anak bungsunya yang sedang melahap cumi, Lyana menatap kedua orangtuanya. "Apa? Kok liatin Lyana?"
"Kamu tadi bolos les balet ya?" Tanya Senja.
Lyana mengatup bibirnya. "Kok, mama tau?"
"Gurumu laporan sama mama, jangan suka bolos les, kalo emang kamu gak mau les lagi, kamu bisa keluar, Lyana," ucap Senja.
Lyana membulatkan matanya. "Yah ma! Jangan dong, kata kak Dara juga Lyana harus mencapai cita - cita Lyana jadi penari balet,"
Senja menyolek hidung putrinya itu. "Oleh karena itu, kamu harus rajin les-nya kalo mau gapai cita - cita kamu,"
"Siap bos!"
Daren tertawa melihat tingkah laku putrinya itu. Ia tak menyangka akan memiliki keluarga kecil seperti ini, terutama istrinya Senja, gadis dengan sejuta diamnya saat masa SMA. "Mas, makannya abisin, jangan bengong," ucap Senja.
"Enggak nyangka aku punya anak, udah jadi ayah,"
"Apaan sih lebay!" Ucap Senja sambil tertawa.
"MAMA! INI CUMINYA GOSONG!"
•••
Elang menurunkan Dara di depan rumahnya. Elang melihat Dara yang terus tersenyum. "Kenapa lo? Kesambet panda?"
Dara mencubit pinggang Elang. "Lo tuh kaya gak suka gue bahagia kayanya?"
"Mungkin... "
"Gelap lo! Gue kangen si Alvi,"
"Alvi? Dia gebetan lo?"
"Bukan, dia temen main,"
"Oh.. Bagus,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dara & Elang
Teen FictionDara tahu bagaimana rasanya berjuang dan jatuh. Dara pernah berjuang untuk kekasihnya, tetapi yang Dara dapat hanyalah amarah. Cinta itu sebuah proses yang memakan waktu. Dara telah banyak memakan waktu hanya untuk memperjuangkan cintanya yang tak t...