Pt. 11

2 0 0
                                    

🍷

Bin berjalan mengitari Gangnam. Berada dikeramaian malah membuatnya semakin kesepian. Ia memikirkan banyak hal, namun poin utama dari pikirannya adalah—Jeon Jungkook.

Bin merindukan lelaki itu.

Gadis itu menghentikan langkahnya di bawah pohon natal raksasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis itu menghentikan langkahnya di bawah pohon natal raksasa. Ia dan Jungkook selalu kesini setiap tahunnya. Bola matanya terpaku pada pemandangan di depannya.

"Kita bertemu lagi." Ujar sebuah suara tepat di samping Bin. Gadis itu segera menoleh karena suara itu terasa tidak asing. Tidak—suara itu terasa sangat dekat dihatinya.

 Tidak—suara itu terasa sangat dekat dihatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Benar saja, itu Jeon Jungkook. Pemuda itu tersenyum kikuk dibalik winter coat-nya yang tebal. Mata bulatnya seakan tenggelam menatap gadis didepannya. Gadis yang benar-benar ia rindukan.

"Jungkook.."

Bin memanggilnya pelan, ia mati-matian menahan air matanya.

"Aku benci menanyakan ini padamu. Tapi, dimana kekasihmu? Bagaimana bisa ia meninggalkanmu seorang diri dimalam natal?"

Pertanyaan itu lantas membuat tangis Bin pecah. Ia menangis dengan sangat keras.

"H-hei.." Tentu saja pemuda itu terkejut. Ia memegang kedua bahu Bin, menyamakan tinggi keduanya. "Ada apa?"

Meski pernah bertahun-tahun bersama, ia tetap tidak terbiasa dengan situasi seperti ini. Bin bukanlah gadis yang gampang menangis, apalagi sehisteris ini.

Jungkook memeluk Bin, membiarkannya tenggelam didadanya. Mengelus rambut gadis itu dengan halus.

"Apa dia menyakitimu?"

Bin menggelengkan kepalanya.

"Kalian putus?"

Bin menggelengkan kepalanya sekali lagi.

"Lantas ada apa denganmu?"

Bin melepaskan pelukannya dari Jungkook dengan kasar. Ia menatap mata Jungkook dengan mata yang berair.

"Aku benci denganmu. Kenapa kau harus muncul dihadapanku?!"

"Maafkan ak—"

"Kenapa kau selalu ada dipikiranku? Kenapa aku merasa aku berselingkuh darimu setiap kali aku menghabiskan waktu dengan Namjoon?! Kenapa aku masih merindukanmu?! Jeon Jungkook kau pria brengsek!"

Jungkook kembali membawa Bin kedalam pelukannya. Ia memeluknya dengan erat, membiarkan gadis itu menangis di dalam pelukannya.

"Aku juga mencintaimu." Pemuda berujar dengan halus kemudian melepaskan pelukannya ketika tangisan Bin sudah reda.

Jungkook tersenyum halus, menyeka sisa air mata Bin dengan jemarinya.

"Oh Bin Bin, kau tidak bisa kabur dariku, akupun begitu. Hidupku menjadi berantakan tanpa dirimu."

Jungkook menarik leher Bin mendekatinya, menempelkan bibirnya pada bibir gadis itu. Tidak ada penolakan, Bin membiarkan tangannya melingkari pinggang pemuda itu. Keduanya memejamkan mata, melepaskan rindu satu sama lain. Jungkook Mengabsen setiap rongga dimulut gadis itu. Sebaliknya Bin, ia menggigit kecil bibir bawah Jungkook. Demi apapun, Jungkook sangat merindukan bibir gadisnya—begitu pula Bin.

Kissing under the mistletoe.

Seperti apa yang mereka lakukan setiap tahunnya. Jungkook melepaskan tautan bibir keduanya. Ia kembali tersenyum halus sembari mengelus rambut Bin.

"Can I be your boyfriend, again?"

Bin mengangguk sembari tersenyum ringan. Jungkook lagi-lagi menarik gadis itu ke pelukannya. Ia sangat bahagia sampai-sampai giginya kering karena terlalu banyak tersenyum.

"Omong-omong, sudah berapa hari kau tidak mencuci rambutmu?"

"Jeon Jungkook!!"

🍭🍭🍭

"Maaf."

Ujar Bin seusai menjelaskan apa yang terjadi terhadap Namjoon yang berada di hadapannya.

Keduanya tengah berada di sebuah Cafe di Gangnam. Bin menunduk canggung, ia bahkan tak mampu menatap mata Namjoon.

"Kenapa kau minta maaf karena perasaanmu?" Namjoon bertanya pelan, membuat Bin menatap pemuda itu.

"Bin, kau tidak perlu merasa bersalah dengan apa yang kau rasakan."

"Joon-ah.."

"Memilikimu untuk sesaat, itu sudah cukup untukku. Kau cinta pertamaku, dari awal aku selalu bersaing dengan Jungkook. Walau kutahu, sekeras apapun aku berusaha, hatimu hanya akan jatuh untuknya." 

"Aku sangat beruntung bisa mengenalmu, Namjoon. Kau orang yang sangat baik."

"Kau harus bahagia, Bin. Aku akan selalu mendukung semua keputusanmu. Aku juga berterima kasih karena kau pernah mencoba membuka hatimu untukku. I'm glad you come to me for a closure."

"Kau juga, Joon. Kau berhak untuk bahagia."

🍷🍷🍷



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Off Feelings [JUNGKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang