BAB 23-Puncak Timur

12 2 1
                                    

Pada tengah hari, sesuai dengan yang Meiry minta, Aji Yasa menugaskan Rahnu untuk mengantar Mahadewi ke Balai Puja Puncak Timur. Seperti biasa ia menunggangi sepeda kesayangannya, tempat pemujaan itu memang tidak terlalu jauh dengan kediaman Aji Yasa. Mereka telah berlabuh di tempat tujuan saat ini.

"Rahnu, tempat apa ini?" tanya Meiry. matanya menerawang menatap setiap detail tempat itu. Sebuah tempat yang sangat hijau dibentengi oleh pohon-pohon cemara. Di tengah-tengah terdapat sebuah monumen, berupa punden berundak berbahan batu cadas yang tampak sangat tua.

"Ini adalah Balai Puja Puncak Timur. Di Sanggraha ada 4 Puncak di masing-masing arah mata angin. Setiap Puncak terdapat Balai Puja, kecuali di Puncak Selatan. Tempat dimana kami menemukanmu, itu adalah Hutan Selatan, jika berjalan hingga ke ujung hutan, disitulah Puncak Selatan. Tapi orang Sanggraha sangat dilarang mendaki puncak itu," jelas Rahnu.

"Kenapa?"

"Menurut kitab yang diturunkan para Pitara, bila orang Sanggraha mendaki Puncak Selatan, mereka tidak akan pernah kembali lagi ke Sanggraha, sebab mereka akan terseret arus dan tenggelam disana."

"Maksudnya? Apa tempat itu dekat dengan laut?" tanya Meiry penasaran.

"Setahu aku, daerah pesisir di Sanggraha adalah wilayah Utara dan Barat. Jadi sepertinya tidak ada laut di Selatan. Tapi aku juga kurang tahu, aku belum pernah kesana," kata Rahnu.

Meiry memutar otaknya. Ada apa sebenarnya dengan Puncak Selatan? Mengapa orang Sanggraha dilarang kesana? Meiry semakin curiga dengan tempat yang satu ini.

Saat Meiry ingin mengulik lebih dalam mengenai Puncak Selatan, obrolan mereka harus terpotong sebab Aji Yasa sudah memanggil Meiry untuk berdoa. Meiry menurut, ia berjalan menuju sebuah punden berundak raksasa yang kira-kira memiliki 11 tingkat itu. Aji Yasa menuntunnya.

Selagi Meiry berdoa, Rahnu menunggu di luar halaman Balai Puja. Ia terduduk di bawah pohon cemara sambil memainkan rumput-rumput liar yang ada di sekitarnya. Pandangannya jauh ke arah deretan permukiman Sanggraha yang tampak sangat kecil bila dilihat dari atas puncak itu.

Di tengah-tengah kegiatan tak berfaedah Rahnu, tiba-tiba tanpa permisi Meiry datang dan mengagetkan si pinkboy.

"Duaarrrr!!!" teriak Meiry sambil menyentuh pundak Rahnu.

Rahnu terlonjak kaget. Lelaki itu bahkan sampai memegang dadanya saking terkejutnya ia. Rahnu mendengus dengan keusilan yang Meiry lakukan.

"Hei lagi mikirin apa hayook?" goda Meiry.

"Tidak ada." Singkat saja, sifat dingin itu muncul kembali.

"Sebenarnya Mahadewi itu apa sih?" Meiry bertanya sambil terkekeh.

"Mahadewi itu orang yang akan menyelamatkan Sanggraha dan memajukan peradaban."

"Iya, kalau itu aku juga sudah tahu. Maksudku kenapa bisa ada seorang Mahadewi? Kenapa ia datang untuk menyelamatkan kalian dan memajukan peradaban kalian?"

"Kedatangan Mahadewi sudah ditulis langsung oleh Aji Bhanu di masa lampau dalam sebuah kitab Sanggraha. Disana dikatakan bahwa setiap pergantian 1000 tahun zaman, akan ada seorang Mahadewi yang datang. Karena itu, orang Sanggraha percaya bahwa semua kemajuan hidup di Sanggraha tak lepas kaitannya dari Mahadewi yang datang setiap 1000 tahun itu." terang Rahnu.

Ia kemudian melanjutkan perkataannya. "Tapi semakin berkembangnya zaman, tak sedikit juga orang yang mulai menganggap Mahadewi hanyalah sebuah dongeng. Itu karena leluhur kami sejak dahulu tidak pernah meninggalkan catatan sejarah tentang kedatangan Mahadewi-Mahadewi sebelumnya. Mungkin karena budaya tulis menulis Memang masih rendah pada zaman itu."

Sanggraha [A World Behind The Clouds]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang