Terkadang, sebuah janji ada.
Namun, bukan untuk ditepati.
Terkadang, ia hanya terikat.
Untuk sekedar berkata,
lalu pergi.• • •
"Yey, April mop juga tante, om!" Semua yang ada di ruangan itu berusaha mencerna kejadian yang terjadi barusan, namun Dedek dengan santainya menjawab Diana dan Justine tentu saja dengan raut muka datar dan nada suara yang sangat tidak berdosa.
"Loh? Kok? Pada diem aja? Ya udah, tante sama om mau beres-beres koper dulu ya" Setelahnya Diana dan Justine pergi ke Garasi untuk mengambil koper yang masih berada di bagasi mobil.
"Bang"
"Je"
Mereka berdua bertatapan, lalu keduanya menghembuskan nafas, kesal. Merasa tertipu, ternyata begini rasanya di prank keluarga sendiri.
Melihat Jeje dan Alaric yang pasrah dengan kejadian tersebut, semua tertawa keras.
"Keluarga lo keren banget Je, rekrut gue plis?" Sahut Katya dramatis
"Gaul abis ini keluarga" Ryan tersenyum lebar sambil menepukkan kedua tangannya dengan girang.
"Lumayan kalo punya menantu kayak begini" Ucap Eros sambil mengedipkan sebelah matanya kepada Alaric.
Setelah membahas April Mop dari Diana dan Justine mereka memutuskan untuk memainkan permainan yang bisa dimainkan oleh delapan orang.
"Gimana kalo Monopoli?"
"Jangan, uang monopoli gak cukup buat berdelapan anjir"
"UNO aja"
"Bosen"
"Gue tau!"
"Apaan?"
"Mending lo pada pulang, udah jam delapan malem badan gue pegel-pegel apalagi tangan gue yang habis dipake ninju orang" Sindir Alaric, jari telunjuknya mengarah kepada jam dinding di dekat pintu dapur. Jam memang sudah menunjukkan pukul delapan, bahkan lebih sepuluh menit.
"Je, abang lo tega ngusir gue?" Dede bertanya dengan dramatis
"Kak Dedek sayang, kakak gak mau pulang? Udah malem, nanti mama kakak nyariin" Jeje menjawab Dedek dengan lemah lembut sambil membereskan sisa camilan dan bekas minuman para tamunya ini.
"Mau juga dong disayang Jeje" Ledek Calantha sambil melirik kearah Roy, Roy hanya melirik Calantha sekilas lalu membuang muka.
"Alay lo Dek. Makasih Je minumannya enak banget, cocok lo jadi calon istri gue. Ric, makasih main ps nya besok-besok gue mampir lagi. Papa Mama lo mana nih? Mau pamit gue" Di antara semua anggota Bangsat Berkelas, Eros memang yang paling baik, penyabar, dan memiliki tingkat kebaikan akhlak yang tinggi.
"Bentar ya gue panggilin" Alaric melangkah menuju kamar kedua orang tuanya yang terletak di dekat pintu halaman belakang.
"Cal, mau pulang besok atau sekarang?" Tanya Jeje yang baru saja selesai membereskan sisa cemilan dan bekas minuman, lalu duduk di sebelah Calantha.
"Kalo malem ini anterin gue pulang mau gak Je?"
"Oke"
"Nganterin orang enteng bener Je, gue sih ogah" Sahut Ryan yang sedang mengotak-ngatik ponselnya.
"Kak Ryan mau anterin Cal? Anterin aja, Jeje ada urusan lain juga"
"Oke sama gue aja Calantha nya"
"Gengsi bener jadi cowok, mau nganterin doangan aja banyak alesan" Sindir Katya
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Feelings
Teen FictionIbarat jatuh cinta itu, seperti hujan. walaupun jatuh berkali-kali, ia tidak pernah lelah untuk mengulangnya kembali. Begitu juga dalam cerita cinta Jessie Evangeline, remaja cantik yang tergolong populer disekolahnya karena memiliki pekerjaan sampi...