Inilah Kisahku.

922 40 6
                                    

Cerita ini dari satu sudut pandang hanya dari BULAN.

Sekali lagi, cerita ini bukan kelanjutkan kisahnya ALEE dan ADIRA [RASA UNTUK ALEE & KEMBALI PULANG] tetapi ini kisah ANAKNYA! Buat yang nggak baca ALEE dan ADIRA juga nggak masalah!

TINGGAL KENANGAN

Perkenalkan namaku Bulan Diraleen Nugroho. Aku anak pertama dari dua bersaudara. Aku ingin menceritakan tentang kisahku 10tahun yang lalu saat aku mulai mengenal sosok ketua geng yang ditakuti disekolahku. Sosoknya yang sangat, arogan, pemberani, tak ada sedikitpun rasa takutnya pada apapun. Siswa disekolahku dulu tak ada yang berani mendekatinya ataupun bicara dengannya terkecuali kalau kamu adalah anggota gengnya, barulah kamu mempunyai sedikit keberanian bicara dengannya. Dia---bukanlah sosok yang senang membully ataupun menjaili, hanya saja kalau kamu mengganggu ketenangannya ataupun anggota gengnya, kamu akan mendapat masalah sampai kamu benar-benar mendapat balasannya barulah kamu dilepas olehnya.

Aku sendiri tak begitu menyukai dirinya tetapi hampir semua gadis disekolahku bahkan dikelasku sangat menyukai dan menganggumi dirinya. Kuakui kalau dirinya memang ganteng, tinggi, tidak malu untuk dikenalkan pada teman-teman tapi aku tak suka, dia tak pernah senyum pada orang lain terkecuali pada teman-teman gilanya. Mungkin karena dia adalah ketua geng makanya apapun yang dia katakan dan dia lakukan akan diikuti oleh anggota gengnya yang menurutku terlalu penurut.

Menurut kabar yang beredar atau aku dengar dari Arindha---salah satu temanku yang merupakan pacar dari salah satu anggota geng tersebut, kalau sosoknya sangat royal pada anggota gengnya. Maksud dari kata royal adalah setiap gengnya menang balapan ataupun tauran, dia akan traktir semua anggota gengnya tanpa terkecuali. Yang terpenting tak ada yang membohongi dan mengkhianatinya.

Aku perkenalkan saja nama dirinya---Bumi Arjeon Zaidan. Bagus kan namanya? Ya sama seperti bagus wajahnya. Hanya tidak dengan tingkah lakunya yang selalu berlaga jagoan ataupun raja yang selalu memerintah anggota gengnya. Sebenarnya tak baik menilai seseorang sebelum kita mengenal diri seseorang tetapi kalau Bumi atau yang lebih sering dipanggil oleh teman-temannya dengan sebutan nama Kibum. Sebelum menilai sosoknya, aku masih bingung asal muasal dirinya dipanggil Kibum, apakah itu artinya Aki-aki Bumi atau apalah itu. Menurutku dia lebih pantas dipanggil Arjeon atau Jeon diambil dari nama tengahnya. Mungkin menurutnya dirinya dipanggil Bumi agar dirinya dapat menguasai apapun yang ada di Bumi terutama anggota gengnya.

Sekarang aku ingin menilai dirinya yang saat itu belum aku kenal, hanya nama dan wujudnya yang diluar saja yang aku kenal bukan sosok didalam dirinya. Aku katakan sekali lagi kalau aku tak suka dirinya yang selalu berlaga jagoan ataupun raja ataupun penguasa di sekolah. Kalau dirinya ataupun teman-temannya lewat, semua siswa menghindar ataupun menepi untuk memberi jalan pada mereka. Padahal tak seharusnya semua siswa itu lakukan pada mereka. Memangnya mereka pikir sekolah adalah milik mereka. Kalau di kantin saat jam istirahat, semua anggota gengnya selalu berisik, ketawa-ketiwi membuat ketenangan terganggu. Tapi tak ada satupun yang memarahi mereka. Bukan aku juga tak bisa memarahi mereka, tapi aku bukan lah type orang yang suka berkomentar ataupun menyalahkan orang langsung begitu. Kalau aku tak suka, ya aku diam saja. Bukan aku takut, tapi sekali lagi aku tekankan, aku tak suka berkomentar.

Langsung saja aku ceritakan kisahku 10tahun yang lalu saat aku baru mengenalnya, sebelum seperti sekarang aku sudah menikah 4tahun yang lalu dan kini aku sudah memiliki satu anak laki-laki berumur 2tahun.

"Pulangnya mau dijemput atau?"

"Aku naik kereta aja, Ba."

"Yasudah."

"Dah Baba."

"Dah."

Aku baru saja keluar dari mobil Baba---Ayahku yang selalu meluangkan waktunya mengantar aku dan adikku ke sekolah. Aku ceritakan sedikit tentang orang tuaku yang selalu berdebat lucu setiap hari dirumah. Baba dan Bia---Ibuku, mulai pacaran saat mereka masih kelas 10, saat lulus sekolah mereka putus karena Baba akan kuliah di luar negeri. Tapi yang membuat kisah mereka menarik karena ternyata Baba tak jadi kuliah di luar tetapi menyamar sebagai sosok laki-laki yang berkepribadian yang sangat bertolak pinggang dengan diri aslinya demi menjalin hubungan kembali dengan Bia. Singkat cerita, 3tahun mereka kenal dan 1 tahun pacaran. Semua rahasia Baba sebagai penyamar terbongkar didepan mata Bia sendiri. Mereka putus dan tak bertemu selama satu bulan. Saat mereka lulus kuliah, Baba mengikat Bia dalam ikatan pertunangan karena saat itu Baba harus melanjutkan kuliahnya di luar negeri. 2tahun mereka LDR, akhirnya mereka kembali bersatu. Terhitung sudah 10tahun mereka pacaran tapi tak juga menikah. Padahal teman-teman Baba dan Bia sudah banyak yang menikah dan memiliki anak. Puncaknya saat 11tahun pacaran Bia sudah ingin menikah tetapi Baba tak juga melamarnya. Satu malam Baba mengajak Bia dinner untuk merayakan hari jadi mereka yang ke-11 tahun. Bia kira, kalau malam itu dirinya akan dilamar tetapi hanya sebatas merayakan hari jadi dan Baba meminta waktu untuk memikirkan pernikahan. Malam itu Bia sangat amat kecewa sampai akhirnya mengakhiri hubungannya dengan Baba begitu saja. 2bulan tanpa komunikasi yang seakan-akan mereka benar-benar berakhir dengan kesia-siaan 11tahun pacaran. Tak bertemu selama 2bulan, Baba langsung datang kerumah Bia dan menjelaskan semuanya dan meminta untuk tak mengakhiri hubungan mereka. Semua akan baik-baik saja dan akan berakhir bahagia. Besok paginya, Baba mengajak Bia pergi kesuatu tempat yang tak lain adalah rumah yang saat ini menjadi tempat tinggal kami. Baba bukanlah sosok yang selalu ada dan selalu memberi kabar 24jam pada Bia. Baba juga bukan sosok romantis yang selalu memberi kata-kata manis untuk membuat Bia tetap mencintainya. Baba juga bukanlah sosok yang selalu mengajak Bia jalan-jalan disaat hari libur. Tetapi Baba adalah sosok laki-laki yang begitu mencintai Bia, aku, dan adikku. Sesibuk apapun dirinya, ia tetap ada saat kami membutuhkannya. Aku mencintai Baba dan Bia.

Aku berjalan dikoridor menuju kelasku 10 Bahasa 2. Aku berjalan santai dengan kedua tanganku, aku masukkan kedalam saku jaket jeans yang aku dapatkan dari sogokan dari Bang Farqa. Bang Farqa itu anak dari sahabat Bia---Buti Nukha. Aku dan Bang Farqa sudah seperti saudara kandung, dirinya selalu berlaga adalah abang kandung yang selalu menjaga dan melindungiku. Aku dapat sogokan karena saat itu aku melihat Bang Farqa mabok-mabokan di kosannya bersama teman-temannya. Aku video dan aku ancam akan kasih tahu Buti Nukha, lalu Bang Farqa bilang mau kasih apa aja yang aku mau asal jangan dikasih tahu Buti. Aku bilang aja mau jaket jeans besoknya aku dan Bang Farqa beli deh jaketnya.

 Aku bilang aja mau jaket jeans besoknya aku dan Bang Farqa beli deh jaketnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini adalah hari pertama di semester kedua. Hari ini juga adalah pembagian kelas baru dan teman-teman kelas baru. Itu artiya aku akan mendapat teman baru. Semester satu kemarin aku dapat kelas 10-2, dimana dikelas itu aku tak ingin memiliki teman karena yang aku lihat semua wajah-wajahnya adalah wajah kepalsuan. Bukan maksud aku sombong tak ingin berteman, tapi saat aku tahu akan ada perombakan kelas, aku mulai menjaga jarak dengan teman-teman kelas sementaraku. Saat inilah aku akan mendapat teman sampai nanti lulus sekolah.

Aku melihat papan kelas diatas pintu tertera X Bahasa 2. Pembagian kelas didapat saat pembagian rapor semester satu lalu. Aku masuk kedalam kelas yang sudah cukup ramai dan banyak juga yang sedang berkenalan atau saling caper satu sama lain. Aku mencari kursi kosong, terlihat kursi nomor 3 didekat jendela masih kosong. Aku berjalan tanpa memperdulikan semuanya yang masih saling caper. Aku letakkan tas disamping meja yang sudah disediakan pengait tas untuk menggantung tas setiap siswanya. Aku duduk sambil melepas jaketku.

"Eh sorry, ini meja buat teman gue."

TINGGAL KENANGAN

04-04-2020


Tinggal KenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang