Sudah hari ketiga aku berada di ruangan ini. Dan akhirnya dokter pun boleh mengizinkanku pulang, karena aku yang memaksanya. Seperti yang kulakukan saat ini, di ruangan dokter fredi.
" Dok, saya hari ini mau pulang. Saya ga terima penolakan." Ucapku tegas, dokter itu menolak beberapa kali, tapi aku tak peduli.
" Baiklah jika nona memaksa, tapi nona harus ingat ya, nona harus melakukan kemoterapi dengan rutin." Ujarnya menasehati. Tangannya yang lain hanya menulis entah apa di kertas, mungkin hanya dia, tuhan, dan petugas apotek yang mengerti. Oh mungkin, seperti resep obat.
Aku pun hanya menganggukkan kepala tanda paham dan menurut.
Yey
Akhirnya...
Aku bebas juga.Aku tak perlu risau tentang pendidikan, karna memang aku ini homeschooling. Maka dari itu aku bisa seenak jidat bisa kemana mana.
Rindu..
Ya aku rindu nge-gym bersama teman temanku. Ah, mungkin aku harus kesana sekarang.******
" Hei vallen, tasya. Lama ga ketemu, gimana kabarnya?" Tanganku sambil merangkul cipika cipiki.
" Ya ampunn bu bos, gue baik. Ko lo agak langsingan ya. Lo udah lama banget ga nge gym sama kita. Kemana aja lo."
Tangan vallen menepuk pundakku." Iya lo, udah jarang main ke markas. Haduhhh bos kita emang sok sibuk binggo." Jawab tasya tak mau kalah.
" Gue emang akhir akhir ini agak sibuk. Udah ayo ah, gue rindu banget nih sama barbel gue."
" Silahkan bu bos..." Kami semua tertawa.
Jangan heran, jika semua yang ada di tempat gym memberi hormat selamat datang. Karna memang tempat gym ini milikku, hasil jerih payahku. Tempat ini bukan sembarang tempat yang bisa di masukki oleh orang orang. Ini hanya tempat untukku dan anak buahku untuk latihan gym dan bela diri.
" Woyyy bu bos dateng nih." Teriak pemuda gagah yang menawan itu.
" Apa kabar lo upil kuda.." sambil setengah tertawa aku bertanya padanya.
" Ahh bu bos bisa aja, segini fathan gantengnya di panggil upil kuda."
Mukanya yang polos tapi ga polos polos banget, tapi jangan heran. Sekali dia ngebantai mati lo semua.Kita semua memang sepantaran atau seusia, tapi entahlah mereka selalu memanggilku bu bos.
" Ya allah bu bos tambwah cwantik ajah, tambwah lope lope dah. Beta padamu bu bos."
Beta, pemuda asal ambon itu. Memang paling banyak bercanda, tapi sekali dia marah, jangan di tanya lagi." Najis dih beta-nol. Beta bahenol." Ucapku padanya, yang lain hanya tertawa begitu juga denganku. Sedangkan mataku yang lain sedang menatap lekat laki laki gagah pendiam itu, dia hanya bersibuk diri dengan barbel nya. Seperti biasa.
" bu bos dengerin beta pantun nih, Burung gelatik terlihat anteng.
Kamu cantik aku ganteng. "
Sontak semua orang tertawa. Sambil menimpuki beta dengan handuk kecil." Najis banget sih lo bet." Ujar Vallen
" Makan tuh ganteng." Tasya menimpali, sambil melempar tisu.
" Ya allah kwalian tuh ya, beta cwari pantun itu sambil semedi tau di gunung bromo 7 hari 7 malem." Mulut nya sambil di kerucutkan ke depan.
Sedangkan mereka hanya tambah tertawa." Tasya abwang beta ada pantun nih buat kamu, dengerin ya zeyeng.. Minum jamu pake singkong, liat kamu makin cintrong."
" Bodo amat njing." Tasya menimpali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain
ActionHujan... Kau tau segala rahasiaku, tolong jangan menjadi penghianat seperti mereka semua...