Siang itu benar-benar menegangkan bagi Stella, dan Velan. Bahkan saat itu juga Stella memutuskan menjauh dari Velan, dan Arnold.
"Maafin aku, Lan," batin Stella yang kemudian memokuskan dirinya dengan mencatat pelajaran di bindernya.
Ratu, Abilla, dan Kalina tidak jadi di Drop out karna permohonan Stella namun mereka di beri tugas penuh selama 3 minggu.
"Memang hati mulai," puji Audry, Stella mulai tersenyum lemas dari balik cadarnya. Velan sedari tadi tidak fokus dalam belajar saat ini.
Velan mulai menatap ke arah papan tulis kembali, "Lo kenapa? masih mikirin tindakan Stella tadi?" tanya Alden yang begitu paham dengan tingkah Velan sekarang.
"Ya begitulah, Emang beda sih sama yang lain. Makanya gua suka," ujar Velan yang tanpa sadar dirinya keceplosan, Alden mulaimmecincingkan matanya menggoda kepada Velan.
"Sudah berani nih?" goda Alden yang mulai menyenggol lengan Velan, dan Saat itu tiba-tiba sekali ada seorang cowok yang masuk kedalam kelas Stella. Murid baru ternyata.
"Ouh, kamu yang baru pindah itu. Ya sudah perkenalkan diri mu," suruh bu Santia. Pemuda itu mengangguk.
"Maaf semuanya, Seharusnya gua dari pagi tadi dateng tapi ada masalah sedikit. Oke, Assalamualaikum, Nama gua Agam Abdillah Seobane, panggil aja Agam. Pindahan dari SMKN 1 Banjarmsin, Salam kenal," ucap Agam yang tersenyum manis, yang langsung di sambut oleh kicauwan dari kaum hawa di kelas ini. terkecuali geng Stella.
"Oke Agam, kamu bisa duduk bersama Ishak," suruh Bu Santia yang menunjuk kursi kosong di belakang, Agam mulai duduk di kursi tersebut.
"Ternyata lo beneran pindah kesini bro?" tanya Ishak, yang ternyata sahabat dari oroknya Agam. Agam senang, dan mata Agam mulai terpanah keada sesosok wanita yang lengkap dengan niqob hitamnya.
"Itu kenapa? ko pake kain hitam?" tanya Agam, membuat Ishak ketawa dengan gemas.
"Kampret, makanya agama lo di perkuat bukannya cewek terus di gebetin. Dia pake Niqob atau cadar kampret, itu aja gak tau lo," ucap Ishak yang kemudian damai dengan pelajaran bu Santia yang ternyata di tegur oleh beliau.
"Ouh cadar, Emangnya dia secantik apa? apa lebih cantik dari gebetan-gebetan gua?" tanya Agam, pertanyaan Agam benar-benar tidak masuk di akal.
"Paling cantik seantareo di SMA AL-fajr ini, entar lo juga tau. Tapi saingan lo ada di sini, Ketosnya malah," ujar Ishak menunjuk Velan yang lagi fokus menulis catatannya.
"Ouh dia, Dia mah gampil. Entar juga bakalan kelepek-kelepek tuh cewek bercadar sama gua," ujar Agam dengan tingkat kepedeeannya setingkat langkit ketujuh.
Ishak mulai tertawa. "Lo kira cewek bercadar gitu sama sama cewek lo yang abal gitu? Iman dia kuat, dia di deketin di tolong di modusin kaya gimana pun, gak bakalan kesentuh coy!" ucap Ishak membuat Agam pernasaran.
"Namanya siapa? kepo gua jadinya kan," ucap Agam yang mulai menompang dagunya dan memandang wajah Stella dari kursinya.
Ishak mulai menggeleng-geleng heran, "Entar juga lo tau, Dasar kampret playboy cap gajah," ledek Ishak.
OH iya lupa, nama Ishak itu adalah Maulana Ishak malik yang memang tipikal cowok bodo amat sama urusan orang, tapi hebat loh bisa mengira kejadian yang selalu menimpa Stella.
Stella saat itu sedak tidak enak karna tadi, Tubuh suhunya saja tadi sangat tinggi.
"Masih gak enak badannya ya stell?" tanya Sella, yang menyentuh kening Stella. Stella menggeleng, "Enggak, cuman Ngantuk aja," ujar Stella yang kemudian terlelap dalam jaket yang di pinjami oleh Syera.
KAMU SEDANG MEMBACA
VELANSTELLA
Ficción GeneralIni tentang Stella Radhina Reyes. Yang diperebutkan banyak pemuda. Dia Cantik, anggun, sholehah, dan juga sedikit pendiam. Mampu saja membuat banyak pemuda terpesona oleh kemolekan dirinya dan lantunan ayat suci al-qur'an nya. Bagaimana rasanya...