Sejak kejadian kemarin, Ratu mulai sadar kalau tindakannya itu memang serakah dan membuat orang menderita.
"Gua Hijrah aja kali ya? tapi minta bantuan siapa?" Ratu lagi duduk di sebuah bangku taman kota, masih siang ko itu.
Hari minggu ini, Stella sedang bercocok tanam di taman depan rumahnya yang cukup luas itu, seswkali dirinya memberi makanan kepada Beny yang sudah cukup besar.
Wek.. Wek.. Wek...
"Assalamualaikum, Beny. Aduh, sudah besar aja nih," ujar Stella yang mulai mengelus lembut kepala Beny.
"Eneng! itu ada temen eneng di depan," ucap Pak Sugi, Stella mulai menghampiri orang yang lama berdiri di depan pagar rumahnya.
Stella terkejut, "Assalamualaikum, Stella," ucap Ratu tersenyum, dia membawa paperbag yang sudah ia beli alat untuk hijrahnya.
"Waalaikumsalam,"
Stella mulai membuka pagarnya dan kemudian mempersilahkan Ratu masuk kedalam rumahnya.
"Ehm- yang kemarin, Gua minta maaf ya. Dan bantuin gua buat hijrah?" ujar Ratu memohon kepada Stella, Stella terkejut.
"Masya Allah, Stella akan bantu kamu ko. Itu apa?" tanya Stella menunjuk ke paperbag milik Ratu. Ratu mulai mengambil isi dalam paperbag terkejut.
"Kamu memang beneran niat karna Allah untuk hijrah?" tanya Stella, Saat itu Ratu terdiam sejenak.
"Insya Allah, Istiqomahku karna Allah. Stell," ujar Ratu, Stella tersenyum.
Stella mulai mengajak Ratu ke dalam kamarnya. Saat itu Tia dan Vernon berada di sebuah acara yang kebetulan Stella dan Huda tidak ikut bersama.
"Pakai ini," ucap Stella mengambil Stelan baju, kerudung syar'i yang senada, dan niqob milik Stella berwarna hitam.
Ratu mulai mengganti pakaiannya dengan gamis, dan memakai kerudungnya. Ratu mulai keluar dari kamar mandi, dan hasilnya.
"Masya Allah, ya Rabb. Cantik banget Ratu," puji Stella. Ratu tersipu malu.
"Ehmm- makasih, Berkat kamu juga Stell." Stella mulai memeluk lembut tubuh Ratu, seketika Ratu menjatuhkan air matanya.
"Lah ko nangis Ratu?" tanya Stella, yang mulai menghapus air matanya Ratu.
"Ceritanya kamu pengen Hijrah gini kenapa? kalau aku boleh tau," tanya Stella, Ratu mulai duduk dengan manis di hadapan Stella.
"Aku mulai menyukai seseorang yang beneran mau menerima aku tulus, orangnya anak kelas kamu," ujar Ratu, Stella mulai menebak.
"Velan? ouh, bagus deh," ujar Stella mulai tersenyum, "bukan, bukan Velan yang gua maksud. Tapi Ishak," ujar Ratu, Stella sedikit terkejut.
"Beneran? Ishak? ko bisa," ujar Stella, Ratu mulai menceritakan segalanya kepada Stella yang hanya melongo dan tak percaya.
"Jadi?" ulang Stella, "Lo harus pertahanin rasa sayang dan cinta lo yang di bikin oleh Velan, gua ikhlasko," ujar Ratu. Stella hanya bisa menelan salivanya.
Ratu mulai beranjak dari kasur Stella, dan sejak mereka keluar Huda yang tak tau kehadiran Ratu pun terkejut dengan drastis.
"Eh Uhktie! Masya Allah," puji Huda kepada Stella, belom nyadar kalau yang sebelah Stella itu Ratu.
"Assalamu'alaikum Huda," sapa Ratu terlebih dahulu, Huda tersedak dan mulai meneliti penampilan Ratu.
"Wa'alaikumsalam, Ratu? Lo- Lo!" ujar Huda kaget, Stella mulai menjelaskan dan sesekali menarik abangnya menjauh dari Ratu.
Huda mulai tersenyum, "Bagus dong kalau gitu, Betewe gua udah punya calon kakak ipar lo," ucap Huda, Stella memutarkan bola matanya malas.
Stella mulai menghantarkan Ratu ke depan rumahnya, "Hati-hati ya, Tetap istiqomah. Besok kita sambung lagi di sekolah," ucap Stella. Ratu sudah masuk kedalam taxi onlinw yang dia pesan, Ratu tersenyum.
"Gua pamit dulu, dan makasih Stella. Assalamu'alaikum," pamit Ratu, Stella mengangguk dan melambaikan tanganya ke arah taxi itu.
"Wa'alaikumsalam," Stella mulai memasuki rumahnya kembali, Huda sudah berada di ruang tamu yang sedang menonton Tv.
"Bang! mama ada nelpon gak?" tanya Stella, Karna harinya mulai gelap Stella mulai cemas.
"Nanti gua izin pulang agak lama, Nongki sama yang lain. Lo di rumah aja, jangan keluar," peringat Huda, Stella hanya mengangguk paham. Stella mulai memasuki kamarnya.
Tiba-tiba hp Stella bergetar, banyak notid pesan masuk dari ponselnya.
Thing!
Velan: Assalamualaikum, maaf Stell malem malem ngechat.
Velan: Gimana keadaan lo? membaik?
Stella bingung mau membalasnya atau tidak, Hari sudah mulai gelap dan mata Stella sudah ingin terlelap. Mama dan Papanya aja belom ada kabar apa lagi Huda.
Stella mulai mengambil wudhu dan kemudian Tidur di kasurnya.
Jam-jam pun berlalu, tepat di pukul 02.05am malam. Alarm ayam Stella pun berdering, iya dia sore tadi berniat untuk sholat tahajud malam ini, karna kegelisahaannya.
Stella mulai bangun dan mengambil wudhu, membereskan mungkenanya ke lantai.
Stella sudah tiba di ujung sholat tahajudnya.
"Ya Allah, Ya rabbi, Ya rahman, ya malik, ya rahim. Engkau adalah pengampun dosa, Engkau adalah kembaliku, Engkau adalah pelindungku lagi maha penyayang. Ya Allah, Kenapa hati ku terasa gelisah di malam ini? dan juga kenapa Velan terlalu perhatian dengan ku? apa ini ujian? apa ini tantangan dari mu?"
"Ya Allah, Aku bersujud dan meminta restu padamu sang pembolak balikan hati manusia. Jika aku berjodoh dengan nya dekatkan lah, jika tidak? aku akan menerima siapapun yang kelak nanti menjadi sang pujaanku, dan Berilah hamba petunjuk dengan kegelisahaan ini, semoga tidak terjadi apa-apa, " Stella mulai bangkit dan bertahiyat akhir sambil menangis sesegukan.
Stella sudah selesai mengerjakan Sholat tahajudnya dengan sangat tersentuh, Mama dan papanya sudah pulang sejak iya tidur.
"Kenapa perasaan ini ya Allah?" gumam Stella yang sudah terbaring di kasurnya kembali.
******
Assalamualaikum Wr. Wb.
Teman-teman, Kali ini Mutia update lagi dengan squel Gvnk ini.Gimana selama Squel ini berjalan? Asik gak? rame gak?
Please suport, komen dan votenya ya gaes
Syukron,
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.Salam saya
موارجه❤
KAMU SEDANG MEMBACA
VELANSTELLA
General FictionIni tentang Stella Radhina Reyes. Yang diperebutkan banyak pemuda. Dia Cantik, anggun, sholehah, dan juga sedikit pendiam. Mampu saja membuat banyak pemuda terpesona oleh kemolekan dirinya dan lantunan ayat suci al-qur'an nya. Bagaimana rasanya...