Dixiéme Partie

557 56 30
                                    

Seorang ratu, tentu saja. Kalian kira apa yang Jieun inginkan jika itu bukan menjadi seorang ratu? Cinta dari Jimin? Ah Jieun tidak yakin tentang cinta.

Yang ada di kepalanya saat ini hanya, bagaimana caranya menjadi seorang ratu dan menguasai kerajaan.

Sebenarnya semua ini mudah, hanya saja Si sialan YeonHwa itu sangat menggangu. Jieun sampai harus mengulang rencana yang sudah ia rancang. Dan ini menjadi semakin sulit.

Menyebalkan.

Didalam kepalanya Jieun tengah merancang sebuah rencana yang, yah, sedikit berisiko dan terdengar sangat bodoh. Namun, tak apa. Jieun memang agak bodoh karena sedikit nekat.

"Besok pagi ibu akan minum teh di paviliun'kan?" Tanya Jieun. Hyemin mengangguk "Hmm, sekitar jam sepuluh pagi."

Mendengar itu Jieun menyunggingkan senyuman miring. 

Jieun bangkit dari singgasananya, melangkahkan kaki mendekat pada jendela yang ada di dekatnya. Jendela yang mengarah langsung ke taman belakang kerajaan. Begitu luas dan ditumbuhi banyak tanaman. Tempat yang cukup menyejukkan dan menjadi tempat favorit Jieun.

Oh, jangan lupakan danau yang ada disana, danau yang akan menjadi tempatnya beraksi besok.

"Yoongi," Tepat setelah menyebut nama itu Jieun membalik tubuhnya, dan berhadapan langsung dengan Yoongi dan Hyemin.

"Hmm?" Sahut Yoongi dengan malas, keterlaluan sekali memang. Tapi, ayolah ini hanya Jieun dan gadis itu tidak akan mempermasalahkan itu.

"Cari tau rencana kegiatan Taehyung besok." Ujar Jieun, wajahnya terlihat serius kali ini. Terlihat dari alisnya yang sedikit menukik turun dan sorot matanya yang menajam.

"Baik." Jawab Yoongi sekenanya. Pemuda min itu baru saja akan undur diri namun suara Jieun kembali menginterupsi, "ah, dan satu lagi."

"Pastikan Taehyung ketaman belakang besok pagi, dan pastikan Jimin ikut bersamanya."

Untuk sesaat Hyemin—Yang raganya masih berada disana—bergidik ngeri melihat ekspresi wajah Jieun. Dimata Hyemin, Jieun terlihat sangat yakin saat ini. Dan Hyemin tidak pernah melihat Jieun seyakin ini.

Sementara itu, Yoongi hanya mengangguk mengerti. "Ada lagi?"
Jieun menggeleng, "tidak."
Maka dari itu Yoongi undur diri dan keluar dari kamar Jieun yang luas dan mewah itu.

Jieun kembali memutar tubuhnya menghadap taman belakang kerajaan. Ia seolah sedang merancang sebuah kejadian yang akan ia lakukan di tempat itu.

"Cih, sepertinya aku memerlukan balkon." Gumam Jieun pelan.

Dibelakangnya, Hyemin terlihat kebingungan. Otaknya berusaha mencari tau apa yang akan Jieun lakukan. Meskipun Hyemin dapat memikirkannya, namun belum tentu apa yang ia pikirkan sama dengan yang Jieun lakukan. Jieun itu tidak tertebak. Dia terlalu misterius.

"Sebenarnya apa rencanamu? Aku harap kau tidak melakukan hal bodoh Jieun."

Jieun yang mendengar itu seketika terkekeh. Bukan apa, hanya terdengar lucu saja. "Tidak."

"Aku tidak akan melakukan hal bodoh kok." Ujar Jieun sembari terkekeh. Membuat Hyemin menjadi tidak yakin.

"Eonnie," panggil Jieun. Hyemin melihat pantulan wajah Jieun dikaca jendela. Kekehan itu lenyap, tidak ada senyuman, hanya ada wajah serius yang tegas.

"Besok, apapun yang dikatakan oleh YeonHwa," nada bicara Jieun berubah, menjadi tegas dan penuh penekanan. Ini adalah suara Jieun yang sebenarnya, suara yang dalam dan

Zemblanity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang