s a t u

276 20 3
                                    

DANGER!
Mengandung konten LGBT dan 18+
Saya gak tanggung jawab kalau ada homofobia atau bocil yang masuk dan ngerusuh di lapak ini, saya sudah mengingatkan.

---

Taeyong tersenyum ketika mendapati Yooa, adik manis satu satunya itu tengah membaca buku di sebelahnya. Ia tampak sangat serius sehingga tak menyadari bahwa mereka telah sampai di sekolah.

Wajah yooa tampak lucu dengan kening mengernyit dan bibir yang sedikit mengerucut, membuat Taeyong terkekeh pelan. Terlintas rencana jahil di kepalanya.

"Yooa, di sebelah kamu ada kecoa"

Mendengar nama binatang yang dibencinya itu, Yooa segera melempar bukunya, berteriak dan lompat ke pangkuan sang kakak.

"WAAAA Mana kecoanya kak manaa? Usiir ngga mau tau -hiks"

Taeyong terbahak melihat adiknya yang hampir menangis.

"Ssssh... Bohong dek, kakak mau ngagetin kamu aja tadi" kekeh taeyong.

Yooa yang menyadari dirinya sedang dikerjai langsung turun dari pangkuan Taeyong dan menatap kesal pada kakaknya yang sedang tertawa absurd.

"Gak lucu kak! Kakak kan tahu aku takut banget sama kecoa. Kenapa iseng banget sih" sungutnya sembari mengambil tas sekolahnya, bersiap keluar dari mobil.

"Hahaha, payah sih kamu masa sama kecoa aja takut. Dia lebih kecil dari kamu"

Yooa tak mengidahkan perkataan kakaknya dan langsung melangkah keluar.

"Hati hati ya adekku sayang, belajar yang bener jangan pacar pacaran dulu. Kakak belum mau punya ponakan" ujar Taeyong setelah membuka kaca mobilnya.

Yooa memutar bola matanya malas.

"Nggausah ngarang deh kak, lagian ini sekolah khusus cewek mana ada pacar pacaran"

"Yaaa siapa tahu lesbie gitu"

Belum sempat Yooa membalas, kakaknya itu sudah menjauhkan mobilnya dari Yooa. Membuat Yooa memberengut kesal. Pagi pagi moodnya sudah dirusak saja.

Dia berjalan ke gerbang sekolahnya dengan sedikit menghentakkan kakinya.

Tiba tiba seseorang merangkulnya dan mencolek dagunya membuat Yooa menoleh kesal. Seulgi ternyata, temannya dari Sekolah Menengah Pertama.

"Hei nona cantik, tumben mukanya suram gini. Biasanya senyum everyday everywhere" jika bukan Seulgi yang menyapanya pasti Yooa sudah tersenyum manis saat ini -pura pura lebih tepatnya.

Ya, Dari kecil Yooa memang sudah di didik seperti seorang putri. Selalu bertingkah lembut, murah senyum, beretika baik, pandai memasak, dan hal feminim lainnya. Ia hanya bisa menjadi dirinya sendiri saat bersama Seulgi atau kakaknya.

Salahkan saja status keluarganya yang konglomerat, sehingga mengharuskannya memiliki citra yang baik sehingga menjadi istri yang baik pula nantinya. Bahkan takdir dan jodohnya sudah ditentukan oleh orangtuanya.

Yooa tersenyum kecil -merasa miris.

"Malah bengong, kamu gapapa Yuyu?"

Seulgi berdiri di depan Yooa, menghentikan langkah mereka. Wajahnya terlihat khawatir.

"Gapapa? Emang aku kenapa?" tanya balik Yooa dengan memiringkan kepalanya.

"Kamu senyum serem gitu, kaya pedofil"

Yooa mendengus dan lanjut melangkahkan kakinya.

"Kamu kali yang pedofil, mana ada pedofil secantik aku"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stick Out Your Tongue, Princes̶s̶ || gxgTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang