【01】

318 30 11
                                    

Hari ini, Amane-kun memberikanku buku harian ini. Aku sangat senang! Aku akan menjaga buku ini baik-baik.

Sabtu, 4 April 2020

=====☀=====

Sinar mentari kini sedang menyinari Bumi, panasnya terus saja menerpa para manusia yang sekarang sedang berolahraga.

"Sini sini! Nene-chan, bolanya!" teriak Aoi sambil berlari kedepan. Aku mengangguk, dan ingin segera melemparkan bola basketnya. Aku ingin, bukan berarti sudah.

Karena dihadapanku ada tim lawan yang sedang mencekatku, dan mereka sangat banyak! Aku mulai panik, namun aku teringat dengan teman setim ku. Mereka pasti sangat ingin menang, kan?

Jadi aku paksakan melompat tinggi dan mengoper bola itu. Dan, ouch! Aku jatuh ketanah dengan tak elit. "A-Aduh.." lirihku sambil berusaha berdiri. Aku merasakan sesuatu mengalir dari jidatku, ini.. darah?

"YAAMPUN, NENE-CHAN!" teriak Aoi berlari kearahku diikuti guru, teman setimku, tim lawan, dan yang menonton. "Nene-chan, ayo aku antar ke Uks!" ucap Aoi sambil menarikku berdiri.

"Aku gak papa kok, Aoi," ujarku dengan penglihatan yang mulai berkunang-kunang. "Tapi kamu berdarah, Nene-chan!" aku menyerah, Aoi memang sangat pintar membalas alasan.

"Karena Yashiro-san terluka, kita hentikan olahraga ini!" ucap guruku. Aku memegang lengan bajunya, dan menggeleng. Dia menatapku, "lanjutkan saja, Sensei.." ucapku.

Dia terdiam sebentar, "baiklah," ujarnya yang membuatku lega. "Sensei, aku pergi antar Nene-chan dulu!" ucap Aoi. Guruku hanya mengiyakan saja. Aku dan Aoi segera berjalan ke Uks dengan Aoi yang membopongku.

"Nene-chan, kamu ngapain sih maksain diri?" tanya Aoi. "Habisnya, kalian sangat ingin menang, kan?" jawabku sambil tersenyum. "Duh, Nene-chan.. nyawamu lebih penting dari pada kemenangan. Coba kalau kamu terluka sangat parah, bagaimana?" Aoi mengomel seperti Ibuku. Aku jadi kangen saat-saat dulu aku terjatuh karena memaksakan ingin membantu Ibuku.

"Hmm.." gumamku sebagai balasan omelannya. Kami berbincang-bincang seputaran tadi sampai kami tiba di Uks. "Selamat datang di- yaampun! Jidatmu itu berlumuran darah! Kamu habis ngapain?!" kaget Yako-san. Aku hanya tertawa kecil.

"Duduk disana!" perintahnya. Aku mengangguk, Aoi membopongku kearah kasur Uks. Yako-san datang sambil membawa alkohol, kapas, dan hansaplast.

"A-Aduh, duh!" aku meringis saat kapas alkohol itu menyentuh lukaku. "Tahan," ujarnya dengan penuh penekanan. Aku hanya diam, kadang meringis. Sampai disentuhan terakhir, hansaplast itu di tempelkannya di jidatku.

"Selesai. Lain kali hati-hati!" ujar Yako-san sambil membereskan peralatannya. "Iya.." jawabku sambil tersenyum. "Aoi, kamu kembali kelapangan saja!" ucapku. Aoi terlihat ragu, tapi aku kembali meyakinkan dia. "Kan ada Yako-san, tidak perlu khawatir begitu. Yakan, Yako-san?" ucapku. Yako-san hanya mengangguk kecil.

"Baiklah, aku akan kembali kelapangan. Tapi, jika ada apa-apa panggil aku!" ucapnya sambil berlari keluar pintu dan tidak lupa menutupnya.

Hening...

Tok.. tok..

Pintu Uks terbuka, memperlihatkan sosok lelaki berambut coklat dan mata kuning. Dia terlihat membawa sesuatu, seperti kado.

"Ah, Amane-kun!" ucapku sambil melihat dia yang tengah menoleh padaku. "Yashiro! Kamu gak papa, kan?" tanya Amane-kun. Aku mengangguk mantap, "iya dong!" dia tertawa kecil.

"Amane-kun datang menjengukku?" tanyaku sambil menatap kadonya, "itu apa?" dia menatap kearah yang aku tunjuk. "Ah, ini? Ini untukmu!" ucapnya sambil memberikan kado itu padaku.

"Untukku? Ah, terima kasih!" ucapku sambil menerima kado darinya dengan senang hati. "Aku akan menjaganya!" ucapku lagi sambil tersenyum manis.

"untukku, ya?" ucapnya yang membuatku membeku sebentar. "Hah..?" dia mengerucutkan bibirnya, "jaga itu untukku, bisa kan, Yashiro?" ucapnya. Aku terdiam sebelum tersenyum.

"Aku akan menjaga itu untukmu dan untukku!"

「♥」

--

Yako be like: (๏_๏)

Lagi ada corona, kok Akademi Kamome ga libur ya? //bingung sendiri//

Yashiro's diaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang