Mataku menatap lurus ke depan lagi ke arah pria dengan pedang berdarah itu. Kuakui pria itu benar-benar sangat tampan dengan tatapan tajam yang seakan sudah memutuskan segalanya. Aku sebenarnya benar-benar tak tahu apa yang sedang terjadi, tetapi mencoba mengambil kesimpulan cepat; saat ini aku sudah berada di dunia lain atau dimensi lain, yang disandera oleh pria bertudung hitam dan akan mati sebentar lagi karena pria pemegang pedang yang terlihat jelas nafsu membunuhnya itu. Aku melirik ke belakang lagi dan merasa semua orang yang berada di sana juga akan musnah. Ya, kami semua yang berada di tempat ini akan mati di tangan pria berpedang tajam itu.
Aku, Vione Khanita, seorang karyawan kantor berumur tiga puluh empat tahun telah mati tak wajar dan muncul di dunia ini untuk ditakdirkan mati lagi hanya dalam hitungan beberapa menit kemunculanku. Kematianku yang pertama, membuatku bertanya-tanya, apakah aku mati karena kecapekan bekerja karena selalu lembur seminggu ini?
Seingatku, tadi malam aku langsung tidur saat sampai rumah lalu saat membuka mata, scene inilah yang terlihat. Mungkin karena terlalu sering membaca manga atau novel bergenre isekai, membuatku bisa langsung memahami dan beradaptasi dengan situasi saat ini. Ataukah saat ini aku sedang bermimpi? Aku tak tahu, tetapi yang kutahu pasti, rasa nyeri di leher akibat goresan belati tadi terasa sangat jelas. Dan yang pasti untuk saat ini, aku tentu saja tak mau mati meskipun berada di dalam mimpi.
Akan tetapi, apa yang harus kulakukan? Tak ada satu pun yang mau menolongku dari pria pemegang belati. Sebenarnya aku menjadi sedikit bingung, siapa yang sebenarnya jahat di sini? Pria di sampingku yang jelas-jelas telah melukaiku? Atau pria di depan kami yang masih belum bergerak sama sekali seakan menunggu sesuatu? Apa lebih baik aku mencobanya? "To...tolong aku," melasku.
namun, setelah beberapa menit menunggu, tak satu pun gerakan yang terasa. Tidak ada satu pun orang yang bergerak atau berinisiatif menolong. Dunia macam apa ini? Ternyata di dunia ini juga tak ada pria gentleman sejati, yang ada hanyalah pria egois yang lebih mengutamakan keselamatan mereka sendiri.
Tatapanku langsung beralih ke pria berpedang itu karena melihatnya bergerak sedikit, yang membuat instingku berkata bahwa pria itu akan menyerang sebentar lagi. Dan sekali lagi, entah bagaimana di dalam ingatanku muncul ingatan-ingatan lainnya yang rasanya bukan milikku saat ini, tetapi milikku juga di waktu lain. Bahasa mudahnya, aku tiba-tiba memiliki lima ingatan berbedea, selain menjadi Vione Khanita yang seorang karyawan—seakan-akan diriku sudah bereinkarnasi berkali-kali.
Ingatan pertamaku adalah sebagai seorang pelatih Wing Chun yang sangat ahli di pertarungan jarak dekat. Ingatan kedua adalah saat di mana aku seorang Master Aikido dengan teknik-teknik terlatih. Ingatan ketiga, aku seorang prajurit perang yang berlatih bela diri Krav Maga dan Brazilian Jiu Jitsu untuk menjatuhkan lawan. Ingatan keempat, aku seorang atlit senam pemenang olimpiade berturut-turut karena kelenturan tubuhku luar biasa. Untuk ingatan kelima adalah saat aku menjadi seorang balerina internasional.
Sedangkan keenam, diriku yang sebelum ini, tak ada yang menarik, sangat kontras dari kehidupan-kehidupan sebelumnya. Vione Khanita hanyalah seorang karyawan swasta yang bekerja di perusahaan kecil dengan keahlian pas-pasan, memiliki banyak cicilan utang, dan cinta yang tak pernah kunjung datang. Jadi, bisa dikatakan aku adalah seorang jomblowati sejati yang tak pernah merasakan namanya cinta pertama ataupun cinta monyet sama sekali selama hidupnya.
Aku tak tahu kenapa dan bagaimana semua ingatan itu datang bersamaan saat ini, tetapi ingatan-ingatan itu membuat tubuhku terasa aneh. Semua teknik, kelenturan, metode, rasanya ter-install kembali dengan cepat dalam tubuh seakan-akan semua keahlian itu masuk kembali ke dalam tubuh baruku ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lady Who Can Catch Me [HAI SnackStory/End]
Historical FictionMy Snack Stories Time for you.