16. Misteri Keluarga Huang

774 154 64
                                    

⭐⭐⭐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⭐⭐⭐

















"Kamu pernah tinggal di panti asuhan kan?" tanya Doyoung.

"Iya kak, kenapa ya?"

Doyoung mengangguk pelan tanda ia mengerti suatu hal. Kini dia tengah berpikir, apa mungkin Rania?

"Nggak apa-apa. Kamu mau tinggal di rumahku?"

"Hah? Tinggal di rumah kak Doyoung?"

"Iya, kayanya juga lebih aman kan?"

Rania terdiam untuk beberapa saat, sepertinya itu tidak mungkin. Mereka baru kenal, dan juga tidak enak karena hubungan mereka juga bukan saudara atau kerabat. Dan seingat Rania, Doyoung mempunyai pasangan. Seorang Psikiater yang mencoba bicara dengannya waktu itu.

"Nggak usah kak, aku cari kost aja."

"Aku nggak tinggal sendiri kok di rumah, kebetulan bibi sama sepupuku lagi nginep di rumah juga untuk beberapa minggu kedepan. Setidaknya sampai beberapa hari kedepan memastikan kamu aman." Doyoung tersenyum tipis pada Rania.

"Aku takut ngerepotin kak."

"Nggak apa-apa Rania."

Doyoung kemudian membawa mobilnya pulang ke rumah untuk drop dulu Rania di rumahnya.

Setiba di rumahnya Rania turun dari mobil, ia mengamati kembali rumah itu. Teringat tentang bagaimana waktu itu orang-orang suruhan Renjun menyergapnya. Mengerikan. Seketika dia merasa takut itu akan terulang.

"Masuk sini!" Doyoung membukakan pintu rumahnya.

Setelah masuk, Rania duduk di sofa sebentar sampai Doyoung kembali dari dapur. Pintu salah satu kamar terbuka, muncul seorang anak remaja dari balik pintu. Rania mengamati anak itu dengan seksama.

"Eh? Ada orang?" Anak itu terlihat bingung.

"Kak Doy? Ada tamu?" tanya anak itu setengah berteriak agar Doyoung yang berada di dapur bisa mendengar.

"Iya, Jisung sini tolong bawain minumnya!"

Lalu anak itu berlari ke dapur. Lucu, menggemaskan. Anak itu pasti sepupunya Doyoung, pikir Rania. Meski terlihat sangat muda tapi anak itu tinggi sekali.

"Ini kak diminum." Anak yang dipanggil Jisung tadi datang mengantarkan segelas teh hangat.

"Iya, makasih ya."

"Temennya kak Doyoung?"

Rania mengangguk, "Iya."

"Oh oke deh." Jisung mengambil ponselnya yang sedang di charge di meja, kemudian dia kembali ke kamarnya.

Doyoung datang dari dapur membawa beberap potong kue bolu gulung, dia menaruh piringnya dengan hati-hati. Setelah itu dia duduk di sofa yang kosong.

Bloody Fear | Renjun✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang