~~~DAY 11~~~
Pagi ini kediaman keluarga Jimin tampak ramai dengan kehadiran Yeonjun dan Taehyung yang semalam menginap. Sarapan dengan nasi goreng buatan Eunha, juga segelas susu untuk masing-masing anak dan kopi untuk bapak-bapak.
"Papi, aku hari ini mau bolos aja, boleh?"
Lantas Jimin mengernyitkan dahi mendengar permintaan sang anak.
"Kenapa gitu?"
"Mau main sama Yeonjun, ya?"
"Pulang sekolah baru main" tolak Jimin membuat Beomgyu menekuk wajahnya kesal "papi mah gitu... Mami aja bolein"
"Kapan mami bilang boleh?" Eunha bertolak pinggang, "nanya aja kagak pernah"
"Pura-pura pernah aja napa sih mi"
Seketika Yeonjun tebahak.. "Sepulang sekolah aja mainnya ya Gyu, gua juga mau istirahat dulu hehe"
"Boong banget.. Pasti setelah gua berangkat sekolah, lu nya kelayapan"
"Suudzon mulu jadi orang"
Menghelah nafas pasrah, Eunha menggelengkan kepala "diabisin sarapannya, abis itu brangkat sekolah"
"Males sekolah mi.." Beomgyu merengek. "Gak ada Yeonjun, gak ada tawuran juga"
Pletakk..
Centong nasi mendarat di kepalanya, ulah sang mami.
"Sekolah tuh buat belajar bukan berantem, paham?"
Apes bener Beomgyu pagi-pagi sudah mendapat omelan dari kanjeng mami. Belum lagi papinya sudah siap ikut berceramah "kamu ikut tawuran lagi, papi iket kamu di tiang listrik depan rumah 24 jam"
Sekali lagi Yeonjun terbahak dengan kencang "ayo iket pi, Yeonjun pengen liat"
"Malah dikomporin" Beomgyu mengerucutkan bibirnya, imut
sekali "jahat banget sama temen sendiri""Bandel sih"
Maka Beomgyu menoleh pada Taehyung meminta bantuan "mereka gak bakal tega kok. Tenang aja ya" lelaki itu berusaha menenangkan "kalo papi kamu berani macem-macem, nanti papa iket balik dia di tiang yang sama" lanjutnya.
"Wah seru nih" Yeonjun bertepuk tangan semangat sebelum mendapat jitakan dari sang papa.
Kegaduhan pagi itu berlanjut sampai semuanya bubar dengan kesibukan masing-masing. Beomgyu berangkat sekolah, Jimin berangkat kerja, Eunha bersih-bersih rumah, Taehyung dan Yeonjun kembali ke rumah mereka.
******
Tidak ada yang salah dengan takdir, tidak ada yang salah dengan siapa kita berbagi darah, tidak ada yang salah dengan siapa kita bersaudara, semuanya sudah diatur sedemikian rupa oleh Sang Pencipta. Sayangnya ada beberapa orang yang menolak takdirnya, membenci garis takdir sampai-sampai melukai perasaan orang lain, Soobin misalnya.
Soobin tidak sadar bahwa kalimat demi kalimat yang keluar dari bibirnya menghantam Yeonjun dengan keras, meremukkan hati remaja itu hingga tak berbentuk. Beruntung Yeonjun pemain handal tentang perasaan. Seberapa pun kecewanya dia, seberapa sakit pun ia, dirinya masih berdiri tegar seolah tidak terjadi apa-apa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity [Completed]
Fanfiction*Soobin mencari kakaknya yang menghilang belasan tahun lalu. Dan ketika berhasil menemukan, Soobin justru menolak fakta tersebut. *Yeonjun yang merupakan sahabat Soobin relah menukarkan nyawanya untuk sang sahabat. *kata Seokjin, anak Taehyung yang...