Terlalu cantik|| 01

16 0 0
                                    

bel berbunyi, vanessa menunduk saat melewati koridor sekolah. Banyal mata melihat tajam kearahnya. Vanessa meremas rok birunya yang besarnya melebihi lutut untuk menghilangkan rasa gugup yang melandanya sekarang.

Salah satu gerombolan cewek disitu berbisik-bisik pada yang lain sambil menatapnya.

"eh lo tau gak si vanessa naksir mahessa"

Vanessa tersentak sampai menghentikan langkahnya mendengar bisikan itu, darimana mereka tau padahal dia sudah susah payah menutupi perasaannya agar tidak terlihat oleh siapapun.

"Apa naksir mahessa !!!"

"Ha, dia gak punya kaca emang"

"wah kalo si sasa tau bisa habis dia"

"terus kak mahessa gimana?"

"ya, pasti nolak lah, mana mau mahessa sama cewek gendut, dekil, dan jerawatan kayak dia. Mana bau lagi"

Rasa sendih dan takut melandanya. Sedih karena perkataan mereka yang menusuk dan takut jika mahessa, cowok yang disukainya mengetahui hal ini. Mau ditaruh mana mukanya nanti.

"gosipnya udah nyebar seantero sekolah" lanjut cewek tadi, sedangkan yang lain mulai berseru.

"woah, cari mati dia"

"she is bicth"

"kak mahessa tau dong"

Cewek tadi mengangguk membuat sekujur tubuh vanessa panas dingin.

Tiba-tiba dari arah berlawanan datang segerombolan cowok yang didepanya berdiri seorang cowok berkulit putih, tinggi, dengan wajah rupaawan. Itu mahessa bersama geng nya yang wajahnya diatas rata-rata semua.

Mata mahessa seperti mencari-cari seseorang dan terhenti saat melihatnya.Vanessa tambah panas dingin saat cowok itu datang menghampirinya.

Semua pasang mata melihat kejadiaan itu,mereka semua tertarik untuk melihat apa yang akan terjadi selanjutnya saat mahessa telah sampai dihadapan cewek berbadan gendut yang sedang menunduk. Pipinya yang tembem karena lemak memerah menahan takut dan malu.

Mahessa bersedekap dada sambil terus menatap cewek dihadapannya tajam,kemudian berunjar dengan dingin, "lo suka sama gue?"ucap cowok itu to the point.

Vanessa mendengar suara mahessa menajam, tidak seperti bersama orang lain terutama terhadap cewek-cewek cantik. Yang vanessa tau, cowok itu mempunyai sifat yang ramah dan mudah bergaul, meski itu tidak akan berlaku untuk dirinya. Selain itu, cowok yang ada dihadapnya ini sangat terkenal dengan wajah rupawan dan karismatik, meski kata bad boy, toublemaker, dan playboy melekat juga pada dirinya.

"cepet jawab",hentak mahessa saat vanessa tidak sedikitpun meresponya.

Vanessa tersentak dan karena otaknya sudah kacau meenghadapi situasi, dia mengangguk.

Cowok itu berdecak saat vanessa mengangguk, kemudian terlihat memikirkan sesuatu.

Tiba-tiba mahessa menegur seorang siswi yang sedang memperhatikan mereka. "eh sini".

Siswi itu menunjuk dirinya "aku". Mahessa mengangguk sambil mengisyaratkan cewek itu mendekatinya. Siswi itu langsung menghampiri mahessa dengan wajah senang.

"boleh pinjem kaca gak", kata mahessa saat siswi itu sudah ada disampingnya.

Siswi itu langsung merogoh kantongnya dan menyerahkan apa yang mahessa minta, "nih".

Mahessa menerimanya dan langsung menghadapkanya ke depan muka vanessa, "lo seharusnya ngaca dulu sebelum suka sama gue"

Semua orang yang ada disitu tertawa.

Vanessa menatap kaca itu, melihat pantulan dirinya dengan seragam smp.

Mahessa menyeringai dan menjatuhkan kaca tersebut kelantai sehingga terdengar bunyi pecahan, "upss,i'm so sorry. Kayaknya kaca juga phobia ngeliat wajah lo".

Vanessa menangis, orang-orang semakin mentertawakanya.

Mahessa melewatinya bersama gerombolannya yang menatapnya seperti cewek murahan dan pergi begitu saja, meninggalan vanessa dengan air mata.

"huuhhhh"

"AAAAA....."

Nafas memburu terdengar bersamaan dengan alarm pada jam beker yang menunjukan pukul 4 pagi. Detik berikutnya, vanessa meremas rambutnya kuat sambil menunduk, "kenapa mimpi sialan itu datang lagi sih". Cewek itu terisak kencang, mimpi buruk yang tadi dialaminya terus berputar-putar menghantuinya.

dering panggilan dari handphone yang ada di nakas menyadarkannya ke dunia nyata. Dengan gemetar, vanessa bangkit mengambil handphone.

"hay sayang ini mami" sapa suara di sebrang sana dengan ceria. "mami kangen sama kamu, gimana kabar kamu di kanada?".

Cewek itu berusaha menetralkan nafasnya. "baik kok mami, kok mami telpon nessa siang-siang, gk ada kerjaan?" sekarang vanessa di kanada yang berbeda 10 jam dari indonesia tempat kelahirannya , berarti sekarang jam 2 siang di indonesia.

"mami gak bisa fokus mikirin kamu yang udah 4 tahun nggak balik balik", sindir maminya di sebrang sana.

Vanessa tertawa, " kan besok aku pulang, mi"

"pokonya mami gak bisa fokus, pengen cepet-cepet liat anak mami"

Vanessa berdecak, "mami kalo bawel nessa gk bakal mau balik",ancamnya.

"ehh..jangan, oke mami diem" sambungan terputus dengan suara maminya yang terdengar kesal. Cewek itu tersenyum. ada-ada saja maminya ini.

Vanessa berjalan menuju balkon apartemenya. Langit kota kanada terlihat masih gelap. Kota bagian amerika itu sudah menemaninya hampir 5 tahun belakangan ini.

Semenjak kejadian mengenaskan waktu smp kelas 8, vanessa memutuskan mengundurkan diri dari sekolah dan pergi merantau keluar negeri sendiri. Awalnya mami dan dady tidak setuju karena vanessa merupakan anak mereka satu-satunya, tapi karena vanessa tidak pantang menyerah mendesak keduannya, akhirnya mereka pun setuju dan disinilah dia sekarang. Mengenyam pendidikan disalah satu senior high school yang terkenal di amerika. Selain belajar, vanessa rutin melakukan perawatan diri semenjak kejadian 5 tahun lalu yang menimpa dirinya. Ia benar-benar trauma dan rasa trauma itu berhasil mengubah dirinya sejauh ini.

Vanessa terseyum miring,"gue akan kembali, dan saat gue datang jangan harap kalian lolos"

*****

Bekasi, 4 april 2020

hay guys...

ini cerita pertama aku yang udah aku revisi berulang kali dan akhirnya aku udah nentuin fix alur yang bakal aku pake.

SELAMAT MEMBACA

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Terlalu CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang