[1]The Story

50 5 36
                                    

Pada Abad Pertengahan, Eropa.

Sebuah kerajaan yg mungkin pada saat itu ditelan oleh kehancuran, mengakibatkan kondisi rakyatnya di landa krisis ekonomi. Kalian mungkin tidak tahu betapa megahnya kerajaan ini pada masa kejayaannya. Dimana pada masa pemerintahan Raja George semuanya aman dan terkendali.

Jika kalian berpikir hanya rakyat yg dibebani pajak. Kalian salah besar! Para bangsawan pun akan membayar pajak sesuai dengan peraturan saat itu. Bukan hanya rakyatnya, koneksi perdagangan antar kerajaan saat itu terfokus pada kerajaan ini.

Betapa jayanya kerajaan ini bukan? Bahkan kalian tidak akan pernah bisa membayangkan betapa indah dan megahnya istana disana, padang rumput yang membentang luas, langitnya yang bahkan masih berwarna biru jernih.

Tapi hari itu pun tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tapi hari itu pun tiba. Genderang perang telah dibunyikan, setiap kerajaan bersiap untuk memenangkan perang yang di sebut 'Perang Besar'. Perang ini adalah perang ke-3 kekuatan besar Eropa. Kerajaan Guard dengan para orang barbarnya, Kerajaan Wings dengan para vikingnya, dan Kerajaan George dengan para kesatrianya. Kerajaan Guard memiliki Jendral Dacher yang menang dalam 7 pertarungan di Eropa Barat, Kerajaan Wings memiliki Jendral Wolf yang berhasil menaklukkan para pemberontak liar, dan Kerajaan George memiliki Jendral Jackson yang menghancurkan pasukan gabungan di Selatan.

Kerajaan demi Kerajaan pun hancur, korban jiwa pun tak terhindar. Kerajaan George yang dipimpin oleh Jendral Jackson berhasil menaklukkan setengah bagian dari Kerajaan Wings dan Guard.

Dua kerajaan itu pun akhirnya setuju membuat pasukan gabungan untuk menaklukkan Kerajaan George. Perang pun berlanjut, para kesatria yang awalnya menang berhasil dipukul mundur oleh pasukan gabungan. Setiap barak para pasukan kerajaan George pun dihancurkan, para kesatria akhirnya terdesak dan kembali ke kerajaan.

Sang raja pada akhirnya pun menyerahkan semua kekuatan militer ke tangan Jendral Jackson, sang Jendral mengerahkan semua kekuatan yang ia punya di pertempuran terakhir. Pasukan gabungan berhasil memusnahkan setengah pasukan Jendral, kekuatan yang terakhir pun dikerahkan. Pasukan mereka pun kalah, dalam kejadian itu Jendral pun terbunuh oleh pedang musuh. Para pasukan gabungan menawan setengah pasukan Jendral dan menyerang kerajaan. Para keluarga kerajaan pun dibantai habis, kerajaan yang semula indah nan megah itu pun harus pasrah menerima keruntuhan dari masa kejayaan mereka.

 Para keluarga kerajaan pun dibantai habis, kerajaan yang semula indah nan megah itu pun harus pasrah menerima keruntuhan dari masa kejayaan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Buk! Buku tebal itu pun ditutup kembali.

"Ah, hanya cerita dongeng!" seru seorang anak laki-laki yang sepertinya masih berumur 10 tahun.

"Lancelot apa yang kau lakukan?!" tampak di seberang sana seorang wanita paruh baya sedang memegang berbagai alat dapur.

"Tidak ada bu," gumamnya sambil menyimpan buku itu kembali.

"Bu, aku ingin pergi bermain ya! Oh iya, dengar-dengar di istana ada pemilihan calon raja ya?Hmmm, apakah aku bisa ikut?" canda anak itu yang sebenarnya sudah tahu bahwa dirinya tidak dimungkinkan mengikuti sayembara dari istana tersebut. Ada-ada saja kau, Lancelot---

-

Cuaca sore saat ini sangat cerah. Para warga dari berbagai kalangan sosial pun berkumpul di pusat desa menantikan pengumuman penting disana.

"Selamat kepada Raja Jason dari keluarga Jendral Jackson! Sesuai dengan perintah yang tertera di surat lembaran ini maka esok, tepat ketika matahari berada di tengah singgasananya, pelantikan untuk calon raja akan diadakan!" Teriak seorang pria bertubuh besar disana yg mungkin adalah si moderator.

"Ayah, apa ayah akan menjadi seorang raja?" Tanya seorang anak yang merupakan putri dari calon raja tersebut.

"Iya anakku," Jawab pria yang disebut sebagagai 'ayah' dari gadis kecil.

"Yeaayy!!" Teriak gadis kecil yang sangat imut itu sambil menari-nari dengan boneka beruangnya.

Tanpa gadis kecil itu sadari, ia telah keluar dari kerumunan warga desa yang sedang berkumpul tadi. Masih dalam keadaan menari-nari, gadis imut itu tanpa sengaja menabrak anak laki-laki seusianya. Iya. dia menabrak Lancelot.

Bug!

"Hei, kalau sedang jalan pakai mata dong!" Bentak gadis kecil itu kesal sembari berlagak sedang membersihkan debu dari gaun putihnya.

"Dimana-mana kalau jalan pakai kaki, gadis manja! Daripada itu kamu kan yang seharusnya salah, " sanggah Lancelot menuntut permintaan maaf dari sang gadis.

"Jadi kamu berani memarahiku? Hei, dengar tu-an, aku ini seorang putri!" Bentaknya dengan kuat.

"Hah, benarkah? Seorang putri tidak akan secereboh dirimu!"

"Beri tahu aku siapa namamu, aku tak akan segan jika aku akan melaporkanmu pada ayahku!" geramnya yang sudah dikuasai emosi.

"Lancelot! Namaku Lancelot! Sedangkan dirimu, putri ce-ro-boh?"ejek Lancelot lagi.

"Odette! Putri Odette dari keluarga Jenderal Jackson!" Jawab anak perempuan itu tak kala tegas dengan Lancelot tadi.

"Oh, Jendral yang hanya ada di dongeng anak kecil!" ejeknya dengang lantang. Tak mengerti betapa kagetnya Odette akan perkataan anak laki-laki di depannya saat ini.

"Aku akan ingat nama mu sampai selamanya!" Lancelot menyunggingkan senyum khasnya sembari melangkahkan kakinya pergi meninggalkan sang gadis kecil terpaku tak percaya dan bingung akan sikap dari Lancelot.

Sesampainya di rumah tercinta, Lancelot langsung menuju ranjangnya dan menimbang-nimbang apakah ia harus tidur atau tidak? Namun detik kemudian anak itu sudah terlelap dan tertidur pulas.

Keesokan harinya Lancelot pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar. Hutan itu terletak di ujung kota. Tempat itu sangat terisolasi bagai tempat yang tak pernah tersentuh oleh peradaban. Konon katanya tempat itu adalah tempat tinggal para ras elf. Mahluk immortal yang dipercaya hanya mitos belaka pada masa kini.

"Brak!" Satu persatu pohon mulai tumbang. Ia menumbangkan pohon - pohon itu dengan cepat dan dengan kekuatannya yang tidak biasa bagi seorang anak seusianya, ia dalam beberapa menit saja sudah menebang 10 pohon.

Tidak terasa entah sudah berapa jam langit tampak gelap. Lancelot yang telah dipenuhi peluh keringat berpikir untuk menghentikan kegiatannya ini. Kayu-kayu yang sudah ia tebang dan iris, diikatnya dan ditenteng di punggung anak itu.

"Hmm, kira-kira ibu masak apa ya?" Sepanjang perjalanan pulang menuju ujung untuk keluar hutan, tak henti-hentinya ia membayangkan beberapa masakan kesukaan sudah terhidang di meja makan. Hmmm, lezat...

"Grrrr..." Tiba-tiba terdengar suara dengusan binatang yang Lancelot yakini itu pasti hewan liar, entah darimana asalnya yang terpenting ia harus waspada. Baru beberapa detik ia termenung, dari semak muncullah seekor mahluk seperti anak naga atau dragon berwarna merah. Walaupun anaknya tapi ukurannya lebih besar dibandingkan Lancelot yang masih berusia 10 tahun saat ini.

Ini tidak baik--

[BERSAMBUNG]


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[✓]LancelotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang