23. Khawatir

996 93 22
                                    

"Tanpa sadar kita sama-sama saling memperhatikan walaupun nyatanya kaku untuk ditunjukkan."

~~~

Kini dikamar Devaro hanya menyisakan dirinya dan Ryehanna karena sudah ia pikir pasti ini ide jahil para sahabatnya itu agar ia semakin dekat untuk meluluhkan hati gadis dingin itu.

Walaupun keadaannya masih dalam tahap pemulihan karena kecelakaan kemarin tapi tetap saja ia sangat beruntung memiliki sahabat yang bisa dalam segala hal untuk membuat dirinya bahagia.

Keluarlah Devaro dari kamar mandi sehabis mencuci mukanya karena tadi ia tidur dari semalem dan baru bangun siang hari tadi pas kedatangan para sahabatnya.

Dilihatlah Ryehanna berdiri didepan jendela sambil menatap indahnya langit dengan nikmat rambutnya yang bewarna coklat tersapu oleh angin di siang bolong seperti sekarang.

Lalu Devaro ikut berdiri disebelah gadis itu sambil menatap lurus ke arah depan. "Princess suka langit yah?"

"Beautiful." hanya satu kata yang keluar dari mulut gadis itu dengan menampilkan senyuman tipisnya.

"Sebenarnya seluruh yang ada didunia ini itu indah tapi hanya orang tertentu saja yang dapat merasakannya." ujar Devaro menarik napasnya perlahan lalu membuangnya

"Orang ga bersyukur?" tanya Ryehanna

Devaro mengangguk mantap. "Iya cuman orang yang ga bersyukur yang ga bisa ngeliat betapa indahnya bumi ini."

Hanya balasan deheman yang keluar dari mulut gadis itu dan kini dua insan tersebut tidak mengeluarkan sepatah kata lagi lalu hanya terpaku memandang indahnya kota Jakarta yang kini memamerkan langit biru indahnyadari jendela besar di kamar Devaro.

"Oh iya buah ini beneran lo yang ngasih?" kemudian Devaro berjalan menuju nakas yang diatasnya terdapat sebungkus buah-buahan yang diplastiki

Ryehanna menoleh kearah sebungkus buah yang ditunjuk Devaro tersebut. "Aleyssa beli."

"Kalo dari Princess mah pasti gue seneng banget." Devaro memerhatikan sebungkus buah-buahan tersebut dengan senyum mirisnya

Tidak menghiraukan ucapan halu dari mulut cowok tersebut, Ryehanna beranjak berjalan keluar kamar Devaro bertujuan untuk mengambil sesuatu.

"Yah gue ditinggal sendiri." rutuk Devaro yang segera membaringkan badannya diatas kasur

Memikirkan sikap Ryehanna memang bikin bingung, pikiran maupun tingkah laku gadis itu sangat sulit untuk ditebak tapi tidak membuat Devaro menyerah begitu saja.

Devaro memang belum tahu dan secepatnya akan segera tahu tentang masa lalu Ryehanna yang membuat sifatnya menjadi seperti ini, ia berjanji kepada dirinya sendiri untuk bisa membuat gadis itu tidak terpuruk lagi akan masa lalunya dan membuat sifat cerianya kembali lagi.

Benar, memikirkan gadis itu tidak ada ujungnya. Selalu saja terhanyut-hanyut dalam pikiran Devaro saat ini.

Hingga Ryehanna kembali masuk kedalam kamar lalu segera menghampiri Devaro yang masih setia rebahan diatas kasurnya.

Ryehanna duduk diatas kursi sebelah kasur dan segera membuka bungkusan plastik buah-buahan itu lalu mengambil beberapa buah apel dan pisang diletakkannya dipiring yang ia ambil tadi.

"Eh dipikir Princess ninggalin gue tadi." ucap Devaro beranjak bangun karena melihat cewek disampingnya ini sedang mengiris buah-buahan dengan pisau kecilnya.

"Nih." Ryehanna menyodorkan piring yang sudah berisi irisan apel dan pisang

Diterimanya oleh Devaro piring tersebut dan menyuapkan beberapa apel maupun pisang bergantian masuk kedalam mulutnya. "Masih seger, mau gak?"

Princess Ice [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang