34.Mencoba Terbiasa.

68 11 0
                                    


Tolong lah untuk kali ini, Jangan pernah menyebut namanya, Aku sedang berusaha hidup tanpa melibatkan dirinya.

****

"Lah kok si Raga ada di sini?"heran Rasti yang baru sampai di parkiran yang melihat Raga sedang berjalan gontai di koridor.

"Emang kenapa gitu?"heran Tama.

"Ishh lu lupa apa gimana si?"cetus Rasti.

"Santuyy dong Ras, Gue kan cuma nanya."kesal Tama.

"Hari ini kan Yuli ke London, Buat lanjutan pengobatan!!"tegas Rasti.

"Oh gitu."jawab Tama yang membuat Rasti seketika menohokan pandanganya.

"Cuma oh? Anjirr bener-bener."kesal Rasti.

"Lo aja yang nggak tahu kutil!!"sergah Tama."Nih yaa si Raga emang sengaja nggak nganter Yuli, Kan emang semaleman dia nemenin Yuli makanya sekarang nggak ikut."tambah Tama.

"Iya dia semaleman nyerocos di rumah gue."tambah Dimas.

"Hooh sambil mabarr ye nggak!!"ucap Abda keceplosan.

"Anzengg lo!!"kesal Candra.

"Nah kan? Pantesan semalem susah di hubungin, Taunya mabar goblog lu!!"kesal Tiara.

"Yang mabar cuma si Abda sama si Candra kok, Gue enggak."sahut Faraz karena menyadari tatapan Dela yang sudah seperti ingin menerkam mangsa.

"Bodoamat lah Far, Cape gue, Hidup-hidup lo ini kan?"cetus Dela.

"Lahh kan separuh hidup babang milik Dela."keukeuh Faraz yang membuat semuanya langsung mengubah ekspresinya yang seolah-olah ingin muntah.

"Muntah aja sono!!"kesal Faraz.

"Geli gue Far, Malahan pengen nampol lo sekarang juga."kesal Dela.

"Apa lo senyum-senyum hah? So manis anjirr."ucap Indah yang langsung mengalihkan semua pandangan sahabat-sahabatnya padanya.

"Gue kan emang manis Dah."keukeuh Wahdan.

"Manis-manis tai kucing,"kesal Indah." Jadi ini alesan lo yang bilang lagi ngerjain tugas hah?"kesal Indah karna emosinya semalam sudah benar-benar kembali tersulut pagi ini.

"Hah? Kalo soal itu gue nggak ikutan Dah, Gue nggak nyuruh siapapun buat boong."sergah Dimas.

"Anjirr gila lu, Kerja kelompok apanya? Orang kita semaleman di abisin buat dengerin si Raga ngoceh."polos Abda.

"Ajiggg punya sahabat satu gini amatt!!"kesal Candra.

"Udahh lahh, Mending kita ke kelas!!"pekik Lena yang langsung mendiamkan mereka.

Sungguh mood nya pagi ini benar-benar rusak entah apa yang menyebabkanya.

"Yang mau lanjutin bacot diem aja di sini."cetus Razi lalu melangkahkan kakinya untuk menuju kelasnya yang di ikuti oleh Lena.

Begitupun dengan Razi mood nya sama seperti Lena, Karena melihat Lena sedari pagi belum juga menampakan lengkungan bibir seperti biasanya.

Story Old [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang