Eungh
Jaehyun mengerang karena merasakan sakit di sekujur tubuhnya, hal itu membuat Mingyu langsung terbangun dari tidurnya. Matanya berbinar saat melihat jari telunjuk Jaehyun bergerak.
Jaehyun berusaha membuka matanya, pandangannya sangat buram karena efek baru siuman. Ia mengedarkan pandangannya ke brankar yang terletak disampingnya.
"Ap.. pa, " Ucapnya dengan terbata-bata.
Ia langsung bangun dari tidurnya, entah kenapa kepalanya terasa sangat pusing. Mingyu hendak menahannya, tetapi tangannya ditepis dengan kasar oleh Jaehyun. Dan benar saja saat ia ingin menghampiri brankar ayahnya, saat ia menglayangkan langkah pertamanya ia terhuyung seperti balita yang baru saja belajar berjalan. Untung saja Mingyu dengan sigap menangkapnya dan membaringkan nya kembali ke atas brankarnya.
"Tenanglah Jae, ayah dan kakakmu tak apa. Mereka hanya butuh waktu untuk istirahat, "
"Gyu, kepalaku sangat sakit, " Jaehyun meremas rambutnya dengan kasar, tentu saja Mingyu tidak tega melihat Jaehyunnya kesakitan seperti itu.
Ia memencet bel yang berada di atas brankar Jaehyun, tak lama kemudian seorang dokter datang dengan ditemani beberapa suster dibelakangnya. Mingyu segera memberikan ruang untuk mereka memeriksa Jaehyun. Setelah diberikan obat ia menjadi sedikit lebih tenang, perlahan ia merasakan sangat lelah sampai akhirnya iya memutuskan untuk tidur.
Setelah Jaehyun tertidur, Mingyu memberikan misi kepada beberapa dari pengawalnya untuk mengawasi Suzy agar mempermudah ia dalam menjalankan misinya malam nanti. Dongwook terbangun dari tidurnya karena sinar mentari yang memang sudah naik ke langit.
"Mingyu? "
Mingyu menghampiri Dongwook dan membantunya untuk duduk, yang dibantu menyerengit akibat pusing dikepalanya. Setelah sepenuhnya sadar Dongwook langsung menyadari bahwa ia tak sendiri di kamar ini.
"Jaehyunie kenapa?" Tanya Dongwook dengan penuh kekhawatiran.
"Ia terkena racun, lumayan buruk efeknya tetapi appa tenang saja ia pasti sembuh, "
"Terima kasih kau selalu ada untuk menjaganya gyu. Appa tidak menyesal menjodohkanmu dengan Jaehyun, " Dongwook mengelus lembut surai Mingyu dengan lembut.
"Itu bukan apa-apa, aku akan terus menjaganya appa, "
Suasana hangat itu harus terbuyarkan karena erangan seseorang yang sedang menggeliat diatas brankarnya. Mingyu menghampirinya dengan sabar ia membantu orang itu untuk duduk di brankarnya.
"Sudah sedikit enakan hyung? "
Doyoung tidak menjawab pertanyaan Mingyu, pandangannya terkunci ke arah brankar adiknya. Dengan spontan ia melepas jarum infus yang bertengger manis di punggung tangan kanannya. Ia turun dari brankarnya, walaupun tak jarang terhuyung ia tetap berjalan kearah brankar adiknya. Mingyu yang tadinya ingin mencegahnya pun ia singkirkan dengan mudah jika itu menyangkut adiknya.
"Uri woojae kau tidak apa-apa kan? " bisiknya dengan lembut sambil mengusap lembut surai adiknya.
Perlahan mata Jaehyun terbuka, ia terbangun dari tidurnya. Mingyu dan Dongwook hanya melihat interaksi keduanya tanpa berniat merusaknya.
"Hyung jika jae menyusul mom dan dad, hyung tidak apa kan? Jae sangat merindukan mom dan dad, "
Mata sayunya itu membuat Doyoung meneteskan airmatanya, ia sangat menyanyangi adiknya ini. Bahkan untuk membayangkan Jaehyun pergi dari sisinya pun ia enggan. Ia benci jika harus melihat adiknya terkulai lemas di ranjang rumah sakit, karena ia takut di saat itu pula adiknya lebih memilih untuk menyerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END]Bad Brother -LTY . JJH
FanfictionSeorang anak lelaki yang sengaja di pisahkan dari keluarganya, kembali setelah memasuki usia remaja. Dengan secercah harapan, ia ingin keluarganya mengakui kehadirannya, terutama kakak pertamanya. Tapi siapa sangka takdir mempermainkannya. Dengan se...