Prolog

11 0 0
                                    

Duduk sambil menikmati teh hangat dan indah nya sang surya yangg mulai tenggelam dialah Arisyila farzana Gadis yang baru saja menginjak usia 17tahun. Gadis yang sangat murah hati, mudah bergaul dan sangat periang membuatnya dengan mudah memiliki banyak teman yang baik pula terhadap dirinya.
     
    Memiliki sifat terlalu percaya diri tinggi membuatnya sering gagal dalam sebuah pengharapan, tapi ia tidak pernah merasa takut dengan sebuah kegagalan yang sering terjadi, menurutnya terpuruk dalam kegagalan tidaklah baik, sehingga ia selalu bangkit dan bangkit untuk mencapai sebuah pengharapan yang ia inginkan.
      Kehangatan keluarga yang sudah lama tidak dirasakan zana semenjak satu tahun lalu, hanya pertengkaran orang tuanya yang sering ia dengar , dan itu sudah menjadi suatu kebiasaan baginya. Akhir dari semua permasalahan itu adalah perpisahan. Zana yang tidak mampu menahan tangis hanya bisa terdiam dan meratapi kehancuran didadanya.
Pada saat itu zana berubah menjadi gadis yang pendiam, hanya beningan cairan yang menemaninya setiap saat.
    Tanpa putus asa kakak zana selalu mendukung zana untuk bangkit melawan tangis ini, sehingga membuat ia sadar ia tidak boleh terbuai dalam suasana seperti ini ia harus bangkit melawan rintangan semuanya.
    Zana pandai menyembunyikan rasa, ia menjadi anak yang jauh lebih riang agar semua terobati, ketegaran hatinya membuat orang yang belum mengenalnya bakal mengira semua tampak baik baik saja.
  
 

  Persidangan itu, semua jadi tampak jauh berbeda, ia harus memilih dan kehilangan sosok yang dicintainya.
   tapi zana tidak mau memilih diantara mereka, menurutnya mereka cinta dalam hidupnya.
ayahnyaa terpaksa kerja diluar kota, sedangkan ibunya memilih pergi dari rumah, kakak nya juga dipindahkan bekerja diluar kota, Ia tinggal sendiri.
  Sepi dan tangis sudah menjadi temannya, semua harus ia lalui  semua harus bisa baik baik saja.

2 bulan telah berlalu

Bulan ramadhan yang sangat dinanti semua orang akan menjadi hari terbahagia untuk semua umat Muslim, menikmati bulan yang penuh keceriaan, berkumpul bersama keluarga, tapi berbeda bagi zana.
  Ia harus lalui sendiri, menikmati sendiri. Akan ada kebahagiaan selepas ini entah itu kapan. Menurutnya bahagia itu belum sempat saja singgah untuk dirinya, tapi bukan berarti tidak adakan? itu sebuah prinsip ketegaran bagi dirinya.

Sebulan berlalu

indahnya syahdu takbir yang dikumandangkan, iaa kembali berkumpul bersama keluarga, tanpa ibunya. Entah kebahagiaan atau kesedihan pun zana tidak tau, semua jauh berbeda.
  Dengan kesabaran dan ketangguhan zana ia bisa melawan semua rintangan yang allah berikan kepadanya, ia percaya allah maha adil menentukan takdir yang akan ia berikan kepada umatnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta dalam Do'aTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang