Di sebuah hutan rimbun yang masih asri. Berbagai satwa dan tumbuhan ada didalamnya. Terdapat sekelompok anak kelinci, ayam, dan bebek yang sedang bermain di pinggir sungai.
"Ayoo mulai bermain," ucap anak Ayam.
"Ayooo!!" ucap yang lainnya serentak.
Setelah puas bermain, mereka akhirnya pulang ke rumahnya masing-masing.
Saat tiba di rumah, salah satu anak ayam itu tidak menemukan ibunya. Akhirnya, anak ayam malang bernama Piyi itu segera mencari ibunya. Ia terpisah dari ibunya karena ia sendiri yang terlalu asik bermain, hingga lupa izin ke ibunya.
"Pyi ... Pyii ..." suara Piyi sedih.
Ibu kemana perginya engkau? Batin Piyi takut.
Tiba-tiba saat piyi memasuki hutan, ia dikejutkan oleh gerakan aneh dari dalam semak-semak, kemudian terdengar suara ranting pohon retak, seperti ada yang menginjak.
Piyi yang penasaran pun akhirnya mendekati walau sedikit ragu.
"Siapa disana?" tanya Piyi was-was.
Tidak ada sahutan dari semsk-semak itu. Namun terdengar semakin jelas suara aneh itu. Saat piyi ingin menyingkap semak itu, ia sudah terkejut terlebih dahulu.
Ternyata didalam semak itu ada seekor serigala yang sedang mencari makanannya.
"Ohh tidak! Kamu mengejutkanku tuan serigala," ucap Piyi polos.
Serigala melihat anak ayam yang sedang sendirian itu menyeringai dalam hati.
"Maafkan aku anak ayam lucu. Aku tidak bermaksud mengagetkanmu," jawab serigala ramah.
"Yasudah tidak apa. Tuan sedang apa didalam sana?"
"Ohh itu ... Aku sedang mencari barang temanku yang tertinggal di semak itu," bohong Serigala.
"Baiklah. Semoga cepat ketemu ya tuan," ucap Piyi sembari melanjutkan kembali perjalanannya.
Serigala yang melihat Piyi pergi pun akhirnya mengikutinya dari belakang.
"Kamu mau kemana? Disana banyak hewan buas loh," ucap Serigala menakuti Piyi.
"Sebenarnya aku sedang mencari ibuku yang entah kemana," jawab Piyi sedih.
"Memangnya ibumu tidak memberitahu kalau ia mau kemana?"
"Tidak. Soalnya aku tadi bermain dengan teman-temanku tanpa pamit pada ibu."
"Sebenarnya tadi aku juga melihat seekor induk ayam yang sedang mencari anaknya di dekat pohon besar didalam hutan sana. Mungkin itu ibumu?" pikir Serigala.
"Benarkah tuan?" jawab Piyi penuh harap.
"Iyaa benar."
"Bolehkah tuan menemaniku? Karena aku takut masuk sendirian."
"Yasudah, ayo kita cari ibumu itu."
Mendengar itu Piyi pun senang, "Tuan Serigala berniat membantuku? Benarkah?" ucap Piyi terlalu senang. Padahal sebelumnya ia belum pernah ketemu tuan serigala itu.
"Iyaa, aku akan membantumu anak ayam lucu."
"Panggil aku Piyi aja, tuan."
"Hahaha ... Namamu lucu sekali," ucap Serigala sembari tertawa.
Di tengah perjalanan Piyi dan Serigala bertemu dengan induk Angsa yang sedang berjalan dengan anaknya. Mereka terlihat cemas saat melihat Piyi bersama Serigala itu.
"Heii Piyi! Kau mau kemana dengan Serigala itu?" tanya Bu Angsa khawatir.
"Aku sedang mencari ibuku, Bu Angsa," jawab Piyi lugu.
"Saranku kalau kau ingin mencari ibumu, jangan dengan Serigala itu deh."
"Memangnya kenapa, Bu Angsa? Tuan Serigala itu baik kok," bela Piyi.
"Kau tidak mengenal dia kan?"
"Iya sih. Tetapi hanya dia yang bisa lindungin aku ke hutan ini, Bu Angsa."
"Yaudah pokoknya kamu hati-hati saja, Piy," sela anak Angsa memperingati Piyi.
"Okee. Terimakasih Bu Angsa dan anakmu," akhir Piyi. Kemudian melanjutkan kembali perjalanannya bersama Serigala.
Saat sudah berada di pohon besar yang di maksud Serigala tadi, Piyi juga tidak menemukan ibunya disana.
"Ibuku tidak ada disini tuan," tanya Piyi sembari mencari kesana kemari.
"Sungguh, tadi aku melihatnya disini," sanggak Serigala.
"Tetapi dimana?! Disini tidak ada!" ucap Piyi matanya mulai berkaca-kaca.
"Tenang Piy. Kamu istirahat disini dulu, biar aku cari minum untukmu,"
Pohon besar itu ternyata rumah sang serigala. Dan sekarang serigala itu mulai lapar, ia berniat menyantap anak ayam itu dan ia pun segera meracik bahan-bahan untuk makan siangnya. Mulai dari menyiapkan kompor, pisau tajam, panci yang sudah terisi penuh air panas dan sayuran.
Saat semuanya telah siap, serigala itu pun kembali ke Piyi sembari membawa minuman.
"Nih, ambillah," tawar Serigala.
Piyi yang kelelahan itupun langsung menerima minuman tersebut. "Terimakasih tuan," jawab Piyi setelahnya.
Tiba-tiba terlihat dari arah depan ibunya yang tengah ia cari, bersama kawanan induk ayam lainnya. Mereka berlari menuju Piyi yang hendak meminum minuman dari Serigala.
"Stopppppp!! Jangan diminum nak," sergah Ibu Piyi. Dan segera menyingkirkan minuman tersebut.
"Ibuuuuuu! Kemana saja, aku mencarimu," tanya Piyi dengan hati yang gembira dan lega.
"Ibu juga dari tadi mencarimu, Piyi! Dari mana saja kamu!" ucap Bu Piyi meninggi.
"Maafkan aku bu, tadi aku bermain," jawab Piyi menunduk.
"Lalu kenapa kamu sekarang bersama Serigala itu?" tanya Bu Piyi khawatir.
"Tuan Serigala itu baik bu, dia menolong aku, hingga menemaniku ke hutan ini."
"Kamu tidak kenal dia nak. Dia itu serigala jahat yang sedang lapar," cerca Bu Piyi. Piyi yang mendengar itu pun terkejut.
Piyi melihat ke Serigala yang sedang gelagapan. "Tapi dia tidak berbuat macam-macam kepadaku, bu." sanggah Piyi tidak percaya.
"Nak, dengarkan. Ibu tahu karena ibu dulu sering ke hutan ini. Dan dulu ibu pernah menjadi incaran serigala itu, sama sepertimu," ungkap ibu Piyi.
"Benar Piy. Apa yang dikatakan ibumu semuanya benar. Kami juga pernah menjadi incaran serigala itu," bela induk ayam lainnya.
"Maaf aku tidak tahu bu. Aku janji tidak akan mengulanginya lagi dan tidak akan membuat ibu khawatir lagi," ucap Piyi penuh penyesalan.
Serigala yang sendari tadi hanya mendengarkan itu pun segera berlari kedalam hutan belantara. Karena takut dihakimi oleh para ayam. "Sial! Tidak bisa makan enak," umpat Serigala itu.
-Tamat-
Terimakasih🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
CERNAK DAY
RandomCerita kali ini berbeda, ini bukanlah cerita fiksi, horor, non-fiksi, thrailler, ataupun yang lainnya. Bukan juga cerita bad boy, bad girl, ataupun pyshicopat. Tetapi cerita ini adalah sebuah cerita anak yang menyenangkan. Beberapa cerita anak terba...