PROLOG

4K 365 56
                                    

🍩🍩🍩

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍩🍩🍩

Seorang wanita paruh baya berjalan masuk kesebuah kamar bernuansa biru. Wanita itu berjalan kearah jendela yang masih tertutup rapat oleh gorden. Ia segara menyeka gorden itu sehingga menyebabkan sinar cahaya matahari masuk tanpa permisi, membuat seorang gadis yang sedang terlelap di atas kasur yang empuk terbangun dengan mata yang sedikit menyipit.

Gadis itu berdecak malas, "Bunda, jendelanya tutup lagi! Aku masih ngantuk," titahnya lalu menutupi semua tubuhnya dengan selimut, berniat untuk tidur lagi.

Wanita yang dipanggil Bunda itu berdecak. "Nggak ada masih ngantuk. Sekarang bangun!" ujarnya dengan menarik kasar selimut putrinya.

"Ayo bangun ayo! Nanti kamu telat sekolahnya loh."

Gadis itu menghela napas malas, mau tak mau iya bangun dan berjalan menuju kamar mandi dengan gontai. Jika tidak, pasti Bundanya akan terus melontarkan kalimat-kalimat yang membuat kupingnya terasa sangat panas.

🍩🍩🍩

"Tina! Cepat turun makan dulu!" pekik wanita paruh baya itu sambil menyiapkan makanan untuk putrinya.

Tak lama seorang gadis dengan segaragam sekolah turun. "Ayah. Bunda bawel deh, cerewet banget," adunya pada sang Ayah seraya menaruh tasnya di kursi kosong.

Pria itu terkekeh pelan, "Bunda begitu juka kan karena sayang sama kamu."

"Terus sekarang Bunda mana?" tanyanya kala tak melihat sosok wanita paruh baya itu.

"Itu lagi di dapur." jawab sang Ayah seraya menunjuk kehadiran istrinya dengan dagu.

Gadis itu menghela napas, "Bunda ayo makan. Tina tunggu loh, Bun. Cepetann!"

"Iya-iya sabar dong," ujar Lila saat sampai di meja makan dengan dua hidangan di kedua tangannya.

"Yuk makan," ajak Bima 'Ayah Tina' setelah Lila duduk di kursinya.

Sekarang hanya dentingan piring dan sendok yang terdengar, mereka masih fokus kepada sarapannya masing-masing. Sebelum akhirnya si gadis cantik itu menyelesaikan sarapannya terlebih dahulu.

"Aku udah selesai sarapannya. Kalo gitu, aku langsung berangkat ya Yah, Bun." pamitnya menyalimi punggung tangan kedua orang tuanya lalu berlari kecil keluar rumah.

🍩🍩🍩

Beberapa kilometer menuju gerbang sekolah, seorang pria tampan dengan sepeda ontel bututnya tengah menggoes dengan kringat yang bercucuran dari dahinya.

Ya, pria itu pergi ke Sekolah hanya dengan mengandalkan sepada ontel dan tenaganya untuk mengayuh agar sampai ke Sekolah tepat waktu. Ia ingin menggunakan sepeda motor seperti yang lainnya, namun ia sadar bahwa uang yang ia punya tak cukup untuk membeli itu. Keinginan hanyalah keinginan, walau begitu ia bersyukur karena masih diberi alat tranfortasi meski hanya sepeda itu.

Malam tadi hujan sangat deras, membuat beberapa air menggenang disetiap jalan.

Sebuah mobil sport berwarna pink dengan atap yang terbuka melaju dengan cepat dan membuat percikan air yang menggenang itu membasahi seragam pria yang sedang mengayuh sepeda ontelnya.

Seketika pria itu berhenti, dan menunduk melihat apakah seragamnya kotor atau tidak. Ia menghela napas lega saat menyadari bahwa seragamnya hanya basah dan tidak ada noda kotor disana.

Ia tidak dendam, ia tidak marah. Mungkin orang itu tidak sengaja, toh tidak kotor juga. Kalo masalah basah, nanti juga akan kering pas upacara nanti. Pikirnya begitu.

🍩🍩🍩

"Hai Arga." sapa Tina saat melihat Arga masuk kedalam kelas.

"Loh, Ar. Lo ke hujanan dimana? Kok seragamnya basah?" tanya Salma saat menyadari bahwa seragam yang dikenakan cowok itu basah.

Ya, Pria tampan dengan sepeda ontel itu bernama Arga, lebih tepatnya Arga Attama Bakhtiar. Cowo tampan, dengan otak yang cerdas membuatnya mendapatkan beasiswa dan masuk ke SMA favorit yaitu SMA ANGKASA.

Tina seolah-olah kaget setelah mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut sahabatnya itu, lalu ia maju menghampiri Arga.

"Ups, sorry ya Ar, kayanya baju lo basah karena kena cipratan mobil gue ya?" tanyanya dengan wajah pura-pura merasa bersalah, "abis lo dan sepeda butut lo itu bikin mata gue sakit liatnya." lanjutnya dengan etengnya.

Arga yang mendengar itu hanya menghela napas lalu tersenyum tipis. Ia tidak sakit hati, toh benar bukan jika sepedanya itu butut?

"Gak apa-apa, seragam saya juga nggak kotor, cuma basah dikit aja," setelah mengatakan itu ia berjalan ke arah mejanya dan menaruh tasnya lalu mengambil topi dan berjalan keluar kelas untuk baris karena upacara akan segera dimulai.

Gadis itu Tina lebih tepatnya adalah Tina Claudiana Amelia. Gadis cantik yang dilahirkan dari keluarga kaya raya, membuatnya bebas mau bersekolah dimana saja dengan kapasitas otak yang pas-pasan. Namun kekurangan itu tidak membuat orang tuanya kecewa, ia justru bersyukur karena putri mereka masih mau berkerja keras untuk belajar lebih giat.

🍩🍩🍩

Cukup?

Suka?

Jangan lupa vote, comment and rekomendasiin ke temen-temen kalian ya.

Tina

ARGA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ARGA

ARGA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.































Next? Spam coba.

See you papay gaiss♡

ARGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang